Dan sebagai platform tulis-menulis, kompasiana akan berusaha menyesuaikan diri dengan tren semacam itu. Kompasiana akan berusaha memaksimalkan algoritma mesin pencari dengan tema-tema yang dinilai akan dicari dan diklik oleh netizen +62 yang random ini. Semakin tinggi trafik dan engagement , maka cuan akan terus mengalir.
Di sinilah standar konten yang bermanfaat tersebut bias dan kabur. Seakan terjebak di lingkaran setan karena perhitungan mesin pencari tergantung dengan interest umum para pembaca satu Indonesia. Mana ada pemilik usaha yang ingin rugi?
Artinya apa, akan selalu ada regenerasi konten dan penulis-penulis baru. Suka atau tidak. Bahkan tidak akan menutup kemungkinan bahwa di masa depan para kompasianer "bayi" seperti saya ini justru akan menghadapi dilema yang sama dengan para kompasianer senior, seputar standarisasi seperti "Dulu, kompasiana itu begini..."
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Menurut saya, beradaptasi. Mencoba untuk mengikuti perubahan zaman literasi bukanlah hal yang buruk.
Saya hanyalah kompasianer bayi yang ketika memasuki medan perang di sini, memiliki pikiran bahwa saya hanyalah bagaikan butiran debu. Bukan siapa-siapa. Mendapati label pilihan, highlight, apalagi headline rasanya seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sulit dan tidak bisa ditebak.
Lantas apa yang bisa saya lakukan? Ya terima, tabah, dan beradaptasi saja. Jika suka, oke. Jika tidak, ya sudah. Andaikata kompasiana masih menarik di mata saya, ya saya tetap memanfaatkan platform ini. Jika tidak, ya saya tinggal cari yang lebih ganteng baik daripada disini. Buat apa merepotkan diri sendiri?
Artikel saya pun bisa jadi dianggap angin lalu begitu saja. Akan tetapi, layaknya para senior yang juga memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapat seperti apapun di platform ini, berarti saya juga boleh melakukannya, kan?
Jadi sudahilah para senior. Jangan membahas atau menyentil seputar bermanfaat atau tidak suatu konten lagi. Tulislah hal apapun yang ingin ditulis. Ayo bermain di koridor yang damai serta menghargai satu sama lain.
Salam literasi. Dari saya seorang kompasianer bayi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H