Mohon tunggu...
asfar mahbub
asfar mahbub Mohon Tunggu... Wiraswasta - influencer

seorang santri, NU tulen, sedang membangun masyarakat lewat Madin dan TPQ

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hujan Ternyata Merupakan Mesin Cuci

23 April 2024   18:10 Diperbarui: 23 April 2024   18:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Close Up Photography of Water Flow · Free Stock Photo (pexels.com) 

Beberapa studi menunjukkan bahwa hujan dapat mengurangi polutan udara hingga 30%, terutama setelah hujan yang sangat lebat.

Udara yang kita hirup setiap hari tidak selalu bersih. Polusi udara dari asap kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran lainnya bisa menyelimuti kota-kota besar dan mengganggu kesehatan. Tapi untungnya, alam sudah menyediakan sistem pembersih udara alami yang ampuh - hujan.

Bagaimana Hujan Membersihkan Udara?

Hujan bekerja seperti filter raksasa yang membersihkan berbagai macam polutan di udara. Proses pembersihan ini melibatkan dua mekanisme utama:

  1. Penjeratan (Scavenging): Ketika uap air naik ke atmosfer dan mengembun menjadi awan, titik-titik air ini berinteraksi dengan debu, asap, dan partikel polutan lainnya di udara. Partikel-partikel ini menempel pada permukaan tetesan air, semakin besar dan berat.

Bagaimana Penjeratan Terjadi?
Bayangkan debu dan asap di udara sebagai partikel kecil seperti bola bekel. Ketika uap air naik ke atmosfer dan mengembun menjadi awan, titik-titik air ini berinteraksi dengan partikel polutan di udara.

  1. Tetesan air hujan terbentuk: Uap air mengembun menjadi tetesan air hujan dengan berbagai ukuran.
  2. Permukaan tetesan air hujan: Permukaan tetesan air hujan memiliki daya tarik elektrostatis yang dapat menarik partikel polutan di udara.
  3. Penjeratan partikel polutan: Partikel polutan seperti debu, asap, dan serbuk sari menempel pada permukaan tetesan air hujan.
  4. Tetesan air hujan jatuh: Tetesan air hujan yang membawa partikel polutan jatuh ke bumi bersama air hujan.
  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjeratan

    • Ukuran tetesan air hujan: Tetesan air hujan yang lebih besar memiliki permukaan yang lebih luas, sehingga lebih banyak partikel polutan yang dapat terjerat.
    • Jenis partikel polutan: Partikel polutan yang lebih besar dan bermuatan lebih mudah terjerat oleh tetesan air hujan.
    • Durasi kontak: Semakin lama partikel polutan bersentuhan dengan tetesan air hujan, semakin besar kemungkinan partikel tersebut terjerat.
  2. Pengenceran (Dilution): Hujan yang turun seperti guyuran air deras membantu "mencairkan" konsentrasi polutan di udara. Partikel polutan yang sebelumnya terkonsentrasi, terbawa oleh aliran air hujan dan jatuh ke bumi.

    Bayangkan polusi udara sebagai tinta yang dicampurkan dengan air dalam gelas. Semakin banyak air yang ditambahkan, semakin encer warna tinta dan semakin berkurang konsentrasinya. Hal yang sama terjadi pada polusi udara saat hujan turun.

    1. Air hujan turun: Air hujan yang turun seperti guyuran deras membawa partikel polutan yang menempel pada permukaan tetesan air.
    2. Pencampuran: Air hujan bercampur dengan udara di sekitarnya, termasuk udara yang mengandung polutan.
    3. Konsentrasi polutan berkurang: Saat air hujan bercampur dengan udara, konsentrasi polutan di udara semakin berkurang. Polutan yang tadinya terkonsentrasi di area tertentu, terdistribusi ke area yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun