Mohon tunggu...
Satria Wildan
Satria Wildan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjajaran

Memiliki ketertarikan untuk meneliti isu-isu Kepartaian dan Kebijakan publik di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Pengaruh Kekuasaan Terhadap Isu Ketimpangan Ekonomi

31 Desember 2024   18:28 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:28 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            

Ekonomi Politik dan Krisis Lingkungan

            Krisis lingkungan adalah contoh lain dari bagaimana pendekatan ekonomi politik dapat memberikan wawasan mendalam. Banyak masalah lingkungan, seperti perubahan iklim dan deforestasi, muncul dari kebijakan ekonomi yang mengabaikan keberlanjutan demi keuntungan jangka pendek. Kerusakan lingkungan sering dianggap sebagai eksternalitas dalam ekonomi konvensional, yaitu biaya yang tidak dimasukkan dalam harga pasar. Pendekatan ekonomi politik menyoroti bahwa eksternalitas ini sering diabaikan karena aktor ekonomi yang kuat, seperti perusahaan energi fosil, memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan publik. Beberapa negara mulai mengadopsi kebijakan hijau untuk mengatasi krisis lingkungan. Contohnya, Uni Eropa telah meluncurkan Green Deal yang bertujuan mencapai emisi nol bersih pada 2050. Namun, kebijakan ini menghadapi tantangan besar, terutama dari negara dan industri yang bergantung pada bahan bakar fosil.

            Gerakan lingkungan dan masyarakat sipil memiliki peran penting dalam menekan pemerintah dan perusahaan untuk bertindak lebih berkelanjutan. Kampanye seperti Fridays for Future menunjukkan bagaimana tekanan publik dapat memengaruhi kebijakan global.

Peran Ideologi dalam Ekonomi Politik

            Ideologi memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebijakan ekonomi dan politik. Neoliberalisme, yang menekankan pasar bebas dan minimnya intervensi negara, telah menjadi ideologi dominan sejak akhir abad ke-20. Namun, kritik terhadap neoliberalisme semakin meluas seiring dengan meningkatnya ketimpangan ekonomi dan krisis lingkungan. Populisme telah muncul sebagai respons terhadap kegagalan neoliberalisme. Gerakan populis sering kali menantang institusi dan kebijakan yang dianggap hanya menguntungkan elit ekonomi. Namun, populisme juga berpotensi mengancam nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia jika tidak dikelola dengan baik.

            Ekonomi politik masa depan kemungkinan akan didominasi oleh perdebatan antara model neoliberal, sosial-demokrat, dan pendekatan baru seperti ekonomi sirkular. Kebijakan yang mengintegrasikan keberlanjutan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi tantangan utama bagi para pengambil kebijakan.

            Kemajuan teknologi seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan telah membawa tantangan baru. Di satu sisi, teknologi dapat meningkatkan efisiensi. Namun, di sisi lain, manfaat teknologi sering terkonsentrasi pada mereka yang memiliki akses terhadap pendidikan dan modal.

Ekonomi Politik dalam Pandemi COVID-19

            Pandemi COVID-19 mengungkapkan bagaimana kekuasaan politik memainkan peran penting dalam menghadapi krisis. Respons terhadap pandemi mencerminkan pentingnya negara dalam melindungi masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.Banyak negara mengadopsi kebijakan fiskal agresif, seperti bantuan langsung tunai dan subsidi usaha kecil, untuk meredam dampak pandemi. Meski demikian, kebijakan ini meningkatkan utang publik yang akan menjadi tantangan di masa depan.

            Distribusi vaksin yang tidak merata memperlihatkan ketimpangan global. Negara maju mendominasi pasokan vaksin, sementara negara berkembang bergantung pada inisiatif seperti COVAX yang memiliki keterbatasan. Pandemi mempercepat tren seperti digitalisasi dan pekerjaan jarak jauh, yang akan memiliki dampak jangka panjang terhadap pasar tenaga kerja dan ketimpangan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun