Mungkin gak kerasa sekarang. Tapi mungkin kita bisa berharap punya orang-orang di Sillicon Valley seperti India. Nah kalau ini dilakukan, itu Indonesia akan terhindar dari middle-income trap. Karena dari history of economic development itu Afrika Selatan, Brasil, Korea Selatan semuanya masuk sebagai middle-income country seperti kita, di akhir 1970an. Tetapi, hanya Korea Selatan yg jadi negara industri karena dia emphasize di human capitaldan innovation.
Korea Selatan coba aja dilihat, dia kirim orang sekolah ke Amerika, banyak sekali orang kuliah di Ivy League segala macem. Brasil? Afrika Selatan? They stayed as middle-income countries. Kadang-kadang ekonominya naik tinggi, tapi mengalami boom-bust cyclestergantung harga komoditas. Nah saya gak mau Indonesia mengulangi kesalahan yang sama. Caranya hanya satu: Produktifitas. Satu-satunya produktifitas yg gak ada diminishing return-nya adalah human capital.
Disini peran dari negara itu bisa masuk. Caranya gimana? Endowment fund, itu bisa dialokasikan dari silpa, sisa lebih pembiayaan. Misalnya defisit APBN 2.5 persen, trus ternyata realisasinya cuma 2.3 persen. Kan ada Rp 20 triliun uang sisanya. Nah yang sisanya ini bisa dimasukkan ke endowment fund tiap tahun. Kita lagi siapin institusinya kalau kita ngelola dana besar. Nah ini makanya saya juga selalu bilang temen-temen wartawan juga: ya mbok kalian sekolah. Pergi dulu sekolah trus pulang lagi.
Saya bener-bener berkomitmen untuk ini. Ide ini pertama kali dimajuin oleh Bu Sri Mulyani [Indrawati], Pak Agus [Martowardojo] jalanin, dan sekarang saya yang implementasi.
Ada juga untuk top 50 universities yaitu Presidential Scholarships. Nanti, jadi Pak Jokowi bakal punya presidential scholarships. Itu apa? Buat anak-anak Indonesia yang bisa keterima di MIT, Harvard atau Ivy League universities. Bayangan saya seperti Singapura yg punya presidential scholarships. Kan anaknya juga bangga dong, dapet Ivy League. Diapresiasi oleh negara. Saya kalau ketemu orang-orang diluar, mereka seneng ada beasiswa LPDP. Saya juga bangga lihat anak-anak Indonesia diluar.
Satria, saya menganggap human capital yang bisa menyelamatkan kita; hanya itu. Game changer-nya adalah itu. Tanpa itu, gak akan bisa."
[caption id="attachment_324223" align="aligncenter" width="346" caption="Menteri Keuangan Chatib Basri dan ajudannya"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H