Mohon tunggu...
sausan aliyyah
sausan aliyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi bersepeda, menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah Nabi Muhammad SAW: Menghadapi Penolakan dan Membangun Umat

30 Juni 2024   21:11 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:17 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, masalah dakwah Nabi SAW pada masa Madinah. Periode ini berlangsung sepuluh tahun. Meski lebih singkat dibandingkan periode Mekkah, namun kompleksitas masalah dakwah semakin meningkat. Di sisi lain, meski masih ada hambatan dan tantangan, keberhasilan dakwah Nabi SAW tumbuh pesat.

Setelah dibangunnya Masjid Quba dan penyatuan Muhajirin dan Ansar, dua permasalahan dakwah terselesaikan.

Masalah yang pertama adalah masalah ibadah. Nabi membutuhkan masjid untuk salat karena perintah salatnya sudah berlaku setelah Isra Mikraj. Masalah lainnya adalah kesenjangan sosial antara Muhajirin dan Ansar. Setelah mereka bahu-membahu membangun institusi sosial, termasuk pasar sebagai penopang perekonomian.

Selain Ansar, ada komunitas lain di Madinah, yaitu Yahudi dan Nasrani. Terdapat tiga komunitas Yahudi di Madinah yang mengalami konflik internal yaitu Qunaiqah, Quraizhah dan Nadhir. Mereka dilarang dua hal, yaitu membunuh dan mengusir sesama mereka. Namun, larangan ini diabaikan.

Pada tahun 622 Masehi. Nabi dan seluruh masyarakat yang tinggal di Madinah mengadakan perjanjian bersama yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Madinah. Tujuannya adalah membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Namun sayangnya, orang-orang Yahudi melanggar perjanjian tersebut.

Jika dipetakan, permasalahan dakwah Nabi pada masa Madinah berpusat pada empat permasalahan. Pertama, persoalan internal seperti membangun akidah, syariah, akhlak dan muamalah di kalangan umat Islam. Kedua, konflik Najran Muslim-Kristen yang kemudian berakhir damai.

Ketiga, persoalan antara umat Islam dan Yahudi yang berujung pada peperangan seperti Perang Khaibar pada tahun 629 M. Keempat, permasalahan yang terus muncul di kalangan orang-orang kafir di Makkah. Buktinya adalah perang Khandaq pada tahun 627 M, dimana kaum Yahudi bergabung dengan kaum kafir Quraisy.

Untuk mengatasi problematika dakwah pada masa Mekkah, Nabi melakukan beberapa upaya, seperti mendirikan sistem politik di Masinah hingga menjadi negara Madinah. Nabi juga memperkuat barisan militer dan tatanan sosial ekonomi berdasarkan ajaran Islam.*.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun