Beberapa studi menunjukkan bahwa hujan dapat mengurangi polutan udara hingga 30%, terutama setelah hujan yang sangat lebat.
Udara yang kita hirup setiap hari tidak selalu bersih. Polusi udara dari asap kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran lainnya bisa menyelimuti kota-kota besar dan mengganggu kesehatan. Tapi untungnya, alam sudah menyediakan sistem pembersih udara alami yang ampuh - hujan.
Baca juga: Aroma khas Tanah saat hujan
Bagaimana Hujan Membersihkan Udara?
Hujan bekerja seperti filter raksasa yang membersihkan berbagai macam polutan di udara. Proses pembersihan ini melibatkan dua mekanisme utama:
Penjeratan (Scavenging): Ketika uap air naik ke atmosfer dan mengembun menjadi awan, titik-titik air ini berinteraksi dengan debu, asap, dan partikel polutan lainnya di udara. Partikel-partikel ini menempel pada permukaan tetesan air, semakin besar dan berat.
Bagaimana Penjeratan Terjadi?
Bayangkan debu dan asap di udara sebagai partikel kecil seperti bola bekel. Ketika uap air naik ke atmosfer dan mengembun menjadi awan, titik-titik air ini berinteraksi dengan partikel polutan di udara.
- Tetesan air hujan terbentuk:Â Uap air mengembun menjadi tetesan air hujan dengan berbagai ukuran.
- Permukaan tetesan air hujan:Â Permukaan tetesan air hujan memiliki daya tarik elektrostatis yang dapat menarik partikel polutan di udara.
- Penjeratan partikel polutan:Â Partikel polutan seperti debu, asap, dan serbuk sari menempel pada permukaan tetesan air hujan.
- Tetesan air hujan jatuh:Â Tetesan air hujan yang membawa partikel polutan jatuh ke bumi bersama air hujan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjeratan
- Ukuran tetesan air hujan:Â Tetesan air hujan yang lebih besar memiliki permukaan yang lebih luas, sehingga lebih banyak partikel polutan yang dapat terjerat.
- Jenis partikel polutan:Â Partikel polutan yang lebih besar dan bermuatan lebih mudah terjerat oleh tetesan air hujan.
- Durasi kontak: Semakin lama partikel polutan bersentuhan dengan tetesan air hujan, semakin besar kemungkinan partikel tersebut terjerat.
Pengenceran (Dilution): Hujan yang turun seperti guyuran air deras membantu "mencairkan" konsentrasi polutan di udara. Partikel polutan yang sebelumnya terkonsentrasi, terbawa oleh aliran air hujan dan jatuh ke bumi.
Bayangkan polusi udara sebagai tinta yang dicampurkan dengan air dalam gelas. Semakin banyak air yang ditambahkan, semakin encer warna tinta dan semakin berkurang konsentrasinya. Hal yang sama terjadi pada polusi udara saat hujan turun.
- Air hujan turun:Â Air hujan yang turun seperti guyuran deras membawa partikel polutan yang menempel pada permukaan tetesan air.
- Pencampuran:Â Air hujan bercampur dengan udara di sekitarnya, termasuk udara yang mengandung polutan.
- Konsentrasi polutan berkurang: Saat air hujan bercampur dengan udara, konsentrasi polutan di udara semakin berkurang. Polutan yang tadinya terkonsentrasi di area tertentu, terdistribusi ke area yang lebih luas.
Seberapa Efektif Hujan Membersihkan Udara?
Efektivitas hujan dalam membersihkan udara bergantung pada beberapa faktor:
- Intensitas Hujan:Â Hujan lebat dan deras tentu lebih efektif membersihkan udara dibandingkan gerimis. Hujan deras mampu membawa partikel polutan yang lebih besar dan berat.
- Jenis Polutan:Â Hujan lebih efektif membersihkan partikel polutan berukuran besar seperti debu dan serbuk sari. Sementara itu, partikel polutan yang sangat kecil seperti PM2.5 (partikel berdiameter 2.5 mikron atau kurang) mungkin tidak tersapu seluruhnya.
- Durasi Hujan:Â Semakin lama hujan turun, semakin lama pula durasi pembersihan udara berlangsung. Hujan yang singkat mungkin hanya memberikan dampak pembersihan yang minimal.
Dampak Positif Hujan di Udara
Hujan yang membersihkan udara tentu memberikan dampak positif bagi kesehatan kita. Dengan berkurangnya polusi udara, risiko gangguan pernapasan, alergi, dan penyakit lainnya pun berkurang. Selain itu, udara yang lebih bersih juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan membuat kita merasa lebih segar.
