Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memahami Sisi Lain Industri Asuransi, Belajar dari Sejarah Kelam AIG dan Jiwasraya

31 Oktober 2020   08:00 Diperbarui: 2 November 2020   20:11 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AIG sebagai Sponsor Manchester United | Sumber Gambar: fourfourtwo.com

Jangan sampai gagap dengan terminologi keuangan karena dalam banyak kasus perusahaan yang bobrok, manajemen kerap menggunakan terminologi rumit untuk menutupi boroknya dalam berbagai kesempatan. Hanya karena nama produk asuransinya keren, bukan berarti berkualitas. Hanya karena instrumen investasi perusahaan menggunakan Bahasa Inggris, bukan berarti tanpa masalah.

Selama masa pandemi Covid-19, penulis mengamati adanya fenomena pergeseran profesi yang dialami oleh beberapa orang kenalan dan kawan penulis. Mereka umumnya merupakan kalangan yang sebelum pandemi telah memiliki karir tersendiri dan pada saat ini menjadikan pekerjaan di keagenan asuransi sebagai pekerjaan sambilan.

Ada yang memang menjadi agen dan ada yang menjadi leader. Terlepas dari perannya, selama ini ketika menyaksikan presentasinya di media sosial, entah melalui pesan pribadi maupun postingan yang disebar kepada khalayak, kelima hal yang penulis sebutkan barusan jarang dipaparkan oleh mereka.

Yang lebih lazim memang adalah analisis cost-benefit dari memiliki asuransi seperti mengenai sarana untuk meminimalisir kerugian atau sebagai wadah investasi. Beberapa yang mencoba sedikit lebih kreatif melakukan social-proof untuk meyakinkan calon nasabah terhadap kinerja perusahaan asuransi seperti misalnya menunjuk fakta bahwa beberapa stadion sepak bola diberi nama menggunakan nama perusahaan asuransi atau dengan mengutip ungkapan tokoh tertentu mengenai asuransi.

Hal-hal ini memiliki fungsinya tersendiri, namun ada baiknya jika para agen dan leader juga mampu memberikan edukasi yang lebih mendalam mengenai kondisi riil perusahaan asuransinya sehingga para nasabah tidak menjadi korban dari AIG atau Jiwasraya berikutnya.

Semoga ke depannya pemahaman mengenai bisnis asuransi, baik di kalangan agen maupun nasabah dapat terus berkembang sehingga asuransi dapat mewujudkan potensinya sebagai salah satu penopang perekonomian kontemporer yang tidak hanya kuat dari aspek MLM, melainkan juga dari sisi kemasukakalan secara finansial.

Referensi
insight.kellogg.northwestern.edu
cnnindonesia.com
harianjogja.com
kompas.com
investopedia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun