Mohon tunggu...
Sauzi Rachmasari
Sauzi Rachmasari Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Sosial

Hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Kebahagiaan

30 Desember 2020   22:39 Diperbarui: 30 Desember 2020   23:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya aku bisa memanfaatkan keterbatasan seorang pelajar kala itu yang hanya mempunyai tenaga dan pikiran untuk digunakan memenuhi tugas membahagiakan orang lain dengan cara mencarikan mereka seseorang yang berhati lembut, memiliki kelebihan rejeki, orang yang ikhlas membagikan rejekinya untuk mereka yang kekurangan. Ya sebagai penjembatan antara yang memiliki kelebihan rejeki dengan mereka yang kekurangan. 

Apapun yang bisa aku lakukan, selama itu realistis akan aku lakukan. Disinilah jalan dimana aku bisa bahagia. Bisa belajar sambil berkerja berkarya semaksimal, seoptimal mungkin. Dan tidak lupa tugas anak yang berbakti dengan tidak meninggalkan tugas membantu orangtua. 

Aku yakin apa yang aku lakukan saat itu hasilnya akan aku terima kelak. Dan yang menerimanya tidak hanya aku, tapi kedua orangtuaku, guruku dan mereka yang mengajak diriku untuk berbuat yang benar, mengenalkanku akan peduli sesama, mengajakku hidup seimbang. Mereka akan menuai juga hasilnya. 

Dan karena kalimat aku ingin bermanfaat itu. Aku menjadi bisa berdamai dengan ketakutanku akan bertemu orang lain, karena mencari dermawan kam kudu berani ngomong sama orang ya. Jadi ya dari siru. Terus berdamai dengan jarum suntik, akhirnya aku berani menyumbangkan darahku setiap 3 bulan sekali ke PMI. Memanfaatkan baju layak pakai untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Berbagi sedikit uang jajan untuk diberikan ke yang membutuhkan. Mengajak teman teman untuk ikut berbagi juga, nenyantuni mereka dengan tidak mengandung unsur pemaksaan, seikhlasnya mereka memiliki apa dan berapa. 

Dan sampai sekarang, akan saya lakukan. Dengan menjadi jembatan. Karena saya masih belum berpenghasilan. Apapun kondisinya. Kita bisa kok berbagi, memberi dan menyatuni mereka yang membutuhkan dengan melihat apa yang kita miliki. Jadi jangan dilihat kita gak berpenghasilan akhirnya kita gak bisa berbagi/memberi/menyantuni. Kita bisa loh menjadi alarm bagi saudara/keluarga/teman teman kita yang memiliki dana lebih untuk disalurkan. Kadang kadang ada yang senang apabila ia diingatkan. Atau menjadi relawan di bidang teman teman, menjadi pengajar, aktivis alam, dan lain sebagainya. 

Semakin hari semakin terasa bahwa sebenarnya hidul kita itu saling melengkapi untuk keseimbangan semesta. Yang berada untuk membantu mereka agar supaya berada juga secara ekonomi. Yang pintar membantu mereka agar banyak pengetahuan. Yang sudah berada maka menolong, berbagi kepada yang membutuhkan juga. 

Begitulah versi bahagiaku, cara membuat diriku bahagia dan siapa yang selama ini yang kubuat bahagia. Bahagiaku menjadi kebahagiaan semua juga. Aku akan berjuang untuk alam semesta ini, dengan mengabdi pada negeri ini sesuai bidang yang akan ku jalani. Tapi jangan dikira aku tidak merasa jenuh, tentu kalau saya tidak merasa jenuh malah dipertanyakan. Untuk kembali bangkit, aku mengingatkan kepada jiwaku bahwa memang beginilah tugasmu. Dan melakukan refreshing yang bisa mengembalikan semangat untuk berkarya kembali. Sekian dari ku. Terimakasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun