Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sahdu Sundar Singh, Penginjil dari India

23 Agustus 2015   01:55 Diperbarui: 23 Agustus 2015   01:55 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti itu, angin penderitaan dan masalah yang hebat akan meniup kita ke arah tangan-tangan Tuhan yang melindungi kita. Sadhu Sundar Singh melakukan banyak perjalanan. Dia mengunjungi semua daerah di India dan Srilanka. Di antara tahun 1918-1919, ia mengunjungi Malaysia, Jepang dan Cina. Di antara tahun 1920-1922 dia pergi ke Eropa Barat, Australia dan Israel . Sundar berkhotbah di pelbagai kota; Yerusalem, Lima, Berlin dan Amsterdam adalah beberapa di antaranya . Sundar tetap menjadi orang yang sederhana meskipun ia telah menjadi terkenal . Kelakuannya membuat ayahnya bertobat . Sundar tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Ia hanya berkeinginan untuk mengikuti contoh-contoh Yesus: untuk membalas kejahatan dengan kebaikan dan untuk memenangkan musuhnya dengan kasih . Tingkah laku ini sering membuat musuh-musuhnya merasa malu dengan diri mereka sendiri . Suatu kali, ia sedang berkhotbah di suatu pasar umum ketika seorang fanatik agama lain tiba-tiba menjotos pipi kanannya. Dengan tenang, Sundar menyodorkan pipi kirinya kepada si penyerang itu . Orang itu kemudian pergi begitu saja. Namun pada malam harinya Sundar menerima pesan dari penyerang itu, ia meminta maaf. Pada kesempatan yang lain, Sundar memberitakan perumpamaan mengenai alang-alang pada beberapa orang yang sedang memanen. Mereka merasa terganggu dan kemudian menyumpahinya.

Salah satu dari mereka melempar batu ke kepala Sundar. Saat itu juga, si pelempar batu itu diserang oleh sakit kepala yang dahsyat sehingga ia harus berbaring di tanah. Tanpa keraguan, Sundar mengambil alih tugas orang itu dan membantu yang lain untuk memanen hasil ladang . Orang-orang itu pun dengan segera berubah menjadi bersahabat terhadap Sundar dan mengundang Sundar untuk ke rumah mereka . Hati mereka pun terbuka terhadap Gospel. Sehari sesudah Sundar pergi, mereka menyadari bahwa panen mereka menjadi lebih berlimpah. Sundar Singh mengunjungi Tibet setiap musim panas . Pada tahun 1929, ia mengunjungi negara itu lagi dan sejak saat itu tidak pernah terlihat atau terdengar kabarnya . Sundar menampakkan dalam hidupnya ayat yang tertulis di Markus 8:35 yang berbunyi, "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya ."

Media Agustus 22

 

Saumiman Saud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun