Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pertamax Naik Salah Putin?

11 April 2022   10:52 Diperbarui: 12 April 2022   07:16 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ya, dalam tulisan ini penulis hendak mengargumentasikan mengapa perang tersebut, setidaknya sampai pada batas tertentu, bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan meroketnya harga minyak dunia. Berikut adalah beberapa faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan:

1. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS

Setidaknya selama 5 tahun belakangan, nilai Dollar AS konsisten berada di rentang Rp. 13.000 -15.000 dengan tren yang cenderung meningkat. Nilainya bahkan sempat melonjak hingga Rp. 16.000 pada awal pandemi Covid-19. 

Nilai Rupiah yang melemah secara teori akan berdampak pada semakin mahalnya harga barang-barang yang harus diimpor menggunakan mata uang Dollar AS, termasuk di dalamnya minyak bumi yang diperdagangkan di pasar internasional dalam mata uang tersebut.

Situasi saat ini di Rusia di mana Putin baru-baru ini menggulirkan rencana penjualan hasil bumi Rusia hanya dengan mata uang Ruble memberikan peluang tersendiri bagi Indonesia untuk menciptakan alternatif sumber impor migas, selama akses terhadap Ruble tidak sulit dan Indonesia tetap dapat bersikap independen dari intervensi negara lain yang sudah melakukan embargo terhadap Rusia. 

Kendati demikian, belakangan Ruble sendiri telah mengalami penguatan nilai tukar sebagai imbas dari strategi Putin tersebut. Pasar mungkin telah merespon dengan agak berlebihan, atau mungkin juga tidak. 

Penulis sendiri di awal perang ini sempat berminat membeli mata uang ini untuk diperdagangkan. Sayangnya sulit untuk memperoleh Ruble di pasar bebas dan kini harganya yang sempat anjlok sudah pulih kembali.

2. Inflasi Amerika Serikat

Inflasi adalah peristiwa di mana nilai suatu mata uang mengalami penurunan dan menyebabkan daya belinya berkurang. Serangkaian kebijakan pemberian insentif yang dilakukan oleh Amerika Serikat sejak awal pandemi Covid-19 dalam rangka menstimulus perekonomian negara tersebut perlahan mulai menimbulkan dampak negatif yang salah satunya terlihat dari lonjakan angka inflasi pada tahun 2021.

Rangkaian kebijakan yang penulis maksud antara lain mencakup Quantitative Easing hingga Stimulus Check. Sementara yang pertama mengambil bentuk pembelian surat berharga dari pasar menggunakan uang yang dicetak oleh Bank Sentral, yang kedua mengambil bentuk pemberian Bantuan Langsung Tunai kepada rumah tangga dan usaha rintisan yang terimbas kebijakan lockdown. 

Dengan meningkatnya pasokan Dollar AS di pasaran selama pandemi ini, inflasi menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Hal ini salah satunya menyebabkan kenaikan harga, termasuk di sektor migas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun