Astronom NASA tersebut pun yang juga sangat terkejut dengan kabar tersebut  langsung memberi tahu kepada pemerintah pusat presiden dan menyarankan dosen dan mahasiswa tadi berangkat ke White House untuk membeberkan kepada presiden mengenai pentingnya penemuan itu.
Sesampai di istana presiden, dosen dan mahasiswa pun langsung menjelaskan bagaimana kegentingan yang terjadi. Namun, betapa geramnya mereka ketika orang-orang yang berwenang dalam ruangan presiden, terutama presiden itu sendiri, tidak terkejut sama sekali dengan sedikit cengar-cengir dan malah memprioritaskan pembahasan kampanye pemilihannya untuk periode selanjutnya. Mereka tetap berusaha untuk meyakinkan para orang-orang dalam ruangan presiden karena orang-orang tersebut benar-benar meremehkan kegentingan ini.Â
Tak berubah sikap atas usaha dosen dan mahasiswa meyakinkan, mereka pun kemudian kesal dan memilih untuk keluar ruangan dan berencana untuk memberitahu publik atas kegentingan yang sedang terjadi---mereka tak memberi tahu langsung publik karena khawatir akan terjadi 'ketidakstabilan sosial'.
Dosen dan mahasiswa yang diremehkan kabarnya oleh para petinggi negara kemudian berpuaya tampil di salah satu acara televise ternama untuk memberi tahu publik bahwa pada saat itu umat manusia terancam kepunahan oleh tabrakan komet.
Namun sekali lagi, host acara tersebut juga memiliki sikap yang sama dengan presiden tetapi tidak meremehkan, lebih kepada untuk membawa konversasi secara 'konsumtif-santai'.Â
Lagi-lagi, dosen dan mahasiswa itu, geram dan mahasiswa tersebut spontan mengatakannya secara lantang bahwa saat itu situasi sedang genting di acara televisi yang sedang ditonton ribuan orang.Â
Setelah itu, publik bukannya ikut merasakan kegentingan yang dirasakan astronom, malah membuat meme tentang ke-alay-an dosen dan mahasiswa yang mencemaskan sesuatu yang hoaks. Tetapi, justru disinilah titik tolak sikap pemerintah berubah.
Viralnya perkataan spontan mahasiswi tadi mengakibatkan sosial media dipenuhi berita tentang tabrakan komet membuat pemerintah perlu menyelediki lebih lanjut tentang kebenaran informasi komet tersebut.Â
Untuk sementara waktu, mahasiswa astronomi tadi ditangkap oleh FBI untuk disembunyikan dan dirahasiakan identitasnya agar kegaduhan viralnya meme di sosial media dapat mereda---ini mungkin berkolerasi dengan kampanye presiden.
 Selesainya pemerintah meneliti kebenaran informasi tersebut, dosen dan mahasiswa pun kemudian diundang lagi ke istana presiden untuk dimintai usulan dan solusi. Akhirnya, pemerintah pun menyepakati usulan dosen dan mahasiswa itu dan mulai merencanakan sebuah proyek roket nuklir untuk meledakkan komet tersebut sebelum menghantam bumi.
Pada saat eksekusi rencana, semua berjalan lancar hingga roket pun meluncur menuju komet. Namun, seketika jalannya rencana itu batal, dan roket pun berbalik arah kembali, ketika seorang pengusaha di bidang perangat teknologi informasi dan komunikasi (handphone) masuk ke ruang kendali roket dan meminta presiden untuk keluar sejenak.Â