Yang kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik dan berjuang di jalan yang benar yaudah lanjut aja. Si tikus pun hanya tahu bahwa krim itu bisa menjadi mentega setelah dia keluar dari ember. Barulah sang Tikus paham sampai mana kita harus berjuang dan sangat menyayangkan tikus lain menyerah terlalu cepet tanpa melihat keajaiban dari sebuah mentega.
Ada banyak contoh yang bisa kita katakan mirip dengan kondisi pepatah ini saat kita bertarung dengan dunia nyata, misalnya persaingan untuk melamar kerja, pesaingan dagang, atau persaingan bagus bagusan rumput dengan tetangga #EHH#.
Yah intinya kita bisa ambil kesimpulan dari pepatah ini bahwa konsisten dalam berjuang itu adalah bagian dari kemampuan kita yang mungkin ga pernah kita anggap sebagai kemampuan. Kita sering terlalu fokus untuk memperbaiki kelebihan dan menutupi kekurangan, tapi lupa untuk melatih konsistensi yang sebenarnya menjadi faktor penentu juga.Â
Dan sekali lagi kita sama - sama tau bahwa berjuang adalah kalimat dasar dari sebuah kesuksesan dan bertahan hidup, tapi hal yang ngga kita paham adalah seberapa kuat kita bisa bertahan dari konsistensi itu sendiri. Jawabannya yah ngga ada yang tahu kecuali Tuhan dan diri kita sendiri. Sama kaya pertanyaan seperti ini "Bagaimana kita menghadapi ujian yang berat dalam kehidupan ?". Yah jawabannya adalah sabar dan terus berusaha melakukan apa yang kita bisa.Â
Kita mungkin ngga akan puas dengan jawaban itu karena itu bukan jawaban untuk orang - orang yang lagi putus asa dan butuh motivasi. Terus bisa aja kita menganggap kesabaran kita udah sampai pada batasnya. Kita butuh jawaban pasti soal kita kenapa kita seperti ini, harus apa, dan gimana caranya. Makanya kita ngga akan puas hanya dengan jawaban Sabar.Â
Tapi yang belum kita sadari adalah di balik jawaban dari sabar yah memang itu jawaban paling tepat sama seperti,Â
Duh laper nih, yah makan. Â Duh haus nih, yah minum. Â Duh baterai HP gw habis lagi, yah di Charge.Â
Kalo kita punya prinsip makan untuk mengurangi rasa lapar kita ngga akan bertanya makan apa yah yang enak, dan kalo kita punya prinsip minum untuk mengurangi rasa haus kita ngga akan bertanya minum apa yang enak yah. Begitu juga kalo kita mau nggecas hp supaya tetep hidup yah kita ngga akan bertanya ngecas dimana nih yang bisa sambil main game.
Nah sama juga tuh kalo kita punya prinsip bahwa kita bersabar dan berusaha untuk bertahan hidup. Yah Kita ga akan tanya Sabar yang gimana, atau berjuang yang kaya gimana.Â
Prinsip kita sendiri yang akan nuntun diri kita sendiri  mau sabar sampai mana dan perjuangannya harus seperti apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H