Mohon tunggu...
Gin
Gin Mohon Tunggu... Tutor - Pembaca paper akhir pekan

Menulis tentang apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang PPDB di Makassar yang Dianggap Membingungkan

1 Juli 2018   09:11 Diperbarui: 1 Juli 2018   09:56 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada kepuasan ketika berhasil masuk sekolah yang diidamkan (bahasa lainnya bersekolah di sekolah yang diinginkan entah idaman berarti favorit atau tidak), apalagi misalnya ketika sebagian besar motivasi belajar  muncul dari sana. Tak berhasil masuk pun pasti legowo. Setidaknya hal tersebut memiliki dasar yang lebih jelas ketimbang yang diterapkan saat ini, asal tercantum pada pilihan (seolah biar penyelenggara yang menentukan). 

Yang tersisa hanyalah kecurigaan pada daftar peserta yang lulus disekolah tertentu. Bagaimanapun, meskipun label sekolah favorit (dianggap) sudah tidak ada, masing-masing siswa akan tetap memiliki sekolah idaman entah apapun itu alasan dan sebab musabab-nya: kondisi akademik, kultur dan pertemanan, ekstrakurikuler, sampai model gedung dan lokasi yang strategis misalnya. Berikan kesempatan mereka memilih dengan bersaing di jalur akademik ketika domisili tidak memberikan peluang.

Sosialisasi Yang Tidak Efektif

Satu hal yang juga menjadi sumber kebingungan dari sistem baru yang diterapkan adalah sosialisasi yang tidak berjalan baik meskipun kabarnya sudah dilakukan kesekolah-sekolah, masjid sampai RT-RW. Dari perkembangan yang terjadi mudah untuk melihat bahwa sosialisasi tersebut samasekali tidak berhasil sejak banyaknya orang tua siswa yang berdatangan di kantor Disdik Sulsel untuk meminta penjelasan. 

Saya kira masalah juga tidak akan seburuk apa yang terjadi selama beberapa hari ini jika sosialisasi memang berjalan baik. Orang tua akan paham bahwa tahun ini pe-rangking-an memiliki sistem baru, tinggalkan pemahaman masih berlakunya sistem lama. Calon siswa juga akan memperoleh penjelasan, bahwa pihak penyelenggara berhak menentukan dia akan bersekolah dimana nantinya asalkan masih masuk dalam pilihan. Meskipun sulit, para calon siswa mungkin akan tetap berusaha menerima sebab itulah aturan yang berlaku kali ini.

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun