Mohon tunggu...
Ibnu Satrio
Ibnu Satrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama dan NIM: Ibnu Satrio (46120010048). Jurusan: Psikologi. Kampus: Universitas Mercu Buana. Dosen pengampu mata kuliah: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Manusia Harus Memenuhi Potensi Diri, Berkomunikasi Secara Efektif, dan Berpikir Positif?

8 Oktober 2023   22:04 Diperbarui: 8 Oktober 2023   22:20 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Potensi Diri :

 

Dalam potensi diri kita harus mengetahui bahwa intelegensi bermain penting di dalamnya. Para psikolog mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan mental yang antara lain meliputi kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan yang kompleks, belajar cepat dan belajar dari pengalaman (Barlow, B. A. 2016). Dalam kehidupan sehari - hari tentunya kita menggunakan intelegensi kita untuk memproses permasalahan yang ada dan yang terpenting adalah di level akademik. Akademik memiliki peran yang penting salah satunya adalah untuk mencerna informasi yang ada dan bagaimana cara seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan, dan yang paling penting berpikiri secara kritis.

Ternyata di potensi diri kita memiliki aspek - aspek untuk mengetahuinya, diantaranya mengidentifikasi jati diri seseorang, mengintegrasikan berbagai aspek diri, seperti kognisi, emosi, dan motivasi, proses menciptakan makna hidup, dan membuat rencana dan tujuan (Barlow, B. A. 2016) . Komponen-komponen ini terakit satu sama lain misalnya, mengidentifikasi makna-makna yang penting secara pribadi memerlukan pemahaman terhadap pengalaman kita. Pembuatan makna seperti ini diperlukan untuk mengembangkan rencana dan tujuan yang penting bagi kita. Ketika seseorang menambahkan tujuan konkrit yang mengungkapkan apa yang dia yakini sebagai makna dari pengalamannya, dia membentuk sebuah tujuan (Bronk, 2014).

Kognitif ternyata berperan penting juga dalam menggali potensi diri. Hal ini dikarenakan untuk menciptakan makna hidup yang berarti kita harus memiliki pemikiran yang positif akan sesuatu hal. Ketika potensi diri meningkat, kesadaran akan diri yang sebenarnya menjadi semakin penting (Loevinger & Blasi, 1976) karena diri yang sebenarnya bertindak sebagai panduan menuju pengalaman yang bermakna bagi individu. Peningkatan kecerdasan seseorang seharusnya meningkatkan pemahaman tentang jati dirinya, namun saat ini peneliti belum memiliki bukti apa pun yang mendukung pernyataan ini (Bronk, 2014). Schegel dan rekan kerjanya mendefinisikan true self sebagai skema kognitif yang dipercayai sebagai refleksi hidupnya sendiri. Skema diri berkembang selama aktivitas sehari-hari ketika orang membuat pilihan yang mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya. Ekspresi diri mereka yang konkrit membantu orang untuk menyadari komponen-komponen diri mereka dan memungkinkan terjadinya refleksi diri dan eksplorasi diri lebih lanjut.

Memiliki tujuan juga salah satu bagaimana mengembangkan sebuah potensi. Apabila seseorang memiliki tujuan yang tinggi dan kemudian diarahkan dengan perencanaan yang baik maka hasil dari tujuannya akan tercapai. Meskipun tujuan dapat mencakup makna, tujuan utamanya terfokus pada komitmen dan keterarahan pada tujuan (Bronk, 2014). Peneliti pernah mengukur bagaiaman makna hidup bisa menentukan tujuan yang diinginkan oleh seseorang dengan menggunakan The Purpose In Life Test dari Crumbaugh dan Maholick pada 1964 yang kemudian di revisi oleh McGreggor dan Little.

 

Definisi Berpikir Positif :

Kita sering kali mendengar dari guru, teman, maupun orang tua kita ketika mendapatkan sebuah musibah dengan berkata "jangan berpikir negatif nanti hasilnya buruk, berpikir positif aja dan opitimis". Berpikir secara positif bagaimana seseorang berpikir secara optimis dan hal ini melatih seseorang berfokus pada kebaikan dalam situasi tertentu. Di dunia ini tidak ada yang mustahil kecuali dimulai dengan berpikir positif. Berpikir positif akan membentuk kebiasaan untuk lebih bersemangat menjalani hidup. Karena jiwa yang berpikiran positif akan mendapatkan hasil yang baik, sebaliknya pikiran negatif juga akan menghasilkan suasana negatif.

Berpikir positif juga bisa berdampak kepada kondisi mental dan fisik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 dalam Journal Of Aging dengan mengkaitkan seseorang yang memiliki sikap mental yang positif dengan penurunan angka kematian selama periode 35 tahun. Hasilnya orang yang memiliki pandangan yang lebih positif lebih cenderung melakukan latihan fisik secara teratur, menghindari merokok, makan makanan yang lebih sehat, dan tidur yang lebih berkualitas.

Berpikir positif berarti menghadapi tantangan hidup dengan pandangan positif. Ini tidak berarti melihat dunia melalui lensa berwarna merah jambu dengan mengabaikan atau mengabaikan aspek-aspek negatif kehidupan. Berpikir positif bukan berarti menghindari situasi sulit. Sebaliknya, berpikir positif berarti memanfaatkan potensi hambatan, mencoba melihat sisi terbaik orang lain, dan memandang diri sendiri serta kemampuan Anda dari sudut pandang positif.

Menurut Neck & Manz berpikir positif adalah orientasi dengan secara optimis dan negatif akan berdampak pesimis. Berbeda dengan Jurnal yang diterbitkan Oleh Jarrar, ia memberi pandangan bahwa berpikir positif merupakan bagaimana seseorang menjaga keseimbangan dalam mengatasi permasalahan dan ini merupakan pendekatan dalam hidup untuk tetap fokus pada sikap yang positif dalam situasi apapun (Jarrar, A. G. 2013).  Sedangkan McGrath menyatakan bahwa berpikir positif merupakan sebuah perilaku yang berpacu didalam pemikiran, perilaku, perasaan dan berbicara. Berbeda dengan Susetyo (1998) berpikiri positif merupakan bagaimana seseorang untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang positif dari diri sendiri, orang lain, dan situasi yang akan dihadapi.

Plato menyatakan bahwa apabila "ubahlah cara pola pikirmu, maka hidupmu akan berubah" dan berpikir secara positif juga akan meningkatkan rasa percaya diri, menciptakan rasa penerimaan diri, dan cinta diri (Jarrar, A. G. 2013).  Pola pikir positif meningkatkan motivasi seseorang untuk sukses dan mencapai apa yang diinginkan. Ini akan membuat seseorang yakin bahwa kita yakin dengan apa yang diinginkan. Ini juga akan memotivasi seseorang untuk mencapai lebih dari yang kita harapkan.

Definisi Komunikasi Efektif :  

Komunikasi yang efektif dan efisien akan menciptakan perubahan sikap atau mempengaruhi penerima pesan. Komunikasi yang efektif dapat dialami secara verbal atau non-verbal. Verbal berarti komunikasi efektif yang terlihat dari pengiriman dan penerimaan pesan. Sedangkan nonverbal terlihat melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Komunikasi merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari dan kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan siapapun. Komunikasi dapat terjadi dalam dua cara, baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi melalui berbagai platform media sosial. Saat kita berkomunikasi dengan banyak orang, kita tidak tahu berapa persentase komunikasi tersebut dan seberapa baik komunikasi tersebut menjangkau pendengar yang diinginkan. Tidak hanya  memberikan jawaban, komunikasi juga diperlukan saat berinteraksi. Sejak kecil kita sudah diajarkan cara berkomunikasi, namun komunikasi tidak hanya sekedar berbicara antara dua pihak tetapi juga kemampuan mendengarkan. Contoh komunikasi yang efektif adalah ketika dua pihak atau lebih dapat mendengarkan pernyataan seseorang dan memberikan tanggapan, bisa berupa pertanyaan, kritik atau saran, yang menunjukkan  setuju atau tidak setuju.

Komunikasi yang efektif penting ketika berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan profesional. Belajar berkomunikasi secara efektif melibatkan pengembangan keterampilan tertentu, seperti mendengarkan secara aktif. Dengan mengidentifikasi apa itu komunikasi yang efektif dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi karier kita dimasa depan dan kita bisa mempelajari berkomunikasi dengan jelas dan singkat.

Komunikasi yang efektif adalah kemampuan untuk melakukan percakapan dengan orang lain dengan cara yang menarik, fokus, konsisten, dan menawarkan nilai. Menurut Thomas S. Monson, komunikasi yang efektif merupakan bagaimana motivasi terbentuk (Monson, T. S. 2010). Untuk bisa melakukan komunikasi yang efektif, seseorang harus mampu menguasai materi atau pembahasannya dengan cara mempelajarinya, seseorang harus benar - benar antusias dengan pembahasannya, dan yang terakhir menguasai atau memiliki skill komunikasi yang baik (Monson, T. S. 2010). Sedangkan pandangan lain berpendapat bahwa Komunikasi yang efektif adalah memahami emosi dan maksud di balik informasi, serta mampu menyampaikan pesan dengan jelas. Ahli lain memberikan pandangan mengenai komunikasi yang efektif yaitu komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan menerima pesan, makna, atau maksud, sebagaimana yang dikehendaki oleh pengirim pesan hal ini disampaikan oleh Tommy Suprapto dalam buku yang beliau tulis yaitu Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi pada tahun 2009.

Bagaimana Cara Mengetahui Potensi Diri : 

Terkadang kita hanya melakukan apa yang perlu kita lakukan dan hal ini dapat mempunyai aspek positif dan negatif. Terkadang kita punya pilihan yang bisa membuat segalanya menjadi lebih sulit. Hal ini tidak menyenangkan bagi semua orang, namun tekanan sosial untuk menyesuaikan diri sangatlah besar. Secara historis, hampir tidak ada peluang untuk melawan, namun pandangan dari luar menciptakan celah dalam cara kita berpikir tentang kehidupan dan mengonsep masa depan.

Self discovery adalah proses seumur hidup. Perjalanan penemuan diri. Pencarian identitas secara spiritual.  Self discovery merupakan proses yang bertahap tentang siapa diri kita, potensi kita, tujuan hidup kita, dan hal-hal mendasar yang memandu kita sepanjang perjalanan pencariannya. Kegagalan untuk memulai proses  Self discovery, yang sering kali melibatkan penentuan siapa diri kita, peran apa yang harus kita mainkan, dan tanggung jawab apa yang harus diambil, dapat menyebabkan krisis identitas.

 Menurut Erikson, krisis identitas terjadi pada tingkat Identity vs. Role-confusion. Pada tahap ini, masyarakat akan mencoba menemukan peran dan tanggung jawab apa yang harus mereka ambil dalam masyarakat. Ketidakmampuan mereka untuk mencapai hal ini dapat menyebabkan kebingungan peran.

Berbeda dengan Erikson, Abraham Maslow membuat teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan manusia. Abraham Maslow merupakan psikolog asal Amerika yang berfokus dalam bidang humanistik. Teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan Abraham Maslow memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana individu dapat memenuhi potensi diri mereka dan mencapai pertumbuhan dan kepuasan pribadi. Menurut Maslow, aktualisasi diri merupakan tingkat perkembangan psikologis tertinggi, dimana individu berusaha untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Bukan hanya untuk menjadi versi terbaik untuk dirinya, teori aktualisasi diri Maslow juga menjelaskan tentang apa yang mendorong perilaku manusia dan apa yang membuat manusia merasa terpenuhi. Ini mewakili lima kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi untuk mencapai kesejahteraan, berikut hierarkinya :

Untuk membaca teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan Maslow kita bisa melihatnya dari bawah yaitu, physiological needs, safety, love and belonging, self-esteem, dan self actualization. Maslow memetakan kebutuhan-kebutuhan ini ke dalam diagram piramida, dengan masing-masing kebutuhan menempati tingkat piramida yang berbeda. Tingkat terendah dan terbesar mewakili kebutuhan dasar dan prioritas tertinggi yang penting untuk kelangsungan hidup. Diagram piramida menunjukkan bagaimana Maslow percaya bahwa kebutuhan manusia bersifat hierarki, yang berarti beberapa kebutuhan lebih diprioritaskan daripada kebutuhan lainnya. Menurut teorinya, manusia tidak dapat mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada di tingkat yang lebih tinggi sampai mereka dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berada di bawahnya.

  • Physiological needs

Kebutuhan yang paling mendasar untuk semua manusia merupakan makan, minum, tidur, dan tempat berlindung.

Safety 

Kebutuhan keselamatan, seperti keamanan kerja dan keselamatan fisik, juga harus dipenuhi. Kita tidak dapat fokus pada aktualisasi diri jika kita kesulitan memenuhi persyaratan dasar ini.

  • Love and belonging

Manusia merupakan mahluk sosial yang tentunya tidak dipisahkan satu sama lain, tentunya manusia butuh akan rasa cinta dan kepunyaan. Bangun dan membuat hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan komunitas yang mendukung. Hubungan ini dapat memberikan dukungan emosional dan rasa memiliki.

  • Self-esteem

Kebutuhan harga diri terdiri dari harga diri yang mencakup kepercayaan diri, harga diri, dan harga diri orang lain yang mencakup pengakuan, rasa hormat dari orang lain. Manusia dianjurkan untuk berusaha untuk membangun kepercayaan diri kita untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai, dan mendapatkan rasa pencapaian.

  • Self-actualization

 Tingkatan paling atas dari teori Maslow hanya beberapa orang saja yang bisa mencapai tahapan ini dikarenakan banyaknya konflik di hierarki 1 - 4 yang belum bisa dipenuhi. Kebutuhan tertinggi dalam piramida Maslow adalah aktualisasi diri, yang melibatkan seseorang mengenal dirinya sendiri, memahami potensi dirinya secara penuh, dan mencapainya. Aktualisasi diri melibatkan perjuangan untuk pertumbuhan pribadi, kreativitas, dan mewujudkan potensi maksimal seseorang.

Perlu diingat bahwa aktualisasi diri adalah perjalanan yang sangat sulit dalam kehidupan manusia tidak semua orang mencapai tahap ini dalam hidup mereka. Penting juga untuk dicatat bahwa teori Maslow telah dikritik dan diperluas oleh para psikolog kemudian. Meskipun memberikan kerangka yang berharga, pertumbuhan pribadi dan potensi diri adalah konsep yang kompleks dan memiliki banyak aspek yang mungkin berbeda dari orang ke orang. Pada akhirnya, upaya mencapai aktualisasi diri adalah proses yang sangat pribadi dan berkelanjutan.

 

 

Bagaimana Cara Berpikir Positif : 

Untuk mampu berpikir secara positif kita harus menyisihkan pikiran - pikiran negatif yang mengganggu kita terlebih dahulu. Menerapkan berpikir positif berawal untuk berkomunikasi dengan diri sendiri atau self-talk. Self-talk adalah pikiran yang tak terucapkan dan mengalir tanpa henti di pemikiran kita. Pikiran otomatis ini bisa positif atau negatif. Beberapa pembicaraan diri seseorang berasal dari logika dan alasan. Pembicaraan diri lainnya mungkin timbul dari kesalahpahaman yang dibuat karena kurangnya informasi atau ekspektasi karena prasangka tentang apa yang mungkin terjadi.

Untuk mengetahui bagaimana cara untuk berpikir positif kita harus mengetahui bagaimana pikiran negatif bisa hadir ke dalam pikiran kita. Berikut cara mengidentifikasinya :

  • Filtering

Dalam kehidupan sehari - hari dari setiap manusia tentunya ada kalanya baik dan buruk, negatif dan positif. Maka dari itu kita harus menyaring sisi negatifnya dan selalu mengingat sisi positifnya.

  • Personalizing

Ketika sesuatu yang buruk terjadi, otomatis seseorang akan menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya, ketika kita mendengar bahwa acara keluar malam bersama teman-teman dibatalkan, dan kita berasumsi bahwa perubahan rencana tersebut disebabkan karena tidak ada seorang pun yang ingin berada di dekat kita.

  • Blaming

Kita rentan menyalahkan orang lain apabila sesuatu terjadi dalam individu maupun kelompok, dan kita berusaha menghindar dari permasalahan tersebut untuk tidak menyiksa pikiran dan perasaan kita sendiri.

  • Catastrophizing

Dalam hal ini kita terlalu bersikap paranoid dikarenakan ketidaksalahan yang kita lakukan. Contohnya, ketika kita memesan es krim dengan rasa coklat tetapi pelayan restoran tersebut memberikan es krim dengan rasa vanila. Dalam kasus ini kita akan merasakan bahwa itu salah kita dan akan merasakan kesialan sepanjang hari.

Kita dapat belajar mengubah pemikiran negatif menjadi pemikiran positif. Prosesnya sederhana, namun memerlukan waktu yang panjang untuk melatih pikiran, dan menciptakan kebiasaan baru. Setelah kita mengetahui tentang bagaimana pikiran negatif ter ciptakan, alangkah baiknya mengetahui bagaimana cara kita menciptakan pikiran positif, berikut caranya :

  • Identify areas to change

Untuk mengubah bagaimana kita berpikir secara positif kita harus mengidentifikasi sisi negatif kita. Setelah kita mengetahui sisi negatif kita bisa fokus pada satu bidang untuk mengubah secara perlahan dengan cara yang lebih positif. Pikirkan positif berupaya untuk mengelola stres, bukan pemikiran negatif.

  • Check ourself

Cobalah untuk berhenti untuk memikirkan kesalahan dan mengevaluasi pikiran kita, jika ternyata pikiran kita sebagian besar negatif, cobalah mencari cara untuk mengubahnya menjadi positif.

  • Follow a healthy lifestyle

Berolahraga berperan sangat penting untuk menimbulkan pikiran yang positif. Olahraga secara positif dapat mempengaruhi suasana hati dan mengurangi stres. Tidur yang cukup dan pelajari teknik mengelola stres.

  • Practice positive self-talk

Kita bisa melakukannya dengan satu hal kecil yaitu untuk tidak menyampaikan sesuatu kepada seseorang apabila tidak ingin disampaikan. Jika pikiran negatif memasuki pikiran kita, evaluasilah secara rasional dan tanggapi dengan penegasan tentang apa yang baik.

Bagaimana Cara Berkomunikasi Secara Efektif : 

Dalam berkomunikasi tentunya semua orang ingin secara singkat padat dan jelas atau efektif. Membangun komunikasi yang efektif dan juga efisien ternyata sebuah keterampilan yang penting untuk dimiliki seseorang dalam kehidupannya dikarenakan hal ini sangat berguna di sisi pribadi dan profesional. Dengan seseorang memiliki komunikasi yang efektif tentunya dapat membuat hubungan yang erat, menghindari konflik yang tidak perlu, dan meningkatkan produktivitas dalam segala bidang yang ditekuni.

Menurut Thomas Monson ada 3 kunci untuk berkomunikasi yang efektif, yaitu :

  • Berbicara dengan jelas
  • Menerangkan dengan singkat padat dan jelas
  • Konfirmasi ulang
  • Berbicara Dengan Jelas 

Peraturan paling pertama untuk menjelaskan sesuatu menurut Thomas Monson adalah ketika berkomunikasi dengan jelas dengan tujuan yang jelas. Cara lain untuk meningkatkan kejelasan adalah dengan menggunakan ilustrasi. Karena kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, definisi tambahan melalui ilustrasi pendukung biasanya berguna. Penggunaan analogi atau ilustrasi dalam konteks ini sangat didukung dengan kuat, karena cara ini sudah berhasil di segala bidang yang paling utama adalah pendidikan.

Sangat mudah bagi orang untuk memproyeksikan diri mereka ke dalam kisah-kisah orang yang hidup dan pengalaman mereka. Selain menggunakan analogi, penjelasan dengan ditambahkan gerakan saat melakukan penjelasan sangatlah direkomendasi oleh Monson. Hal ini sangat membantu ketika mencoba mengajarkan keterampilan yang memiliki beberapa aspek mekanis. Dalam hal ini alat media yang dianjurkan adalah menggunakan gambar, Pepatah lama yang mengatakan "sebuah gambar bernilai seribu kata" dapat didukung dengan banyak contoh. Selain menggunakan sebuah gerakan, objek pun bisa dijadikan sebuah alat pembantu untuk berkomunikasi secara efektif. Kegunaan objek disini adalah untuk memperjelas pesan yang disampaikan oleh pembicara.

  • Menerangkan dengan Singkat Padat dan Jelas  

 

Penjelasan dengan waktu yang lama sangatlah membuang waktu yang terutama seseorang untuk fokus adalah hanya 15 - 20 menit awal. Singkat padat dan jelas merupakan sebuah solusi untuk permasalahan ini. Ringkas berarti mengungkapkan banyak hal dalam beberapa kata. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengkomunikasikan suatu ide dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas pokok bahasan dan pengetahuan sebelumnya dari audiens. Namun komunikasi akan meningkat bila setiap kata, setiap kalimat, setiap paragraf bermakna dan berhubungan dengan tujuan.

Untuk menjelaskan sesuatu dengan singkat padat dan jelas, Thomas Monson menyatakan untuk menghilangkan ide - ide dan humor yang tidak relevan di tengah penjelasan. Karena sulitnya memperoleh perhatian penuh, ada godaan di antara beberapa orang untuk memasukkan materi yang menarik meskipun tidak sepenuhnya relevan. Ketika tahap pengorganisasian telah selesai, kurangi setiap kalimat menjadi kata-kata yang paling sedikit diperlukan. Terakhir, pelajari materi dengan cukup baik untuk menyajikannya sebagaimana telah dipersiapkan.

  • Konfirmasi Ulang 

 

Seorang buruh ingin melakukan negosiasi kepada manager perihal sesuatu, tetapi pada saat itu situasti sangat memanas sehingga adu mulut terjadi antara buruh dan para petinggi perusahaan. Untuk menengahi situasi tersebut ada seorang buruh yang menengahi mereka dengan aturan seorang buruh yang sedang protes tidak boleh menyampaikan pandangannya sampai ia dapat menjelaskan sudut pandang manajemen tersebut, dan sebaliknya. Dalam kisah tersebut kita bisa mendapatkan pesan bahwa apabila dalam suatu diskusi maupun ditengah perdebatan kita harus diam dan mengkornfirmasi lagi apa yang diucapkan lawan bicara kita. Maka dari itu, untuk melihat apa yang telah dipelajari, konfirmasikan apa yang telah diberi tau. Mendengarkan secara terpisah-pisah, salah menafsirkan gagasan, dan salah mengartikan kata-kata dapat menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk memiliki metode pemeriksaan, umpan balik, dan koreksi terhadap kesan yang salah bila memungkinkan.

Kenapa Kita Harus Berpikir Positif? 

Berpikir positif dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan mental dan emosional seseorang, serta kualitas hidup seseorang secara keseluruhan. Meskipun penting untuk menyadari bahwa bersikap terlalu positif dalam segala situasi tidak selalu realistis atau bermanfaat, menumbuhkan pola pikir positif dalam konteks yang tepat. Orang-orang dengan pandangan hidup yang lebih positif dapat menangani stres dengan lebih baik, memiliki kekebalan yang lebih baik, dan kecil kemungkinannya untuk kematian yang dini. Berpikir positif juga membantu meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Berikut alasannya mengapa kita harus berpikir secara positif :

  • Berpikir positif akan menggapai kesenangan

Sikap positif akan meningkatkan kebahagiaan. Kita tidak harus menjadi kaya secara materil maupun non materil dalam mencapai tujuan untuk menjadi bahagia. Ini adalah masalah cara pandangan kita dan bagaimana mencoba untuk berpikir secara positif.

Ketika kita mempunyai skema berpikir positif, kita akan merasa bahagia. Kebahagiaan tidak bergantung pada sebab-sebab eksternal. Itu berasal dari dalam diri kita.

  • Memperkuat motivasi

Berpikir positif akan membantu kita untuk mencapai impian dan tujuan yang kita mau. Motivasi adalah kualitas positif dan sesuatu yang luar biasa untuk dimiliki. Ini mendorong kita untuk maju, semangat, dan membantu kita mengatasi rintangan. Pola pikir untuk berpikir secara positif meningkatkan motivasi kita untuk sukses dan mendapatkan apa yang diinginkan. Itu akan membuat kita yakin bahwa kita akan mendapatkan apa yang diinginkan.

  • Harga diri yang lebih baik

Sikap dan cara berpikir kita akan berkaitan erat dengan perasaan. Jika kita memiliki sikap positif dan berpikir positif, kita akan memiliki opini yang lebih baik tentang diri kita sendiri yang berarti akan memiliki rasa harga diri yang lebih baik.

Kenapa Kita Harus Memenuhi Potensi Diri? 

Menyadari potensi kita adalah upaya yang sangat pribadi dan bermakna yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan kita dan lingkungan di sekitar kita. Berikut  beberapa alasan mengapa menyadari potensi kita itu penting:

  • Pengembangan Diri dan Aktualisasi Diri

Menyadari potensi kita memungkinkan kita untuk tumbuh sebagai individu dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Ini melibatkan penemuan diri, kesadaran diri, dan mewujudkan bakat, kekuatan, dan keinginan unik kita. Aktualisasi diri, sebagaimana dijelaskan dalam Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow, adalah puncak perkembangan manusia dan mewakili pemenuhan potensi bawaan kita.

  • Dampak Positif bagi Orang Lain

Ketika kita mencapai potensi penuh, kita dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan orang lain. Prestasi, sumbangsih, dan pencapaian kita dapat memberikan inspirasi dan  manfaat bagi keluarga, komunitas, masyarakat luas, hingga tingkat negara.

  • Kepuasan Pribadi dan Menghindari Penyesalan

Banyak orang mengalami penyesalan di kemudian hari karena tidak mengejar impian atau potensinya. Memenuhi potensi kita dapat membantu kita menghindari penyesalan tersebut dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bebas penyesalan.

Kenapa Kita Harus Berkomunikasi Secara Efektif?

Komunikasi adalah sesuatu yang kita lakukan tiap harinya secara forman dan informal. Hal ini sangatlah penting bagi kita sebagai calon sarjana untuk terjun ke dalam dunia yang profesional seperti bekerja. Komunikasi seperti di tempat kerja sangat penting karena meningkatkan semangat kerja, keterlibatan, produktivitas, dan kepuasan karyawan. Komunikasi juga merupakan kunci untuk kolaborasi dan kerja sama tim yang lebih baik. Seorang komunikator yang efektif akan mengembangkan keterampilan dan alat yang berbeda untuk menyesuaikan dengan jenis komunikasi yang dibutuhkan. Berikut mengapa kita harus berkomunikasi secara efektif :

  • Membangun dan memperkuat hubungan

Komunikasi yang efektif menyatukan semua orang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu alasan keberhasilan atau kegagalan suatu hubungan adalah kualitas komunikasi. Kurangnya komunikasi yang efektif membuat sulit untuk meningkatkan dan membina hubungan yang efektif dalam suatu organisasi. Komunikasi yang efektif tidak hanya membangun hubungan tetapi juga memeliharanya.

  • Menjadi bijak

Seorang filsuf pada zaman Yunani kuno Epictetus pernah berkata bahwa :

"We have 2 ears and one mouth so that we can listen twice as much as we speak".

Dalam kutipan dari Epictetus bisa di artikan sebagai kita harus bijak dalam berperilaku dan hal ini sangat berkorelasi dimana kebanyakan orang berbicara dibandingkan mendengarkan dan perlu kita sadari bahwa mendengarkan secara aktif adalah bagian penting dari komunikasi dua arah seperti halnya berbicara.

  • Meningkatkan keterlibatan karyawan

Menurut studi yang dilakukan oleh Watson Wyatt Worldwide, karyawan yang terlibat memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk memiliki kinerja tinggi dan lebih sedikit mengambil cuti kerja. Karyawan yang terlibat juga menciptakan kinerja keuangan yang lebih baik. Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menjaga karyawan untuk tetap termotivasi dan terus mencapai tujuan perusahaan. Hal ini secara langsung membuat  karyawan  menjadi lebih produktif.

Referensi : 

II, A. (2020, October 29). A Step by Step Guide to Discover Your True Potential. Medium; Medium.

https://abrahamhispraise.medium.com/a-step-by-step-guide-to-discover-your-true

potential-3c1733fa843f

11 Reasons Why Effective Communication Is Important. (2021, March 5). Soft Skills Studio.

https://sumankher.com/2021/03/05/why-communication

important/#WHAT_IS_EFFECTIVE_COMMUNICATION

Cherrry Kendra. (2023). The Power of Positive Thinking. Verywell Mind.

https://www.verywellmind.com/what-is-positive-thinking

2794772#:~:text=Why%20is%20positive%20thinking%20important,lower%20risk%20of%20

remature%20death

Eight Ways to Realize Your Full Potential. (2017). Psychology Today.

https://www.psychologytoday.com/us/blog/experimentations/201712/eight-ways-realize

your-full-potential

Five Reasons Why You Should Think Positively Everyday. (2014, May 13). Success Consciousness

Positive Thinking - Personal Development.

https://www.successconsciousness.com/blog/positive-attitude/five-reasons-why-you

should-think-positively/

Ho, L. (2020, September 7). 6 Steps to Understanding Your Potential and Achieving More - LifeHack.

Lifehack. https://www.lifehack.org/884917/understanding-your-potential

Jarrar, A. G. (2013). Positive Thinking & Good Citizenship Culture: From the Jordanian Universities Students' Points of View. International education studies, 6(4), 183-193.

Macleod, A. K., & Moore, R. (2000). Positive thinking revisited: Positive cognitions, wellbeing and

mental health. Clinical Psychology & Psychotherapy: An International Journal of Theory &

Practice, 7(1), 1-10.

Monson, T. S. (2010). How to Communicate Effectively. Religious Educator: Perspectives on the Restored Gospel, 11(3), 3.

Naseem, Z., & Khalid, R. (2010). Positive Thinking in Coping with Stress and Health outcomes:

Literature Review. Journal of Research & Reflections in Education (JRRE), 4(1).

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun