Tanpa disadari, masyarakat pada masa kini telah cukup lama menggunakan produk keuangan. Sebagai contoh yang  dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah pemakaian pulsa pra-bayar telepon selular (HP). Sebagian kalangan masyarakat telah menggunakan pelayanan pulsa telepon selular sebelum tahun 2000, berarti sudah lebih dari 20 tahun salah satu produk keuangan dalam bentuk pulsa pra-bayar telepon selular digunakan dalam kegiatan sehari-hari.Â
Bahkan sekarang beberapa produk keuangan merupakan produk wajib dalam aktifitas sehari-hari. Misalkan pembayaran transportasi bus transjakarta harus menggunakan kartu elektronik. Penumpang tidak bisa masuk halte bila tidak menempelkan (Tap) kartu elektronik yang telah berisi saldo uang yang mencukupi untuk membayar tarif yang berlaku.Â
Untunglah dipintu masuk halte tersedia loket layanan untuk mengisi (membeli) saldo kartu elektronik. Namun bagaimana bila loket layanan mengisi saldo kartu uang elektronik tidak tersedia? misalkan di beberapa pintu Tol jalan bebas hambatan tidak tersedia loket layanan ini. Tampaknya perubahan pembayaran tunai menjadi pembayaran elektronik membutuhkan penyesuaian perilaku konsumen.Â
Kadang terjadi problem umum seperti ketinggalan kartu atau kehilangan kartu. Sebagai contoh di stasiun kereta communter, saya pernah melihat seorang anak belasan tahun dikelilingi oleh keluarganya sedang membongkar tasnya dengan panik, barangkali mencari kartunya yang terselip atau hilang. Saya dengar petugas stasiun menyarankan mereka untuk membeli kartu baru.Â
Kartu uang elektronik juga dapat digunakan membayar transaksi di toko swalayan tertentu yang telah memiliki jaringan dengan produk keuangan. Dengan demikian satu kartu uang elektronik dapat digunakan untuk pembayaran berbagai kegiatan sehari-hari seperti transportasi dan berbelanja. Â
Produk keuangan kadang berdampak langsung pada kegiatan sehari-hari di rumah, misalkan listrik pra-bayar yang dikenal sebagai sistem ‘Token listrik’. Bila saldo daya listrik (kwh) pada perangkat sudah habis maka listrik mati seketika. Tentunya cukup merepotkan apabila sedang memakai listrik untuk bekerja, memasak, dan lainnya, atau terjadi dimalam hari.Â
Beberapa bank telah menyediakan fasililitas ‘mobile banking’ mencakup pula transaksi pembelian isi ulang ‘Token listrik’. Dalam hal ini pelanggan harus siap dengan peralatan ‘mobile’ khususnya HP. Jangan lupa bahwa bermacam fasilitas perbankan juga memberlakukan biaya administrasi.Â
Produk keuangan tidak hanya tersedia dalam bentuk kartu uang elektronik. Perbankan dan jasa keuangan juga menerbitkan produk keuangan. Tersedia produk asuransi kesehatan yang menyertakan program investasi, sehingga nasabah terutama yang dalam periode waktu tertentu tidak pernah mengajukan ‘claim’ penggantian biaya perawatan kesehatan. Maka nasabah tidak kehilangan uang iuran ‘premi’ yang telah disetorkan setiap bulan, bahkan nasabah bisa memperoleh hasil investasi. Konsumen atau nasabah perlu mempelajari apakah di lingkungan kota atau kabupaten tempat tinggal tersedia fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan produk asuransi kesehatan tersebut. Produk jasa keuangan lainnya antara lain asuransi kendaraan dari kerusakan atau kehilangan, asuransi rumah dari bencana alam atau kebakaran.Â
Pemerintah juga menerbitkan produk keuangan, yaitu beberapa macam ‘Surat Berharga Negara’ (SBN) yang menetapkan jumlah pembayaran, cara pembayaran dan waktu pembayaran dalam periode satu tahun, misalkan per bulan atau per tiga bulan atau per enam bulan atau per tahun di saat jatuh tempo. Â
Dari beberapa contoh tersebut, dapat dipahami bahwa nasabah, pelanggan, konsumen membayarkan sejumlah uang sebelum memanfaatkan layanan yang tersedia, seperti telepon selular, transportasi kereta commuter, transportasi transjakarta, sarana listrik, hasil investasi asuransi.Â
Pembayaran produk keuangan diterima oleh Perusahaan Negara atau swasta, Perbankan, Pemerintah, dimana dana yang terhimpun dimanfaatkan untuk biaya pembangunan yang sedang berjalan. Dengan demikian konsumen, nasabah telah ikut berperan serta dalam upaya ketersediaan dana pembangunan nasional, ikut berperan menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, sehingga Makroprudensial Aman Terjaga.Â
Dari beberapa uraian ini, tampak bahwa pemakaian produk keuangan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan individu, lokasi tempat tinggal dan kegiatan sehari-hari. Beberapa pertanyaan mendasar yang sering timbul sehubungan dengan produk keuangan antara lain, apakah masyarakat diperkotaan atau dipedesaan pada umumnya siap menggunakan berbagai produk keuangan seperti sistem pembayaran menggunakan uang elektronik?Â
Misalkan individu dan keluarga yang tinggal di pedesaan, bekerja dan bersekolah dengan berkendaraan sepeda atau motor, dan  berbelanja di pasar tradisional, maka tampaknya mereka merasa kurang membutuhkan berbagai kartu dan saldo uang elektronik dalam kegiatan sehari-hari. Barangkali mereka merasa lebih membutuhkan saldo pulsa telepon selular untuk berkomunikasi dengan kerabat yang tinggal berjauhan kota, kabupaten atau provinsi. Karena itu sebagai konsumen dan nasabah, marilah kita Manfaatkan Produk Keuangan dengan bijak dan Pintar.Â
Hal apa yang perlu diperhatian, bagimana upaya PINTAR agar mendapat manfaat produk keuangan?Â
Pelajari sebelum memilih (membeli) produk keuangan, bagaimana penggunaan produk secara efisien, pilih sesuai kebutuhan, pahami kemungkinan hambatan yang bisa terjadi dalam kegiatan sehari-hari, atau konsekuensi antara lain tambahan biaya administrasi, atau diperlukan prosedur pendaftaran ulang.Â
Ingatlah untuk memeriksa, cek berkala saldo uang dalam kartu uang elektronik, dalam HP, dalam peralatan Token listrik. Juga memeriksa tanggal jatuh tempo surat berharga. Sehingga mencegah hambatan dalam kegiatan sehari-hari ataupun tergesa-gesa harus membeli (mengisi ulang) saldo elektronik, saldo Token listrik atau harus segera mengurus administrasi program asuransi.Â
Niat dan kesadaran bahwa menggunakan, memanfaatkan produk keuangan adalah ikut berperan serta dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Kadang diterapkan prinsip subsidi silang pada biaya administrasi, sebagai contoh ada perbedaan biaya administrasi  layanan listrik dengan daya listrik (kwh) yang berbeda.Â
Teliti menyimpan atau membawa peralatan kartu uang elektronik atau HP agar terhindar dari kehilangan kartu uang elektronik atau kehilangan HP, yang berarti kehilangan aset (alat komunikasi HP atau kartu elektronik) dan juga kehilangan saldo uang dalam sistem pulsa selular dan sistem uang elektronik. Teliti pula menyimpan surat berharga atau dokumen kepesertaan program asuransi agar tidak mengalami penundaan bila perlu mengajukan ‘claim’ penggantian biaya.Â
Amati secara teratur peraturan produk keuangan, terutama bila terjadi perubahan prosedur administrasi, perubahan sistem komputer, perubahan tarif, perubahan ketentuan jangka waktu atau tanggal jatuh tempo.Â
Rencanakan penggunaan sejumlah saldo uang elektronik, pulsa HP, Â Token listrik sehingga terhindar dari pemakaian yang boros dan mencegah kerepotan atau ketidak nyamanan karena terputusnya sarana komunikasi, hambatan transportasi atau sarana listrik sehari-hari.Â
Saldo uang elektronik yang berlebihan bisa membuat kecenderungan berbelanja tanpa rencana di toko swalayan yang menerima pembayaran dengan kartu uang elektronik. Saldo pulsa HP yang berlebihan juga bisa mendorong komunikasi terlalu sering untuk pembicaraan yang kurang penting dan bisa ditunda. Â
Dengan menerapkan prinsip PINTAR, maka konsumen dan nasabah baik individu ataupun keluarga, Â bisa memanfaatkan produk keuangan sesuai kebutuhan sehari-hari, kebutuhan dalam periode tertentu ataupun kebutuhan jangka panjang sesuai rencana perkembangan kegiatan produktif, pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan aset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H