Jika di dalam budidaya jahe bisa saja terjadi cuaca ekstrem atau serangan hama yang berpotensi merusak tanaman jahe, maka dalam investasi saham krisis ekonomi, resesi, situasi politik, dan sebagainya yang terjadi secara ekstrem dan tiba-tiba juga dapat meninggalkan kerusakan permanen pada portfolio.
Analogi jahe dalam konteks investasi saham sengaja penulis pilih karena seperti yang penulis demonstrasikan di sini, terdapat banyak sekali kemiripan karakteristik yang dapat diperbandingkan antara keduanya. Secara umum juga, bercocok tanam mengajarkan penulis esensi dari berinvestasi yang lebih baik, demikian juga sebaliknya bahwa berinvestasi turut membentuk pola bercocok tanam yang lebih baik bagi penulis.Â
Penulis mengajak para pembaca yang aktif berinvestasi saham untuk turut memiliki hobi atau kegiatan tertentu di luar pasar saham. Selain kegiatan tersebut dapat menjadi pengalih perhatian yang bagus dalam rangka mencegah Anda menjadi terlalu terpaku dan sempit pandangannya dalam menilai kondisi dan iklim investasi Anda, ia juga dapat mengajarkan kebijaksanaan dalam berinvestasi dari tempat yang tidak terduga. Efek yang sama juga dapat terjadi sebaliknya dalam hubungan komplementer.
Penulis melihat bahwa seringkali pembelajaran mengenai investasi dilakukan dalam ekosistem yang terlampau kaku dan terisolir, seolah para pengajar melihat bahwa tidak mungkin kita dapat paham dan sukses berinvestasi dengan cara belajar dari bidang lain di luar pasar modal.Â
Dengan berkembangnya pendekatan multidisipliner dan keharusan bagi generasi saat ini untuk memiliki mental model yang mencakup kombinasi pengetahuan dan metodologi dari berbagai bidang keilmuan, maka sudah seharusnya pembelajaran mengenai investasi saham juga membuka diri terhadap masukan dari bidang lain.
Semoga ke depannya para pembaca juga dapat menemukan inspirasi lain yang dapat dibagikan kepada sesama terkait investasi saham sehingga kita bukan hanya berkontribusi dalam penumbuhan jumlah investor ritel lokal yang aktif di pasar saham, melainkan juga dalam peningkatan kualitas investor yang berpartisipasi di pasar saham itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H