Di lain waktu Saprol pernah mengatakan kalau dia tak mau secara eksplisit akan mendukung salah satu calon dalam pilpres kali ini.
"Aku belum mau katakan sekarang, karena pasti akan ada momennya, yaitu puncak dari segala objektivitasku tadi yang kemudian menjadi dukunganku pribadi. Tapi ya aku nggak tau kapan. Mungkin juga aku nggak akan bilang-bilang. Siapa yang tau nanti aku akan mencoblos siapa?" begitu Saprol mengatakan.
Akhirnya Saprol pun dianggap sok bijak oleh kebanyakan orang. Orang-orang menertawakannya karena banyak orang menganggap Saprol sebagai seorang munafik.
"Lihat! Lihat itu! Orang-orang sudah jelas-jelas mendeklarasikan pilihan politik mereka! Sudahlah... kamu pasti sudah tau kalo pilihan politik kita sama," sambil terkantuk-kantuk Saprol tetap melayani ocehan orang tadi. Orang tersebut pun akhirnya membujuk Sapro untuk memilih dukungannya. Tapi Saprol hanya mengangguk-angguk. Saking semangat dan antusiasnya seseorang tadi dalam pilpres nanti, orang itu tak tahu kalau Saprol ketiduran. Tapi orang tadi masih saja mengocehi berbagai hal. Ada yang dinilainya baik, ada yang buruk. Ada yang dimuliakan, ada yang dihinakan. Sayangnya banyak perkataannya yang tak faktual karena menolak fakta dan cenderung berfiktif-fiktif ria.
Ah... pantesan Saprol ngantuk dan ketiduran. Lha, kalau sudah yang namanya fiktif, full imaji, pasti nggak akan bisa ditanggapi dengan data dan fakta. Padahal memang biasanya Saprol semangat banget bahas beginian.
"Grooookkk..." perlahan terdengar suara ngorok si Saprol. Tapi tetep, seorang di hadapannya ngoceh teruuuuuuussss...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI