Mohon tunggu...
Satria Rifma P
Satria Rifma P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konten akan berkaitan seputar kajian isu hubungan internsional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Serumpun yang Tak Rukun

8 Juli 2023   14:34 Diperbarui: 8 Juli 2023   14:43 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dinamika hubungan Indonesia-Malaysia tidak jarang menempatkan kedua negara dalam sebuah persolan. Selayaknya sebuah negara yang notabene saling berbatasan, sengketa perbatasan serta saling klaim wilayah tidak bisa dihindarkan. Tercatat sengketa perbatasan yang melibatkan Indonesia dan Malaysia sudah terjadi sejak kemerdekaan Malaysia 31 Agustus 1957 (halaman 48). Ali Maksum emlalui buku ini secara khusus membahas sengketa perbatasan Indonesia dan Malaysia dalam kasus ambalat. Ambalat merupakan sebuah wilayah yang terletak di  cekungan Tarakan Kalimantan Utara tepat di perbatasan Indonesia-Malaysia. Pada dasarnya wilayah ini bukanlah sebuah pulau, melainkan sebuah blok di dasar laut di kedalaman 2,5 km dan 12 mil laut dari garis pangkal kepulauan Indonesia (halaman 57). Hal ini memunculkan anggapan bahwa kasus Ambalat merupakan isu rebutan cadangan minyak bumi. Sebagaimana telah diprediksi blok ini menyimpan potensi minyak dan gas yang sangat besar.

Kasus ini tidak hanya terjadi dalam satu kurun waktu, seetelah sengketa pertama yang terjadi pada tahun 2005 kasus ini kembali terulang di yahun 2009. Kasus Ambalat II ini terbilang sangat berbau unsur politis (halaman 77). Kasus ini tidak hanya melibatkan kedua negara secara konstitusi, namun juga melibatkan masyarakatnya terutama masyarakat Indonesia di perbatasan dengan Malaysia di Nunukan, Sebatik, Kalimantan Timur. Bangkitnya kemarahan masyarakat Indoensia di daerah perbatasan tidak lain dipicu oleh aksi sepihak aparat keamanan Malaysia yang melarang nelayan Indoensia menangkap ikan di perairan Ambalat (halaman 81). Pada bab III ini penulis juga memaparkan tentang situasi politik internasional dan politik dalam negeri yang menjadi faktor penentu sikap Indonesia dalam kasus Ambalat.

Konflik yang terjadi melibatkan kedua negara ini tidak hanya sebatas konflik di perbatasan, namun juga melebar hingga konflik saling klaim kebudayaan salah satunya adalah Tari Pendet yang akan penulis jabarkan di bab IV. Letak geografis Indonesia dan Malaysia mejadi alasan mengapa kemudian banyak kebudayaan yang melebur di kedua negara. Kesamaan budaya, adat istiadat, dan agama mayoritas telah lahir dari konsep keserumpunan yang telah ada bahkan sebelum kedua negara memperoleh kemerdekaan. Kasus Tari Pendet pertama kali mencuat ketika pada tahun 2009 Stasiun TV International Discovery Networks Asia-Pasific menayangkan sebuah iklan pariwisata berdurasi 30 menit dengan judul "Enigmatic Malaysia" (halaman 105). Sebagai tambahan, Tari Pendek merupakan tari tradisional masyarakat Bali yang ditampilkan ketika ritual  sembayang umat Hindu Bali.  Isu Tari Pendet ini berhasil memicu ketegangan dan memanaskan hubungan kedua negara. Tensi yang panas juga terjadi di tengah-tengah masyarakat terutama masyarakat Indonesia. isu ini juga memicu terjadinya beberapa hal imbas dari memasanya situasi seperti isu sweeping warga Malaysia di Jakarta (halaman 131).

Saling Bergantung

Pada bab 5 dalam buku ini penulis akan memaparkan bagaimana hubungan Indonesia-Malaysia di sektor ekonomi terutama TKI. Dalam bab ini penulis memberikan analisis mendalam mengenai kontes sejarah TKI, beberapa problematika dan kasus yang menyelimutinya, implikasi TKI ke di politik dalam negeri, hingga faktor yang mempengaruhi sikap Indonesia ke Malaysia dalam kasus TKI. Secara singkat membahas tentang TKI menarik kita menelurusi sejarah panjang kedua negara ini. Kasus-kasus yang melibatkan TKI kemudian terjadi imbas dari interaksi yang tidak berjalan dengan baik dan stabilitas politik kedua negara. Hubungan Indonesia dan Malaysia juga sempat menegang imbas dari kasus TKI yang pernah terjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya TKI menjadi bagian penting dan punya pengaruh terhadap perkembangan dinamika hubungan kedua negara.

Catatan Kritis Peresensi

Sebuah bacaan yang lumayan menarik. Buku karya Ali Maksum berjudul Menyingkap Tabir Hubungan Indonesia Malaysia: Menguak Fakta Dibalik Berbagai Sengketa Dua Negara ini memebrikan pembacanya banyak informasi. Buku ini akan membawa kita melihat dimensi yang lebih jauh mengenai hubungan Indonesia dan Malaysia. Pembahasan yang diajukan penulis sangatlah tajam dan mendalam. Jika selama ini kita hanya melihat hubungan kedua negara dari sudut pandang yang jauh, mrlalui buku ini kita bisa melihat realitas yang ada secara lebih dekat. Analisis penulis yang ciamik dalam menuangkan ide-idenya membuat buku ini akan menarik minat anda, terutama ketika anda adalah seseorang yang menyukai dunia politik dan intrik yang terjadi didalamnya. Sangat menarik bagaimana penulis menggabungkan pembahasan dengan contoh kasus nyata yang pernah terjadi, tidak hanya pada masa lalu, namun juga di masakini. Kerangka pikiran yang penulis implementasikan dalam buku ini mempermudah kita memahami situasi rill dinamika hubungan kedua negara. Pembahasannya juga komplit dan dekat dengan kita.

Segi bahasa dan isi dalam buku ini penulis ciptakan dengan bahasa yang tidak begitu rumit. Sedikit membingungkan bagi orang awam yang tidak pernah mengikuti perkembangan hubungan kedau negara namun masih bisa dipahami. Tedapat beberapa istilah maupun singkatan politik di dalam buku ini, namun penulis telah memberikan keterangan di halaman awal buku. Ada beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan dalam buku ini, terutama mengenai ketelitian dan kesalahan tulisan. Seperti yang terjadi pada bagian dartar isi, terdapat kesalahan pada penulisan bab ke 6. 

Dimana dalam buku ini tertulis Bab 5 yang seharusnya merupakan Bab 6 sebagai penutup buku ini. Kesalahan lain terjadi pada halaman 135, penulis memberikan bahasan dengan sub judul " Faktor Penentu Sikap Indonesia dalam Kasus Ambalat" pada bab 4. Pada bab tersebut membahas tentang Kasus Tari Pendet, jelas kesalahan input ini tidak dalam konteks pembahasan bab tersebut. Secara keseluruhan, buku ini layak untuk dibaca, terutama untuk kalian yang sangat menyukai dan mengikuti kontestansi negara serumpun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun