Mohon tunggu...
Satria
Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Perjalanan Makna

Catatan Perjalanan Makna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membatasi Perjuangan - Catch Me If You Can (Frank Abagnale)

27 September 2022   08:01 Diperbarui: 27 September 2022   08:30 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pernah ga sih lu mikir kok temen gw lebih sukses yah, padahal kita punya kemampuan yang ga jauh beda atau mungkin lu ngerasa lebih kompeten ?

Catch me if you can, film ini diambil dari kisah nyata yang menceritakan seorang penipu profesional  yang kemampuannya di akui oleh FBI. Dan karena kemampuannya itu dia malah jadi salah satu agen FBI untuk memecahkan banyak kasus penipuan. Sangat menginspirasi kan khususnya untuk para penipu !

Di awal cerita kita di sajikan oleh pidato dari Frank Abagnale dengan kalimatnya yang populer dan membuat seorang anak sangat bangga dengan ayahnya, nah begini katanya : "Dua tikus kecil jatuh ke dalam ember berisi krim. Tikus pertama dengan cepat menyerah dan tenggelam. Tikus kedua tidak mau berhenti. Dia berjuang sangat keras sehingga akhirnya dia mengaduk krim itu menjadi mentega dan merangkak keluar. Sampai saat ini, saya adalah tikus kedua itu".

Pepatah itu menjelaskan betapa pentingnya sebuah perjuangan atau usaha bagi seseorang untuk bisa sukses atau bertahan hidup. 

Analogi ini sangat tepat untuk menjelaskan bahwa pada saat-saat tertentu kita jatuh ke medan yang sama, tantangan yang sama dan kondisi yang sama dengan seseorang atau banyak orang sekalipun. Tapi hanya salah satu dari kita yang bisa sampai di titik sukses dan yang lain tidak. 

Setelah banyak hal terjadi, ternyata fakta membuktikan bahwa perjuangan kita tidaklah sekeras yang lain atau sebaliknya. 

Mungkin data statistik bisa membuktikan bahwa  kamu itu lebih kompeten dari orang lain untuk melakukan banyak hal. Hanya saja kamu cepat lelah dan mudah untuk menyerah di saat yang lain masih berjuang tanpa melihat hasil.

Di dunia nyata memang kita ga bisa menebak sampai kapan kita harus berusaha dan memang inilah tantangan yang sebenarnya, kita tidak sedang membaca buku yang bisa langsung kita lihat halaman terakhirnya seperti apa dan bisa langsung baca kesimpulan dari buku itu, yang jelas bahwa apapun usaha yang kita lakukan jika itu hal baik yah sah sah aja sih jika kita terobsesi. 

Kecuali jika apa yang kita lakukan sudah keluar jalur dari cara yang benar untuk mencapai tujuan itu. 

Bicara soal soal Tikus kedua dalam pepatah tadi, disini kita sama - sama paham bahwa tikus kedua itu ngga ngerti bahwa krim itu bisa menjadi mentega yang ternyata bisa menyelamatkan hidupnya. Tikus kedua itu hanya tahu dia cuma harus bergerak sampai dia selamet. 

Nah, Ini juga mencerminkan kehidupan kita dimana kita tuh kadang - kadang ngga pernah tau apa yang udah kita lakuin secara konsisten ternyata bikin keajaiban di masa depan yang kita tuh ngga akan kepikiran bahwa itu malah bisa menolong hidup kita suatu saat nanti. 

Yang kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik dan berjuang di jalan yang benar yaudah lanjut aja. Si tikus pun hanya tahu bahwa krim itu bisa menjadi mentega setelah dia keluar dari ember. Barulah sang Tikus paham sampai mana kita harus berjuang dan sangat menyayangkan tikus lain menyerah terlalu cepet tanpa melihat keajaiban dari sebuah mentega.

Ada banyak contoh yang bisa kita katakan mirip dengan kondisi pepatah ini saat kita bertarung dengan dunia nyata, misalnya persaingan untuk melamar kerja, pesaingan dagang, atau persaingan bagus bagusan rumput dengan tetangga #EHH#.

Yah intinya kita bisa ambil kesimpulan dari pepatah ini bahwa konsisten dalam berjuang itu adalah bagian dari kemampuan kita yang mungkin ga pernah kita anggap sebagai kemampuan. Kita sering terlalu fokus untuk memperbaiki kelebihan dan menutupi kekurangan, tapi lupa untuk melatih konsistensi yang sebenarnya menjadi faktor penentu juga. 

Dan sekali lagi kita sama - sama tau bahwa berjuang adalah kalimat dasar dari sebuah kesuksesan dan bertahan hidup, tapi hal yang ngga kita paham adalah seberapa kuat kita bisa bertahan dari konsistensi itu sendiri. Jawabannya yah ngga ada yang tahu kecuali Tuhan dan diri kita sendiri. Sama kaya pertanyaan seperti ini "Bagaimana kita menghadapi ujian yang berat dalam kehidupan ?". Yah jawabannya adalah sabar dan terus berusaha melakukan apa yang kita bisa. 

Kita mungkin ngga akan puas dengan jawaban itu karena itu bukan jawaban untuk orang - orang yang lagi putus asa dan butuh motivasi. Terus bisa aja kita menganggap kesabaran kita udah sampai pada batasnya. Kita butuh jawaban pasti soal kita kenapa kita seperti ini, harus apa, dan gimana caranya. Makanya kita ngga akan puas hanya dengan jawaban Sabar. 

Tapi yang belum kita sadari adalah di balik jawaban dari sabar yah memang itu jawaban paling tepat sama seperti, 

Duh laper nih, yah makan.  Duh haus nih, yah minum.   Duh baterai HP gw habis lagi, yah di Charge. 

Kalo kita punya prinsip makan untuk mengurangi rasa lapar kita ngga akan bertanya makan apa yah yang enak, dan kalo kita punya prinsip minum untuk mengurangi rasa haus kita ngga akan bertanya minum apa yang enak yah. Begitu juga kalo kita mau nggecas hp supaya tetep hidup yah kita ngga akan bertanya ngecas dimana nih yang bisa sambil main game.

Nah sama juga tuh kalo kita punya prinsip bahwa kita bersabar dan berusaha untuk bertahan hidup. Yah Kita ga akan tanya Sabar yang gimana, atau berjuang yang kaya gimana. 

Prinsip kita sendiri yang akan nuntun diri kita sendiri  mau sabar sampai mana dan perjuangannya harus seperti apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun