Bidang medis mengalami kemajuan pesat, salah satu yang paling menarik adalah teknologi sel punca. Sel punca, atau sel induk, memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbarui diri dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh. Hal ini membuka peluang baru yang revolusioner dalam pengobatan dan regenerasi jaringan. Sel punca dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, seperti sumsum tulang, darah, tali pusar, lemak tubuh, gigi, dan embrio.Â
Karakteristik sel punca berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu:
Stem sel ini berasal dari blastokista, tahap awal perkembangan embrio manusia, sekitar 3-5 hari setelah pembuahan. Stem sel embrionik memiliki potensi  pluripoten yang artinya dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh manusia. Namun, penggunaannya kontroversial karena melibatkan embrio manusia dan aksesnya terbatas.
Stem sel dewasa.Â
Stem sel ini menggunakan sel yang ditemukan di berbagai bagian tubuh, seperti sumsum tulang, darah, tali pusar, lemak tubuh, gigi, dan organ lainnya. Stem sel ini memiliki potensi multipoten yang artinya dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang terbatas, tergantung dari sumbernya. Kelebihan stem sel ini adalah lebih mudah diakses dan kurang kontroversial dibandingkan sel punca embrionik. Namun, kemampuan diferensiasinya lebih terbatas dibandingkan sel punca embrionik.
Menurut ibu Irma Mardiah M.Si (dosen Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia) Â stem sel embrionik adalah sel embrionik yang belum terdiferensasi dan dipasangkan atau transplantasi pada organ sel tubuh yang rusak. Sel embrionik di hasilkan dari sel sperma dan sel telur yang bertemu lalu berubah menjadi zigot selama tiga sampai lima hari, setelah tiga sampai lima hari berubah menjadi sel embrionikÂ
dan menurut ibu irma mardiah sebenernya ada alternatif lain yaitu plasenta atau bisa di sebut ari-ari. Ari-ari ini memiliki sifat sel yang sama dengan sel punca embrionik yang tidak terdiferensiasi.
Dengan adanya stem sel embrionik ini mempermudah dunia medis untuk menyembuhkan penyakit degeneratif. Seperti penyakit jantung yang dapat disembuhkan dengan sel embrionik yang dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak.Â
Stem sel embrionik ini sangatlah kontroversial. Dikarenakan memutuskan keberlangsungan hidup organisme. Karena adanya etika estitika yang kurang terhadap penggunaan stem sel embronik. MUI mengeluarkan fatwa no. 51 tahun 2020 yang disimpulkan:
Menurut MUI No.51 Tahun 2020 mengenai Stem Sel Embrionik dengan tujuan pengobatan, diantaranya: