Mohon tunggu...
Sayekti Murti Utami
Sayekti Murti Utami Mohon Tunggu... Penulis - Tulis dan lukis

Lemonade

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jam Tua

3 Agustus 2020   16:55 Diperbarui: 3 Agustus 2020   17:09 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memberi isyarat eksistensi

Namun siapa peduli? Orang-orang menganggapnya sebagai pengganggu mimpi

Tak ada yang sudi mendengarnya berbunyi

Begitulah keadaannya kini, tak ada yang mengasihi

Begitu terus, setiap detik menjelma jadi ratusan hari

Jarum jam terus berputar, wajahnya makin usang 

Sampai tiba di suatu sore, jam tua tak lagi mampu menghitung masa

Ia mati dalam kubangan putus asa

Setelah berhari-hari mati

Barulah orang menengoknya lagi

Untuk terakhir kali, sebelum hidup lagi, untuk kembali terbengkalai

Begitulah nasib jam tua, esok, entah sampai kapan, terus sendiri

Tiada yang peduli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun