Mohon tunggu...
Darius Tri Sutrisno
Darius Tri Sutrisno Mohon Tunggu... Pramusaji - Penjaga warung kopi samiroto

Sadar belum tentu obyektif ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berebut Nasib

23 Juni 2019   20:58 Diperbarui: 23 Juni 2019   21:43 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
At least 600 women have been murdered since 2012 in this slum half-an-hour from capital. Photo by  elpais.com 

"Tetap saja kita harus segera pergi, sayang!" Suami meninggalakan istri tuk pergi mengemasi barang.

Kontrakan seminggu lagi akan di jual pemilik. Kemana mereka harus menyandarkan seluruh tubuhnya. Kembali ke Tenggara juga bukan itikad baik bila mau. Tetapi tetap saja manusiawi mereka manusia.

"Ayo kita berangkat." Si suami mengajak.

"Kemana tujuan kita berikutnya, sayang?" keluh sang istri menutup mukanya dengan kedua belah tangan. "Aku lelah jika harus hidup menggelandang lagi," tambahnya.

Kaki sudah merintih dan nafas setengah mati. Mereka tanpa sadar terlelap di bangunan rungsep tak berpunya. Kemelaratan yang di romantisir masih saja mereka nikmati walau di atas tikar. Saling jaga saling menghangatkan.

Gerak-gerik hidup mereka menumbuhkan rasa empati pada umat manusia di sekeliling. Kepala sipir penjara yang tinggal di depan mereka memberikan suami istri itu pekerjaan. Suami berkebun dan istri mengurus dapur.

Dengan gaji kerja selama tujuh tahun, perlahan-lahan mereka menata rumah yang nyaris roboh itu. Pertama-pertama fondasinya, berikutnya atap dan dinding. Rumah semakin layak untuk ditinggali saat dicat dengan warna abu-abu. Hiasan bunga petrea semakin melengkapi. Perpaduan antara warna ungu lembut dengan daunnya yang kaku berwarna hijau gelap menambah kesan inderawi awam.

Photo by pinterest.com 
Photo by pinterest.com 

"Tuan rumah memberikan bunga petrea sewaktu aku berkebun. Dia orang baik. Dimana kita harus menaruhnya?" Tanya suami.

"Tanaman rambat itu harus diletakkan menggantung, sayang!" Kau itu!

Mereka akan tinggal dalam waktu yang cukup lama di ruangan sempit---di rumah yang tak berpunya sebelum tekanan hidup akan datang lagi di hidup mereka nanti, yakni pemilik rumah yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun