Mohon tunggu...
Savira Fefi
Savira Fefi Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa PWK Unej

Masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review Jurnal terkait Pengolahan Sabun Mawar di Kabupaten Jember

21 Juni 2020   18:51 Diperbarui: 21 Juni 2020   18:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia terkenal sebagi negara yang memiliki beranekaragaman sumber daya alamnya, utamanya dalam bidang pertanian. Oleh sebab itu, Indonesia memiliki julukan sebagai negara agraris. Negara agraris berarti bahwa sebagian besar dari penduduknya bermata pencarian dengan bercocok tanam atau sebagai petani. Hal ini menjadi bukti bahwa tanah Indonesia begitu subur, sehingga banyak sekali jenis tanaman yang dapat tumbuh. 

Pertanian juga berperan penting didalam bidang ekonomi, dan utamnya pada pemenuhan kebutuhan pangan. Karena makanan pokok orang Indonesia sendiri adalah nasi yang berasal dari beras. Tidak hanya memenuhi sektor pangan saja, namun juga banyak jenis tanaman ciri khas Indonesia yang tak kalah banyak. 

Bunga mawar merupakan bunga yang banyak tumbuh di Indonesia, warnanya yang menawan dan aromanya yang begitu wangi menjadikan bunga mawar banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau umumnya digunakan sebagai bunga untuk taburan pada saat ziarah makam. 

Diketahui bahwa bunga mawar yang di extract juga dapat dijadikan teh atau untuk produk kecantikan. Untuk kecantikan bunga mawar biasanya dijadikan sebagai toner yang dipercaya dapat mencerahkan kulit wajah, selain itu juga dijadikan sebagai sabun mawar sebagimana yang dikembangkan oleh kelompok petani bunga mawar yang ada di Kabupaten Jember ini tepatnya pada Kecamatan Sukorambi. 

Minyak astiri yang ada pada bunga mawar  inililah yang dapat dijadikan sebagai sabun mawar. Sabun mawar yang dihasilkan oleh kelompok tani  ini berasal dari proses yang alami dengan menggunakan minyak dasar yang berasal dari pomade sisa hasil enfleurasi. 

Tekni enfleurasi merupakan teknik ekstrasi minyak astiri dengan menggunakan lemak dingin. Keunggulannya adalah aroma khas yang dipunyai bunga mawar tidak akan hilang walaupun sudah dicampur dengan zat lainnya  Adanya produksi sabun bunga mawar ini dianggap dapat meningkatkan nilai jual bunga mawar dan juga dapat meningkatkan perekonomian daerah.

Bunga mawar tergolong dalam tanaman hias yang memiliki batang yang berduri, bunga ini banyak ditemukan dalam bentuk bunga potong ataupun bunga tabur.  Bunga ini begitu digemari dikarenakan keindahan dan aromanya, serta memiliki berbagai manfaat dan khasiat. 

Minyak dan ekstraknya sejak jaman dahulu sudah banyak diperggunakan dalam bentuk produk sabun mandi, parfum, lotion kulit, dan obat-obatan. Mawar sendiri dapat ditemukan hampir di seluruh negara yang ada di dunia, sehingga bunga ini memiliki julukan sebagai "Ratu Segala Bunga (Queen of Flower)" (Suryowito, 1997).

Aplikasi teknologi yang diterapkan oleh masyarakat kelompok tani mawar di Sukorambi dalam produksi sabun mawar ini dilakukan dengan cara alami. Tahap pengerjannya antara lain dengan:

  • Penyuluhan kepada kelompok tani bunga mawar
  • Melakukan enfleurasi pada bunga mawar
  • Proses pembuatan sabun mawar
  • Pengemasan produk sabun mawar

Berikut merupakan penjelasan lebih lengkapnya:

1.  Kegiatan pertama adalah sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat kelompok tani mawar. Penyuluhan ini tentang pentingnya peranan masyarakat dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas lokal yaitu bunga mawar. Dengan penerapan teknologi juga menjadi harapan agara dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya dalam bidang perekonomian.

2. Kegiatan kedua adalah adanya pelatihan ekstrasi minyak astiri pada bunga mawar. Teknologi ini menggunakan metode berbasis enfleurasi. Metode ini dianggap cocok untuk diterapkan karena minyak astiri yang dihasilkan bunga mawar sangat rentan dengan perlakuan dengan suhu yang tingi.

3. Pembuatan sabun menggunakan reaksi kimia antara lemak dengan sabun yang akan menghasilkan pomade yang mengandung aroma mawar. Minyak yang telah diekstrak dengan alkohol akan tetap beraroma mawar. Pomade yang sudah diacairkan akan dicampur dengan soda api (NaOH) dan beberapa zat aditif lainnya untuk menghasilkan sabun.

4. Sabun dicetak pada wadah dan di diamkan selama 7 -- 14 hari untuk proses curing, yaitu proses pematangan atau pengerasan sabun

5. Tahap terakhir adalah proses pengemasan produk sabun mawar. Pengemasan akan di vacum menggunakan alat yang mampu menyedot seluruh molekul air yang ada pada permukaan sabun. Proses vaku ini akan menjadikan sabun menjadi lebih kering sehingga tidak mudah ditinggali oleh mikroba dan akan lebih awet.

6. Produk ini akan dipromosikan pada sekolah-sekolah, lingkungan sekitar, dan media sosial. Produk ini diberi nama "Samarabi" yang bersal dari kata sabun mawar asal Sukorambi

Tanggapan saya atas jurnal ini adlah peneliti sangatlah peduli terhadap  masyarakat petani mawar yang ada pada Sukorambi, Jember. Mereka memberikan penyuluhan dengan penjelasan yang cukup jelas dan mudah untuk diterima oleh masyarakat sekitar tentang pengolahan sabun dari bunga mawar. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga dapat mengurangi angka pengangguran atau dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Dan hal yang paling penting adalah derngan adanya produk ini dapat menaikkan nilai jual dari bunga mawar yang biasanya hanya digunakan sebagai bunga tabur untuk ziarah.

Anda dapat mengakses jurnal yang saya review pada link di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun