Masyarakat Bima sering menyebutnya dengan Uma Lengge. Hasil tani yang telah panen dinaikkan bersama-sama dengan Uma Lengge dan disimpan untuk cadangan pangan.Â
Tradisi Ampa Fare telah ada sejak abad ke-8. Tradisi ini mengandung makna doa dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang banyak serta mengajarkan hidup hemat.
3. Mbolo Weki
Arti Mbolo Weki adalah mbolo (bundar atau melingkar) dan weki (kumpulan, sekelompok, atau kerumunan). Maka, Mbolo Weki dapat diartikan sebuah musyawarah lingkungan keluarga maupun kegiatan berkumpul dengan tujuan mempererat hubungan antar keluarga.
Tradisi Mbolo Weki dilakukan dengan tujuan mempersiapkan suatu kegiatan penting sebuah keluarga suku Bima, seperti acara pernikahan.
4. Tenun Tembe Nggoli
Perempuan suku Bima pada zaman dahulu mempunyai keahlian menenun. Keahlian ini kemudian diwariskan turun-temurun kepada anak cucu dan terus diturunkan ke generasi berikutnya. Hasil tenun yang terkenal di Bima, salah satunya adalah Tembe Nggoli.
5. Peta Kapanca
Peta Kapanca adalah ritual khusus calon pengantin perempuan suku Bima sebelum menikah. Ritual dilakukan satu hari sebelum akad.
Kapanca atau daun pacar dihaluskan dan dipancarkan di kedua telapak tangan calon pengantin perempuan oleh ibu-ibu pemuka adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Itulah tradisi suku Bima yang masih ada hingga sekarang. Semoga bermanfaat!Â