Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Melangkah dengan Pasti

10 Agustus 2015   14:30 Diperbarui: 10 Agustus 2015   14:34 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Dr. John Wilson pernah mengisahkan satu cerita sebagai berikut. Booth Tucker sedang memimpin Kebaktian Penginjilan dalam suatu Salvation Army Citadel yang besar di kota Chicago.Suatu malam, setelah ia selesai menyampaikan khotbah dengan tema “Simpatiknya Yesus kepada Manusia”, ada seorang pria maju ke depan dan bertanya pada tuan Tucker: “Bagaimana sampai ia membicarakan tentang Allah yang penuh kasih, penuh pengertian dan penuh simpatik ini, jika isterimu baru saja meninggal, seperti apa yang sedang saya alami ini? Sementara anak-anakmu sedang menangisi ibu mereka yang pergi dan tidak mungkin akan kembali lagi, engkau pasti tidak akan berkata lagi seperti apa yang baru saja engkau khotbahkan.”

Beberapa hari kemudian, isteri tuan Tucker meninggal akibat kecelakaan kereta api. Jenazah isterinya di bawa ke Chicago serta dikuburkan di Citadel. Setelah kebaktian duka, Pengkhotbah yang sedang kehilangan isteri tercinta itu menatap peti mati dengan tenang, Kemudian memandang ke arah semua hadirin.

Lalu ia berkata: “Beberapa hari yang lalu, ketika saya berada di kota ini, ada seorang pria mengatakan bahwa jikalau isteri saya baru meninggal dan anak-anak saya sedang menangisi mama mereka, maka saya pasti tidak sanggup mengatakan bahwa Yesus itu simpatik padaku atau Yesus itu cukup baik bagiku. Seandainya pria yang saya maksudkan itu ada di sini, saya ingin menyampaikan kepadanya bahwa Kristus itu cukup baik bagiku. Hatiku sekarang hancur, bahkan berkeping-keping, namun ini ada sebuah nyanyian dari Kristus yang sangat mengasihi saya. Saya ingin mengatakan kepada pria itu bahwa Yesus Kristus telah menghibur hatiku melalui firmanNya hari ini.”

Pria yang dimaksud itu benar ada di situ dan ia datang menghampiri Tucker sambil berlutut serta menyatakan pada hari ini juga ia dan anak-anaknya mau menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka.

Mazmur 42 dan 43 sebenarnya adalah satu lagu Mazmur yang dilantunkan dengan isi yang hampir mirip dengan kasus di atas, dalam kesempatan ini kita akan melihat Mazmur 42 : 1-6 saja.

Mazmur 42 : 1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah , 2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya Allah.” Bani Korah adalah suatu keluarga suku Lewi yang pandai menyanyi (bd. 2Taw 20:19).

Pemazmur menggambarkan ilustrasi dengan memakai rusa yang sedang haus, sehingga kerinduannya adalah sungai, sehingga ia bisa mendapatkan air untuk minum, supaya dahaganya hilang. Bila kerinduan kepada Allah digambarkan sebagai kerinduan akan air itu berarti kerinduan yang sangat vital sekali. Kekurangan air berarti kematian. Satu-satu pengharapan ada pada Allah yang hidup.

Mazmur 42:3-5

(3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

(4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"

(5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

I Tes 1:5 (5) Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

Belakangan ini di sepanjang Free way di California kita selalu melihat papan pengumuman dengan tulisan yang berbunyi SERIOUS DROUGHT, HELP SAVE WATER …(Kekeringan yang serius, Harap hemat Air). Kehidupan yang digambarkan oleh pemazmur itu benar-benar intelektual. Ia tidak mengambarkan keadaan kemiskinan dari manusia, karena kalau hanya sekadar miskin masih bisa berusaha kerja keras dan menjadi kaya; ia tidak menggambarkan dengan kesakitan karena masih bisa diobati dan sembuh. Ia tidak mengambarkan dengan kesedihan, karena masih ada kesempatan untuk dihibur supaya mendatangkan suka-cita. Tetapi digambarkan dengan “Haus”, membutuhkan air. Sedangkan air tidak tidak dapat dibuat oleh tangan manusia, air itu ciptaan Tuhan…… dan jika air yang ada hanya terbatas dan terasa kurang itu pertanda bahaya, itu sebabnya California mengumandangkan masyarakatnya supaya hemat air.

Dunia itu seperti panggung sandiwara, menawarkan segala kebohongan yang belum pernah pasti. Keraguan dan ketakutan ada di sana sini, ancaman dan bahaya senantiasa menanti, tetapi hidup bersama Tuhan Allah adalah kehidupan yang benar-benar nyata, karena di dalamnya mengandung kejujuran Apa kepastian mutlak yang harus kita miliki:

1. Dengan Siapa kita menjalani hidup ini?

Pemazmur tahu bahwa bahwa ia tidak kuat dan tidak memiliki harapan lagi terhadap sesama manusia, karena sesama manusia bukannya menolong tetapi merongrong.. Itu sebabnya ia berkata Jiwaku haus kepada Allah. “Haus” menunjukkan bahwa betapa di dalam hidupnya memiliki kerinduan terbesar, keinginan terbesar, untuk memuaskan dahaga. Bayangkan saja pada saat terik matahari dan kita tidak memiliki air minum, betapa menderitanya jika kita mengalami kehausan seperti itu. Menurut ilmu kedokteran bila seseorang haus dan dibiarkan terus-menerus maka ia akan mengalami dehidrasi hingga di dalam tubuhnya berkurang air, maka ia bisa mengalami kematian.

Pemazmur akan merasa puas bila ia boleh datang langsung tatap muka pada Tuhan, artinya ia rindu akan Bait Suci, tempat di mana dianggap bahwa Allah itu hadir. Harus diingat bahwa taat dan setia kepada Tuhan tidak menjamin bahwa kita bebas dari kesulitan. Taat dan setia pada Tuhan juga tidak berarti kita aman-aman saja. Itu sebabnya tidak jarang kita menemukan ada banyak orang percaya tetap saja mengalami penderitaan. Nah, mengapa semua ini terjadi.??

Pemazmur berkata bahkan banyak orang kafir mengejek dia, Di mana Allahmu? Kadang dalam kehidupan kita dapat mebuat kita menjerit, dimanakah Allah yang kita sembah? Kesulitan dan persoalan datang bertubi… Masalah makin menumpuk…. Apakah membuat kita tinggalkan Tuhan? Pemazmur katakan aku rindu pada Allah. Bearanikah kita tetap mempertahankan cinta dan kasih setia kita kepada Allah walaupun di luar sana orang-orang mengolok-olokan kita? Hari ini secara khusus kami yang beribadah di sini patut bersyukur, karena Tuhan yang telah memimpin kita selama 3 tahun. Gereja berbahasa Indonesia ini dimulai dengan doa diselingi air mata. Dimulai dengan beberapa teman-teman yang setia melayani dengan iman. Doa air mata dan kesetiaan, serta iman berjalan seiring, yang penting kerinduan kita kepada Allah tidak pernah luntur. Kesetiaan hati boleh berubah, kesalahpahaman bisa terjadi, namun Allah tidak pernah membatalkan kasih-Nya pada kita….Mari tetap jalani tugas mulia ini bersama Dia

2. Apa pegangan dalam kehidupan ini?

Apa yang merupakan pegangan dalam hidup kita? Rumah mewah? Tabungan yang banyak? Asuransi? Social Security? Saya mau beritahu anda bahwa semua itu tidak dapat menyelamatkan kita. Punya rumah , mobil, tabungan, asuransi, social security hanya “kelihatan”nya menyelamatkan kehidupan kita, tetapi sementara saja, semua itu tidak dapat menyelamatkan nyawa kita. Hari ini bila kita memiliki asuransi yang jumlah angkanya paling besar sekalipun, tidak dapat menyelamatkan kita, bukan jamiman untuk keselamatan kita. Jaminan yang kita butuh adalah suatu jaminan yang real, jamiman yang berbunyi walaupun hidupmu gunda gulana, walaupun hidupmu seakan-akan tidak berpengharapan, walaupun hartamu bukan merupakan jaminan, hari ini Aku yang bernama Yesus, yang telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa kita, dan bukan hanya mati, tetapi sudah bangkit kembali untuk menyelamatkan kita.

Asuransi jiwa adalah, bila kita adalah membernya, maka tatkala jiwa kita hilang, maka uang itu akan diturunkan, jadi asuransi jiwa bukan menyelamatkan jiwa kita. Secara logika, Asuransi kesehatan juga bukan untuk memberi kita sehat, maksudnya kalau kita sakit lebih ringan biaya berobat. Sesungguhnya itu asuransi kesakitan.

Pemazmur tahu jelas, bahwa Pegangan yang memberikan Jaminan pasti hanya Tuhan Allah. Ia memberikan jaminan penuh Kasih. Seperti Kasih seorang Bapa terhadap anaknya yang durhaka yang hilang, yang meminta warisan sebelum orangtuanya meninggal. Warisan yang diterima dihabiskan dengan foya-foya hingga mengalami kebangkrutan dan untuk makan makanan babi saja tidak mendapat ijin. Saat itulah ia teringat akan Bapanya di rumah yang rumahnya memiliki banyak makanan. Itu sebabnya dengan nekad ia kembali ke Bapanya. Penerimaan Bapa terhadap anaknya kembali merupakan kasih yang luar biasa, digambarkan sebagai kasih Allah.

3. Apa tujuan kita di muka bumi ini?

Kita tercipta dan ditempatkan di dunia ini bukan suatu kecelakaan atau kesalahan. Tetapi ini merupakan rancangan Tuhan Allah yang pasti. Kita hidup di dunia ada maksud dan tujuannya. Pemazmur yang biasa melantunkan nyanyian pujian tentu tahu jelas apa sebenarnya tujuan hidupnya di dunia ini. Secara Singkat , hidup adalah persiapan untuk kekekalan. Kita diciptakan untuk hidup selama-lamanya, dan Tuhan menginginkan kita untuk bersama-sama dengan Dia di surga. Suatu hari jantung kita akan berhenti, dan itu akan menjadi akhir dari tubuh kita tapi ingat itu bukan akhir dari kita. Kita mungkin hanya hidup 80 sampai 100 tahun di bumi, tapi kita akan menghabiskan ttahun kekekalan yang tiada habisnhya. Di dunia ini adalah sekedar pemanasan, persiapan untuk yang sesungguhnya. Allah menginginkan kita melatih hidup kita di dunia apa yang akan kita lakukan selamanya dalam kekekalan. Kita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Hidup adalah sebuah seri dari berbagai masalah-masalah: apakah kita sedang dalam masalah sekarang, baru saja selesai dari satu masalah, atau akan segera masuk dalam satu masalah. Ingatlah Tuhan Allah itu lebih tertarik pada Karakter kita, ketimbang hidup kita yang senang dan nyaman. Tuhan lebih tertarik kepada hidup kita yang jujur dan suci, dari pada kekayaan kita. Tujuan hidup kita adalah menjadi kemuliaan Allah di Surga. Bila hidup kita sudah keluar rel, kembalilah kepada Allah.

4. Di mana kita menghabiskan waktu kekekalan kita?

Pertanyaan ini menarik sekali, di mana, maksudnya letak? Ada banyak orang yang tidak tahu kemana atau di mana dia setelah kehidupan ini. Ada yang berpikir hidup di dunia dan setelah itu selesai. Jikalau Hidup itu begitu saja dan setelah itu selesai, maka Yesus tidak perlu repot mati di atas kayu salib. Karena menganggap remeh maka hidup di dunia dijadikan foya-foya. Saya menerjemahkan hidup berfoya-foya dengan menghabiskan uang seenaknya tanpa tujuan yang positip. Jikalau hari ini engkau rela mengambil tabungan anda untuk diberikan pada orang yang sedang menderita sakit dan tidak ada biaya berobat; kelakuan seperti ini bukan berfoya-foya. Tetapi jika engkau menghabiskan waktu dan hidup anda untuk mabuk-mabukan, narkoba , judi; inilah yang disebut dengan berfoya-foya.

Pemazmur sangat mengerti akan hal ini, itu sebabnya tatkala hidupnya gunda gulana, (ay 5) “Jiwanya hancur ( Ayub 10:16), “Isi hatinya dicurahkan pada Tuhan” (Maz 62 :9). Dengan tidak dapat menahan hati yang petih, teringatlah ia akan keramaian umat menuju Bait Allah. Kejadian seperti ini mungkin pada hari Raya pondok Daun, dimana umat berbondong-bondong ke Bait Allah, dan kalau pemazmur jalan terdahulu, kemungkinan dia adalah kaum Lewi yang memimpin arak-arakan Pujian.

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" (Pengkotbah 3:11).

Gereja ini telah kita berlangsung 3 tahun. Secara jumlah kita masih merasa kecil, doa dan air mata senantiasa mengiringi pelayanan ini. Tetapi kami merasakan Tuhan tidak meninggalkan kita. Bagi kami pekerjaan Tuhan di tempat ini bukan pekerjaan yang sia-sia, terutama mengingat bagaimana Tuhan berkarya dari saat kami memulai hingga hari ini. Bila mengingat sejarah gereja di pusat yang sebentar lagi memasuki tahun yang ke 40, dimulai dengan persekutuan di garasi rumah. Sang Gembalanya selama dua tahun tidak menerima gaji, hidup hanya bersandar pada Tuhan. Tetapi Tuhan yang dilayani tidak mati, IA memelihara pelayanan hamba-Nya ini. Saat ini Gedung gereja ini ada di Silver Ave, di Cambridge St, ada cabang di Dali city, San Jose, ada di Van Couver, Swiss, dan di Singapore, bahkan yang di Singapore kita baru membeli gedung baru yang akan diresmikan bulan Oktober ini. Nah melihat kemurahan Tuhan yang begitu nyata dan luar biasa, maka kita begitu yakin Tuhan akan memelihara jemaat yang berbahasa Indonesia. Itu sebabnya mari singsingkan lengan, maju terus pantang mundur. Lihat I Tes 1:5 mencatat “ Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.”

 

Kotbah HUT-3 Gereja Cornerstone San Francisco

Dirayakankan 9 Agustus 2015

 

 

Rev. Saumiman Saud, CEBC San Francisco

http://www.cebcindonesia.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun