Tidak hanya fokus meningkatkan daya tarik anak-anak untuk membaca, Pak Kinong juga membuat beberapa kegiatan hiburan seperti mengadakan lomba lukis dan lomba menyanyi. Serta menyediakan makanan ringan agar anak-anak merasa nyaman ketika membaca buku.
Namun melihat strata lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, Pak Kinong merasa kurang adanya ketertarikan membaca buku. Anak-anak di lingkungan tersebut enggan peduli dengan pendidikan, khususnya membaca buku, melainkan lebih fokus untuk mencari uang guna mencukupi kebutuhan hidupnya.
Darurat literasi ini membuat Pak Kinong bersikukuh meningkatkan minat baca anak-anak sedari dini. Melalui bemo baca, Pak Kinong juga merasa lebih leluasa dan tidak terikat dengan instansi apapun untuk meningkatkan minat baca anak-anak.
Hadirnya bemo baca ini mendapatkan respon yang positif dari anak-anak, terlebih oleh masyarakat sekitar. Masyarakat merasa, bemo baca sangat membantu anak-anak menjadi lebih tertarik membaca buku di tengah maraknya tren media sosial.
“Terutama kan kita menarik daya minat anak, agar mereka berminat dan suka,” ujar Pak Kinong.
Atas tekad besarnya membantu mencerdaskan anak-anak, bemo baca milik Pak Kinong berhasil menarik perhatian publik, tak terkecuali Presiden Joko Widodo. Pada 2017, Pak Kinong dan bemo bacanya berkesempatan diundang ke Istana Negara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Bahkan Perpustakaan Nasional pun mengajak Pak Kinong untuk bekerja sama, serta mengirimkan bantuan berupa buku-buku bacaan. Dengan itu, sering kali bemo baca diberi tawaran kerja sama untuk dibuatkan video dokumenter ataupun berita yang dipublish ke khalayak ramai.
Seiring berjalannya waktu, bemo baca kini belum kembali aktif. Kondisi Pak Kinong yang sedang sakit adalah alasan bahwa bemo baca membutuhkan waktu agar kembali aktif di masyarakat.
Melalui gerakan ini, Pak Kinong berharap kiranya bemo baca bisa menjadi contoh generasi muda untuk lebih peka terhadap pendidikan anak sejak dini. Seperti membuat gerakan baru yang bertujuan mencerdaskan anak-anak bangsa, khususnya kepada mereka yang hidupnya kurang tercukupi.
“Saya pengennya generasi muda sekarang, ya bukan minta diikuti, tapi minimal mau untuk membagi ilmu kepada anak-anak supaya mereka lebih semangat dan mau membaca,” tegas Pak Kinong.
Membagi ilmu kepada anak-anak merupakan hal kecil yang menjadi fokus untuk meningkatkan daya literasi, serta membuat mereka merasa lebih peduli terhadap pendidikan.