7. Penghuni Rusun : Mereka yang dipindahkan dari lokasi banjir dan waduk tidak dibiarkan begitu saja. Rumah yang mereka tempati sekarang berupa rumah susun yang setingkat apartement. Ahok memperlengkapi isi rumah mereka, bahkan waktu itu yang kena banjir malah diberikan juga pakaian dalam mereka. Bayangkan saja, kurang apa lagi. Memang secara psikologi biasanya orang lebih senang menempati tempat lama, namun pakailah logika karena tempat itu tempat yang banjir dan sekarang diberikan tempat yang bagus. Masakan apa yang dilakukan ini dianggap salah? Ahok ingin menyelamatkan kota Jakarta, jikalau dalam prosesnya ada beberapa orang yang terpaksa harus pindah lokasi apa salahnya?
Bersikap dewasa dalam berpolitik merupakan ciri khas tingginya standard suatu bangsa, kita mesti belajar seperti itu. Akhir pekan ini kita melihat berita bagaimana rakyat negara tetangga kita Malaysia itu demo/unjuk rasa, sehingga kelihatan seperti lautan kuning. Yang menarik adalah dari video singkatnya kita dapat melihat betapa tertibnya demo mereka, mereka tidak sembarangan masuk ke jalan sehingga terjadi macet total dan diyakini mereka tidak merusak fasilitas-fasilitas umum sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Bagi kita yang mengaku warga Indonesia perlu melakukan seperti demikian, supaya kita tidak dianggap bangsa yang rendahan.
Kesalahan dan kebenaran Ahok itu terletak pada subjektifas dan kepentingan seseorang atau sekelompok. Sudah pasti di mata lawan politiknya Ahok itu tidak ada dan tidak pernah ada benarnya. Sebagian masyarakat Jakarta kaum menengah ke bawah masih gampang terpengaruh, tanpa terasa masih ada sentimen warna kulit, kepercayaan dan lainnya dalam memposisikan pemimpinnya, padahal sama-sama lahir di bumi Indonesia. Seorang penulis mengatakan “Orang benar itu tidak dapat disalahkan, orang benar hanya dapat disalahkan dengan cara yang salah.”. Ahok tidak perlu dibela, karena ia ternyata tidak bersalah, kalaupun dianggap salah maka yang mengganggap salah itu salah. Hasil kerjanya yang terlihat sebagai bukti nyata yang kemudian hari dapat dengan sendiri membela dirinya. Lalu tugas anda apa? Bela sih ngak perlu, tadi di atas dipaparkan bahwa Ahok bisa bela diri sendiri. Rasanya anda cukup jadi Teman Ahok saja , apalagi anda yang punya KTP Jakarta, bisa jadi teman yang lebih resmi, sementara penulis hanya gigit jari, ngak punya KTP Jakarta, sakitnya di sini. (Saumiman Saud)
Medio 31 Agustus 2015 *) Penulis adalah alumni SAAT Malang yang bertugas di San Francisco
Contact : saumiman.saud@cebc.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H