Mohon tunggu...
Savita Karyatama Apr
Savita Karyatama Apr Mohon Tunggu... Freelancer - Event Enthusiast

Seorang pengembara yang suka bercerita tentang kehidupan, peristiwa, sejarah, dan hal seru lainnya!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

GenZ Tuh Gak Bisa Apa-Apa!

28 Juni 2024   09:11 Diperbarui: 28 Juni 2024   09:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halloww, mau cerita boleh kah kakak abang semwaa?! Sekalian butuh masukan dan pandangan terbuka wkwk

Sering banget denger cerita dari teman, sambatan sosmed, bahkan sedikit pengalaman pribadi kalo mahasiswa/fresh graduate yang lagi magang/internship/probation/kerja di suatu perusahaan tuh sering banget disepelein. Embel-embelnya kebanyakan sama, yaitu "DASAR GEN-Z!".

Jujur gak tau gais apa yang salah dengan Gen-Z, emang kita berbuat apa? Kalo memang ada entitas Genzet yang menyakitimu tolong jangan dipukul rata dong bapak/ibu, hiks. Contoh ini cerita dari teman saya, dari sudut pandang dia, gatau kalau dari sudut pandang sisi sebelah, tapi coba disimak dulu nih ges.

Teman saya, anggap saja namanya Susi, diterima kerja di salah satu perusahaan jasa pengadaan barang, ketentuannya 3 (tiga) bulan pertama adalah probation, setelah 3 (tiga) bulan baru deh dapat diputuskan mau dihire jadi karyawan tetap atau tidakss. Ohiya dari pengakuan Susi, probation  ini belum ada surat perjanjian tertulis ya, baru akan ada tandatangan kontrak kalau memang akan dihire nantinya, semua ketentuan probation ini diomongin secara 1 on 1 antara Susi dan HRDnya, oke lanjoot.

Selama masa probation Susi merasa bahwa sangat kurang mendapat arahan yang jelas atas jobdesc yang dia kerjakan, pernah suatu hari dia diminta untuk nge-blast email ke konsumen yang pernah make jasa perusahaan, tapi ga ada nih dikasih tau template emailnya kah, daftar konsumennya kah, font/gambar yang biasa di pakai, bahkan email mana yang biasa untuk ngeblast aja Susi ga dikasih tau. Otomatis Susi nanya dong ke atasannya, dan aku setuju ini emang tindakan yang benar. Tau apa jawaban sang atasan?

"Belajar dong, masa gitu aja gak bisa. Dasar Gen-z kebiasaan serba instan, jadi manja!" ketus sang dewa, eh atasan.

LAH? Salah kah?

Dan kata-kata serupa selalu dilontarkan di setiap kesempatan selama hampir 2 (dua) bulan masa probation, bayangin aja tiap hari disuruh kerjain sesuatu, tapi sama sekali ga dipandu. Minimal ada clue kek, tapi beneran gak ada. Alhasil Susi nanya ke rekan lain yang sebenernya juga ga ahli dibidang itu, rekan dari divisi lain yang pengetahuan tentang hal-hal begitu juga minim dong ya.

Suatu ketika lagi, beberapa hari setelah email sudah diblast kepada konsumen, atasan memanggil Susi. Ternyata Susi tidak mencantumkan "signature perusahaan" di akhir kalimat body email. Susi dimarahi habis-habisan didepan karyawan lain. Tak kuasa menahan tangis, Susi minta maaf sambil menahan air mata yang sudah di ujung tanduk.

"Ma maaf xx, saya salah xx, maaf ya xx" ucap Susi sesak.  

Sengaja dibuat xx karna aku sendiri tidak tau sebutan yang pantas harus pak/bu untuk atasan model ini. Tau balasan xx?

"Yaelaah manja banget kan Gen-z! Gak bisa apa-apa selain nangis dan manja!" ketus beliau tetua agung.

Yahh, begitulah, karna tidak sanggup akhirnya Susi memutuskan untuk berhenti, karna memang di awal tidak ada perjanjian yang "pakem" mengenai sanksi atau tata cara pengunduran diri. Susi mengirimkan chat WA kepada HRD mengenai pengunduran dirinya dan bercerita sedikit tentang problem yang di alami ini.

Menurut readers yang ada disini apakah tindakan Susi memang salah? Karna saya pun sebagai GenZ merasa tindakan ini sudah benar, tapi berharap ada masukan lain lagi. Demi meningkatkan kualitas GenZ dan diri saya pribadi.

Terimakasiiii everybody!! <3

Salam hangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun