Mohon tunggu...
Satria Pamungkas
Satria Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bemo Baca Tingkatkan Minat Baca Indonesia

23 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 23 Desember 2022   17:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kegiatan Bemo Baca. Sumber: JAWA POS)

Dewasa ini, menyadari pentingnya budaya gemar membaca perlu diwujudkan dalam perilaku nyata kehidupan sehari-hari. Adanya budaya berliterasi selalu ditandai dengan kepedulian tinggi terhadap perpustakaan. Seperti hadirnya 'Bemo Baca' milik Pak Kinong yang disambut gembira oleh anak-anak di daerah Karet Tengsin, Jakarta.

Pak Kinong (62) atau pemilik nama asli Sutino, memodifikasi bemo tuanya menjadi perpustakaan keliling bagi anak-anak. Ia mengubah tempat duduk di belakang kemudi menjadi rak penyimpanan buku-buku, sehingga menarik minat anak-anak untuk membaca buku.

Sebelumnya Pak Kinong tidak pernah terpikir membuat bemo miliknya menjadi perpustakaan berjalan. Berawal pada 2010, ketika dua orang temannya yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Tarumanegara bertamu dan berniat membeli bemo milik Pak Kinong.

Kendati berniat membeli bemo, kedua dosen ini memiliki ide untuk menjadikan bemo Pak Kinong sebagai kegiatan sosial yang diberi nama netling (internet keliling). Kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkenalkan internet kepada warga sekitar pada masanya.

Namun, karena sudah merasa tua dan tidak mengerti internet, Pak Kinong menolak tawaran tersebut. Kemudian kedua dosen ini pun meminta saran dari Imam Prasodjo, seorang Rektor Universitas Indonesia yang juga merupakan saudara dari salah satu dosen Universitas Tarumanegara tersebut.

Imam Prasodjo menyarankan, bemo tua milik Pak Kinong agar diubah menjadi perpustakaan. Pak Kinong merasa ide tersebut masih mampu ia jalani, karena hanya melayani anak-anak membaca dan melakukan peminjaman buku.

"Pak Imam Prasodjo ngasih solusi gimana kalo dibuat perpustakaan, akhirnya saya oke-in deh. Kalo perpustakaan saya masih sanggup karena saya cuma ngelayanin pinjaman buku, terus juga paling pertanyaan-pertanyaan sedikit,” jelas Pak Kinong saat ditemui penulis di Jalan Karet Pasar Baru Barat II, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).

Kendaraan khas dengan kepulan asap knalpot tebal itu beroperasi sejak 2013, berkeliling ke sekolah seperti PAUD, TK, dan SD yang berada di gang-gang sempit sekitar kawasan Karet, Pejompongan, dan Tanah Abang. 

Pak Kinong sendiri merasa lebih nyaman untuk membawa bemo baca di kalangan PAUD, TK, dan SD. Menurutnya, rasa penasaran anak-anak itu masih tinggi dan hal-hal yang dipertanyakan juga masih mampu dijawab olehnya.

“Tapi kalo anak-anak PAUD dan SD itu masih mudah dan kadang mereka mau nanya gitu, ni binatang apa ni pak?,” kata Pak Kinong.

Buku-buku yang berada dalam bemo baca sebagian ada hasil kerja sama Pak Kinong dengan beberapa orang, serta didapatkan dari hasil sumbangan komunitas ataupun masyarakat sekitar.

Tidak hanya fokus meningkatkan daya tarik anak-anak untuk membaca, Pak Kinong juga membuat beberapa kegiatan hiburan seperti mengadakan lomba lukis dan lomba menyanyi. Serta menyediakan makanan ringan agar anak-anak merasa nyaman ketika membaca buku.

Namun melihat strata lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, Pak Kinong merasa kurang adanya ketertarikan membaca buku. Anak-anak di lingkungan tersebut enggan peduli dengan pendidikan, khususnya membaca buku, melainkan lebih fokus untuk mencari uang guna mencukupi kebutuhan hidupnya.

Darurat literasi ini membuat Pak Kinong bersikukuh meningkatkan minat baca anak-anak sedari dini. Melalui bemo baca, Pak Kinong juga merasa lebih leluasa dan tidak terikat dengan instansi apapun untuk meningkatkan minat baca anak-anak.

Hadirnya bemo baca ini mendapatkan respon yang positif dari anak-anak, terlebih oleh masyarakat sekitar. Masyarakat merasa, bemo baca sangat membantu anak-anak menjadi lebih tertarik membaca buku di tengah maraknya tren media sosial. 

“Terutama kan kita menarik daya minat anak, agar mereka berminat dan suka,” ujar Pak Kinong.

Atas tekad besarnya membantu mencerdaskan anak-anak, bemo baca milik Pak Kinong berhasil menarik perhatian publik, tak terkecuali Presiden Joko Widodo. Pada 2017, Pak Kinong dan bemo bacanya berkesempatan diundang ke Istana Negara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Bahkan Perpustakaan Nasional pun mengajak Pak Kinong untuk bekerja sama, serta mengirimkan bantuan berupa buku-buku bacaan. Dengan itu, sering kali bemo baca diberi tawaran kerja sama untuk dibuatkan video dokumenter ataupun berita yang dipublish ke khalayak ramai.

Seiring berjalannya waktu, bemo baca kini belum kembali aktif. Kondisi Pak Kinong yang sedang sakit adalah alasan bahwa bemo baca membutuhkan waktu agar kembali aktif di masyarakat. 

Melalui gerakan ini, Pak Kinong berharap kiranya bemo baca bisa menjadi contoh generasi muda untuk lebih peka terhadap pendidikan anak sejak dini. Seperti membuat gerakan baru yang bertujuan mencerdaskan anak-anak bangsa, khususnya kepada mereka yang hidupnya kurang tercukupi.

“Saya pengennya generasi muda sekarang, ya bukan minta diikuti, tapi minimal mau untuk membagi ilmu kepada anak-anak supaya mereka lebih semangat dan mau membaca,” tegas Pak Kinong.

Membagi ilmu kepada anak-anak merupakan hal kecil yang menjadi fokus untuk meningkatkan daya literasi, serta membuat mereka merasa lebih peduli terhadap pendidikan.

Menyadari pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan, anak muda harusnya memiliki gerakan-gerakan untuk membantu meningkatkan minat anak-anak dalam hal apapun. Bemo baca merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan minat anak dalam hal membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun