Awalnya kehidupan Rob bersama babinya berlangsung damai hingga suatu ketika, sekawanan pencuri mendatanginya dan menculik babinya.
Demi melihat rekan satu-satunya diculik, Rob pun memutuskan untuk mencari keberadaannya. Tidak peduli apapun. Bahkan walaupun ia harus meninggalkan hutan menuju Portland, kota yang menyimpan “cerita” hidupnya.
Di sinilah, petualangan Rob yang penuh dedikasi mencari cinta babinya dimulai.
Memakai Tagline John Wick agar Plotnya Tidak Terbaca dan Bikin Penasaran
Premis cerita Pig adalah dalang utama mengapa film ini dikatakan mirip dengan franchise John Wick (2014-2019). Sama-sama bergenre thriller, Pig juga menyajikan situasi di mana seorang pria memutuskan untuk mencari dan balas dendam terhadap penculik hewan kesayangan mereka.
Bedanya, pemicu utama John Wick adalah anjingnya, sementara Pig ya sesuai judulnya, yaitu babi.
Mungkin terlihat sama. Namun percayalah bahwa alur keduanya benar-benar berbeda.
Seolah-olah Pig terasa bagai plot twist dan anti-tesis untuk serial John Wick yang berdarah-darah karena harus baku hantam secara brutal dan sadis dengan para musuhnya.
Dengan tanpa meniadakan sensasi menegangkan ala film thriller pada umumnya, bisa dibilang bahwa Pig mungkin versi yang lebih ramah, sopan, dan kalem dibanding film bertema balas dendam yang lain.
Konsepnya terkesan aneh. Rasanya balas dendam terhadap penjahat karena seekor anjing yang diculik jauh lebih masuk akal dan enak didengar ketimbang hanya seekor babi. Saya pun awalnya sedikit apatis dan berkomentar, “Ah. Apa sih ini?”
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, saya justru dengan anehnya “tenggelam” dengan performa film yang digambarkan dengan sangat baik oleh sinematografi maupun akting para pemain.