Mohon tunggu...
dewan -
dewan - Mohon Tunggu... -

Tinggal di Medan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seandainya SBY Bisa Marah

20 Agustus 2010   17:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:51 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapapun yang malu dengan keindonesiaannya ataupun dengan seloroh enggan mengakui keindonesiaannya karena hal-hal yang tidak jelas, saya tetap menghargai meskipun dengan penyesalan yang sangat. Siapapun mereka tidak perlu mengajukan permohonan suaka ke negara lain karena setiap orang pasti bertanya mereka dari mana dan apa yang akan mereka jawab? Mungkinkah mereka mengatakan dari Indonesia? Lucu kan?

Saya hanya khawatir tentang kemampuan mereka untuk melakukannya dan mempertanyakan identitas mereka selama ini beserta keluarga mereka yang sudah meminum air dari bumi Indonesia, menghirup udara segar dari oksigen yang melimpahi hutan negeri ini, meemakan protein hewani yang berkeliaran di daratan dan lautan sebagai anugerah atas negeri ini. Kukatakan, tak akan kuingkari asal-usulku. Dari sinilah saya mengerti makna sebuah kecintaan, kehormatan, harga diri, martabat sebuah bangsa dan belajar bebas tentang apa saja karena pendiri negara ini dulu serius memperjuangkannya.[2] Dari sini pulalah, saya mendapatkan alasan untuk sebuah kemarahan yang tidak mungkin dapat dibantah.

Kecintaan dan kemarahan adalah ekspresif, terlihat jelas, nyata, tidak ada kompromi, tegas, bukan bayangan yang tidak dapat diraba dan meragukan. Saya ingat bahwa Tan Malaka pernah menulis dalam bukunya, Massa Aksi "Lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu, dan tulangmu. Itulah tempat selayaknya bagimu, seorang putra tanah Indonesia tempat darahmu tertumpah".

Benar bahwa saya bukan meragukan SBY bisa marah, saya hanya mulai kehilangan keyakinan untuk itu. Seandainya SBY bisa marah, dengan pertimbangan yang bagaimana kah?

[1] Negeri Yang Tetap Kucintai, Fachrurrazy "rajidt" Ch Malley

[2] Tak mau Kuingkari Asal-Usulku, Fachrurrazy "rajidt" Ch Malley

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun