Atas dasar itu, maka dipandang perlu oleh Satupena untuk memberikan hadiah dan penghargaan bagi belasan penulis terbaik Indonesia, yang belum pernah menerima penghargaan dan hadiah sebagai penulis dari institusi manapun. Para penerima terdiri dari penulis fiksi, penulis non fiksi dan hadiah Life Time Achievement Award. Ini sesuai dengan sifat organisasi Satupena, yang menghimpun para penulis lintas genre.
Banyak orang sanggup berpikir, namun sangat sedikit yang mampu menuliskannya dalam buku. Padahal, pekerjaan sebagai penulis di Indonesia bukanlah profesi yang mudah. Hal ini karena secara ekonomi, penghasilan dari penjualan buku tidak cukup untuk dijadikan satu-satunya sumber penghasilan. Untuk satu keluarga dengan dua anak, orang harus sangat giat dan terus menulis agar dapur "ngebul."
Semestinya ada bantuan dari pemerintah kepada para penulis, yang bentuknya dapat bermacam-macam. Seperti, pembebasan pajak penghasilan, bantuan dana penerjemahan karya ke bahasa asing, bantuan keuangan pada saat ia sedang menulis buku, dan pemberian pensiun setelah usia penulis di atas 60 tahun, seperti diterapkan di dunia Barat dan Malaysia.
Ekosistem Dunia Menulis
Tugas asosiasi Satupena adalah memperjuangkan kepentingan para penulis Indonesia, serta menjaga harkat dan martabat mereka. Tujuan lain adalah menciptakan ekosistem dunia menulis dan memberi kesempatan kepada semua pihak untuk terlibat, dengan menjembatani berbagai keperluan para penulis maupun untuk menciptakan kebanggaan negeri.
Organisasi penulis ini bersepakat, kemajemukan, keragaman, kebhinnekaan Nusantara, harus tetap lestari dan perlu disebarkan melalui aktivitas menulis. Untuk itu, Satupena menjalankan maklumat bahwa menulis bukan sekadar tindakan individu, tetapi juga menjadikan peradaban dunia jauh lebih baik.
Para penulis Indonesia tentunya ikut berpartisipasi bersama semua anak bangsa, untuk memajukan bangsa dan membangun sebuah peradaban unggul di Indonesia
Selama empat tahun sejak berdirinya, Satupena telah hadir sebagai sebuah organisasi yang bersifat paguyuban, tetapi dikelola dengan tata kelola organisasi yang baik. Hasilnya, dari sebuah organisasi yang tidak dikenal, kini Satupena menjadi organisasi besar secara nasional, yang dikenal secara internasional.
Hubungan dengan asosiasi penulis internasional juga dijalin. Satupena mendapat kunjungan dari Asosiasi Penulis Tiongkok pada 2019. Ketua Umum Satupena juga mengunjungi asosiasi penulis Malaysia Pena dan Gapena, serta mengikuti Singapore Writers Festival. Kunjungan berikutnya ke kantor pusat International Author Forum (IAF), London, Inggris, asosiasi penulis Prancis SGDL di Paris, dan asosiasi penulis Italia di Roma.
Meski pun usia Satupena masih muda, perjuangannya membela para penulis telah mendapat apresiasi dari Peter Carey, penulis banyak buku termasuk biografi Pangeran Diponegoro. Akademisi dari Oxford University ini menulis kepada Satupena, "Thanks for kind and helpful defence of my interests during this recent 'twitter storm' or 'storm in a tea cup,'" setelah organisasi ini mengambil sikap membela kebebasan menulis dalam polemik biografi Diponegoro.
Dalam komunitas Satupena, para anggota juga saling membantu ketika ada bencana alam seperti gempa bumi di Lombok. Juga, tatkala ada anggota yang sakit memerlukan pengobatan, dan untuk membantu memenuhi keperluan sehari-hari pada saat krisis ekonomi. Para anggota yang berkesanggupan juga saling membagi buku secara gratis.