Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memahami Sisi Lain Industri Asuransi, Belajar dari Sejarah Kelam AIG dan Jiwasraya

31 Oktober 2020   08:00 Diperbarui: 2 November 2020   20:11 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jiwasraya dan Manchester City | Sumber Gambar: sport.detik.com

Hal ini didukung oleh jejak historis selama lima tahun sebelum terjadinya krisis tahun 2008 di mana pendapatan premi dari CDS tumbuh dari USD 737 juta menjadi USD 3 miliar.

Sayangnya AIG menjadi serakah dan nekat memberikan jaminan asuransi melebihi kemampuannya untuk membayar seluruh klaim potensial. AIG telah menjual CDS yang secara total memunculkan potensi klaim sebesar USD 500 miliar dengan USD 78 miliar di antaranya ditujukan untuk CDO!

Terjadi efek berantai yang diawali dengan meningkatnya gagal bayar KPR yang diikuti dengan menurunnya credit rating AIG dan selanjutnya memaksa AIG memberikan kolateral kepada para pemegang obligasinya sesuai perjanjian awal yang mengharuskan AIG menjaga rating mereka di level AAA.

Kondisi ini diperparah bisnis lainnya dari AIG, yakni peminjaman surat berharga kepada perusahaan lain dengan jaminan uang. Uang jaminan tersebut turut digunakan AIG untuk berinvestasi di aset-aset yang berisiko tinggi mengalami gagal bayar. Pada saat perusahaan yang meminjam surat berharga mengetahui AIG kesulitan mengembalikan uang jaminan, mereka berbondong-bondong meminta pengembalian uang jaminan mereka, mengakibatkan AIG menjadi semakin tidak likuid.

Kejadian ini pada akhirnya mengakibatkan divisi AIG Financial Products (AIGFP) mencatatkan rugi USD 25 miliar di tahun tersebut, dengan AIG secara keseluruhan menderita rugi USD 99.2 miliar, dan memaksa pemerintah AS memberikan bailout karena ternyata banyak institusi lain yang memiliki investasi di AIG seperti misalnya lembaga pengelola dana pensiun, reksadana, hingga bank terkemuka seperti Goldman Sachs Group Inc. yang diisukan memiliki kepentingan sebesar USD 20 miliar di AIG dalam berbagai bentuk.

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Jiwasraya dan Manchester City | Sumber Gambar: sport.detik.com
Jiwasraya dan Manchester City | Sumber Gambar: sport.detik.com

Untuk yang ini sepertinya lebih familiar di tengah masyarakat kita karena kasusnya terjadi di dalam negeri dan masih cukup hangat. Asuransi tertua di Indonesia mengalami permasalahan tata kelola yang buruk hingga pada September 2019, posisi ekuitasnya berada di level minus Rp. 23.92 triliun dan membutuhkan Rp. 32.89 triliun hanya untuk kembali sehat lagi!

Ternyata jauh sebelum dibeberkannya fakta ini dan juga sejumlah kasus gagal bayar yang sempat menghebohkan masyarakat, dan bahkan jauh sebelum Jiwasraya mensponsori tim sepak bola Manchester City pada tahun 2014, tanda-tanda masalah sudah mulai terlihat.

Pada tahun 2006, Kementerian BUMN dan OJK sudah menyatakan bahwa posisi ekuitas perusahaan saat itu sudah minus Rp. 3.29 triliun. Bahkan pada 2008 OJK sempat meragukan kebenaran informasi pencadangan Jiwasraya dan defisit sudah menyentuh Rp. 5.7 triliun.

Berlanjut pada tahun 2011 – 2012, skema reasuransi Jiwasraya yang membantu perusahaan mencatatkan surplus Rp. 1.3 triliun dinyatakan hanya sebagai window dressing oleh Kepala Biro Perasuransian, Isa Rachmatawarta, karena tidak menunjukkan keuntungan ekonomis sesungguhnya. Praktis permohonan perpanjangan reasuransi ditolak oleh Isa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun