Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Birokrasi, Oh Birokrasi

30 Maret 2018   21:55 Diperbarui: 31 Maret 2018   08:06 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dosenpendidikan.com

Hari itu aku tidak mendapatkan surat yang harusnya sudah kumiliki. Solusinya adalah aku disuruh menyerahkan lagi persyaratan seperti sebelumnya dengan janji surat yang kuminta akan segera dikeluarkan.

Apa? Beginikah wajah birokrasi kita? Pantas saja selama ini banyak guru mengeluh tiap kali melakukan pemberkasan. Jika di tingkat provinsi seburuk ini, bagaimana dengan tingkat kabupaten?

Dua hari kemudian aku kembali menyerahkan persyaratan yang diminta. Sebenarnya aku sudah cukup kesal. Namun, karena ini menyangkut kepentingan pekerjaan, maka dengan terpaksa harus dikerjakan.

Kembali lagi ke Bandung. Seperti sebelumnya aku lapor dan mengisi buku tamu. Bedanya kali ini aku langsung tahu menuju ke ruangan mana. Aku naik lift. Saat keluar lift aku berpapasan dengan Bu Ani dan tanpa membuang waktu langsung menyampaikan maksud kedatanganku. Beliau meminta izin untuk istirahat sebentar dan aku disuruh menunggu. Kulihat jam di dinding sudah lewat jam istirahat. Tetapi karena janjinya sebentar, maka aku menunggu.

Aku menunggu selama 1 jam lebih. Itulah kekesalanku yang kedua. Aku menjadi bertanya mengapa manusia seperti itu bisa menjadi pegawai negeri? Apakah revolusi mental gagasan presiden kita hanya menjadi jargon belaka? Penilaianku pribadi, revolusi mental itu belum menyentuh ke akarnya.

Setelah menunggu lebih dari satu jam, aku akhirnya menyerahkan ulang persyaratan yang diminta. Setelah dicek dan lengkap, aku berharap surat izin yang kuminta bisa segera dicetak. Nyatanya tidak. Katanya pejabat yang menandatangani sedang keluar kota.

Aku kembali disuruh datang seminggu kemudian untuk mengambil surat tersebut. Aku kesal bukan main. Aku akhirnya menyimpulkan bahwa birokrasi kita sangat buruk. Jika sekali lagi aku mengalami ini, maka aku akan bersikap untuk melaporkannya ke ombudsman.

Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud menjatuhkan pihak tertentu. Hanya sekadar mencurahkan kekesalan hati menghadapi birokrat berkinerja buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun