Mohon tunggu...
Septian Satria Erlangga Putra
Septian Satria Erlangga Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Human

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Filantropi Islam: Atasi Kesenjangan, Bangun Ketahanan Pangan

26 Agustus 2024   11:32 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal diatas adalah yang menjadi dasar bagi gerakan filantropi Islam. Lalu apakah ada bukti nyata terkait gerakan filantropi islam ini yang pengaruhnya dapat dirasakan oleh masyarakat terlebih dalam mengatasi kesenjangan dan membangun ketahanan pangan? Tentu ada, dibawah ini beberapa buktinya:

A. Dompet Dhuafa adalah sebuah organisasi filantropi yang didirikan di Indonesia pada tahun 1993. Organisasi ini fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF). Dompet Dhuafa bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu melalui berbagai program sosial, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kemanusiaan. 

Dengan visi untuk membangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera, Dompet Dhuafa telah menjalankan berbagai inisiatif di Indonesia dan beberapa negara lainnya, memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang lainnya. Disini saya akan memaparkan penjelasan tentang program pendidikan yang diusung:

  • Sekolah Guru Indonesia program yang diinisiasi oleh Yayasan Dompet Dhuafa ini merupakan bentuk pengabdian di bidang pendidikan untuk memajukan pendidikan nasional. Program ini merupakan pelatihan dan pembinaan guru di 34 provinsi yang dikelola alumni yang telah menjadi instruktur/trainer dan menjalin kerja sama dengan stakeholder setempat. Hingga tahun 2019, program ini telah melatih 4.105 orang guru.  
  • Yayasan Dompet Dhuafa kini juga menjadi salah satu organisasi yang masuk dalam daftar Program Organisasi Penggerak yang merupakan inisiasi dari Kementertian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program ini bekerja sama dengan Yayasan Guru Belajar dalam program Temu Pendidik Nusanatara dan Telkom University dalam program guru Literat Digital di Sumtra Selatan.
  • SMART Ekselensia Indonesia merupakan program pendidikan formal selama 5 tahun yang terdiri dari 3 tahun jenjang SMP dan 2 tahun jenjang SMA, melalui program Sistem Kredit Semester (SKS) untuk siswa laki-laki dari keluarga kurang mampu secara finansial, tetapi berprestasi secara akademis. Sejak tahun 2004, SMART telah meluluskan 13 angkatan dengan total penerima manfaat sebanyak 717 siswa.
  • eTahfizh, Ekselensia Tahfizh School adalah program investasi sumber daya manusa yang diperuntukan bagi anak-anak lulusan SMP/MTs sederajat yang memiliki kemampuan akademik, namun memiliki keterbatasan finansial. eTahfiz merupakan sekolah nonformal setingkat SMA yang berfokus pada tahfizh, dirisah islamiyah, dan kepemimpinan dengan targer hafalan santri sebanyak 30 juz dalam waktu 3 tahun.
  • Etos ID, program yang bekerja sama dengan puluhan universitas yang merupakan program investasi SDM strategis melalui peningkatan (improvement) dan pengembangan (development) kapasitas dan integritas pemuda (mahasiswa) sebagai penggerak pembangunan daerah menuju Indonesia berdaya. 
  • Pemuda-pemuda tersebut berasal dari keluarga kurang mampu yang lulus masuk PTN program Etos ID dan berkomitmen mengikuti program Etos ID selama 4 tahun. Mereka akan mendapatkan fasilitas uang saku, biaya UKT, pemetaan minat dan bakat, capacity building, social movement, dan akan dipersiapkan untuk berkontribusi membangun daerah pasca program.
  • Bakti Nusa and YOULED, merupakan program pengembangan kepemimpinan pasca kampus bagi aktivis mahasiswa. Program dimulai sejak tahun 2011 telah mmembinan 10 angkatan dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 518 aktivis yang tersebar di 22 PTN terbaik di 13 wilayah Indonesia. 
  • Aktivitas pembinaan dilakukan dalam tiga domain, yaitu pembinaan nasional, pembinaan wilayah, dan penugasan personal (menginisiasi leadership project, menerbitkan buku, menulis di media dan membina adik asuh yaitu para mahasiswa di tingkat bawahnya). 
  • Para adik asuh ini tergabung dalam program Young Leaders (Youled). Sebanyak 200 adik asuh dari 70 kampus telah dibina dan llebih dari 200 gagasan social project diinisiasi oleh penerima manfaat Youled dengan 57 leadership project digagas dan dikelola oleh Bakti Nusa.
  • Makmal Pendidikan, program ini dimaknai sebagai laboratorium pendokumentasian yang menghasilkan perbaikan (improvement), pengembangan (development), serta inovasi perogram pendidikan dalam kerangka kesisteman prima, budaya riset, pengkajuan holistik dan upaya advokasi pendidikan yang berfokus pada Center of Educational Study and Advocacy (CESA). CESA adalah laboratorium kajian strategis pendidikan dan Quality Research Development (QRD) yang menjalankan fungsi penjamin mutu terhadap sistem kelembagaan, kualitas program, dan pengelolaan pengetahuan (dokumen) lembaga.

B. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga pemerintah nonstruktural di Indonesia yang bertugas mengelola zakat di tingkat nasional. Didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, BAZNAS berfungsi sebagai koordinator pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infak, sedekah, serta dana sosial keagamaan lainnya. 

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam di Indonesia dengan memanfaatkan dana zakat untuk berbagai program kemanusiaan, ekonomi, pendidikan dan dakwah, kebencanaan dan kesehatan. BAZNAS juga berperan dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat secara tepat dan teratur.

Pada program ekonomi BAZNAS memiliki tiga program yakni ekonomi pedesaan, ekonomi perkotaan dan optimasi pemasaran produk. Disini saya akan menjelaskan tentang program ekonomi desa yang dijalankan oleh BAZNAS. Program ini sendiri memiliki empat program yakni:

  • Balai Ternak, program ini bergerak di sektor peternakan. Mustahik / penerima manfaat diberdayakan dengan pemberian modal, pendampingan melalui pelatihan, pengawasan juga bantuan pemasaran hasil hewan ternak agar dapat mencapai kemandirian ekonomi. Program Balai Ternak BAZNAS sendiri terdiri dari balai budidaya ternak, balai pakan ternak, balai lelang ternak, balai pengolahan hasil dan balai pengolahan produk samping. Jumlah penerima manfaat ini sebanyak 781 orang dan tersebar di 11 provinsi.
  • Lumbung Pangan, program ini bergerak di bidang pertanian melalui pendeklatan agribisni berkelanjutan. Mustahik didorong untuk membentuk kelompok usaha yang mampu mengelola produktivitas, kualitas dan kontinuitas pasokan produk pertanian. Kelompok juga mampun membangun jaringan distribusi dan pengembangan turunan. Program ini berfokus pada komunitas Jagung, Padi dan Hortukultura semusim. 
  • Jumlah penerima manfaat ini sebanyak 904 orang yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 644 mustahik telah dibantu Program Lumbung Pangan hingga 2020. Di kabupaten Sukabumi dan Serang sendiri terdapat pengelolaan pertanian mulai dari hulu ke hilir lengkap dengan penggilingan padi. Saat ini petani di Sukabumi yang mendapatkan program Lumbung Pangan telah memperoleh sertifikat organik atas budidaya dan memperoleh sertifikat PSAT pada produk beras yang diproduksi. Selain itu, para petani juga telah menjual beras organiknya dengan label Beras "Raos".
  • Zakat Community Development (ZCD), program ini merupakan pemberdayaan BAZNAS melalui komunitas dan desan dengan mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan secara komprehensif yang sumber pendanaannya dari zakat, infak, sedakah dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL). Tahap pemberdayaan zakat melalui (a) Perencanaan, (b) Asessment dan Penyusuna LFA, (c) Pelaksanaan dan Monitoring, (d) Evaluasi Program, dan (e) Kaji Dampak Program. Penerima manfaat program ini sebanyak 1.117 orang dengan sebaran 18 provinsi di Indonesia. Dalam Program ZCD sendiri terdapat 5 aspek yang meliputi sebagai berikut:

1. Ekonomi (47%) meliputi Pertanian dan Peternakan, Perikan dan Kelautan, Teknologi Tepat Guna, Pengolahan Pasca Panen, Ekonomi Kreatif, Pengembangan UMKM, dan Pengembangan Desa Wisata

2. Dakwah (32%) meliputi Pengiriman Da'i, Pembinaan Mualaf, Pengembangan TPQ, dan Pengembangan Majelis Taklim

3. Pendidikan (4%) meliputi Bantuan Biaya Sekolah, Bantuan Ruang Kelas, Bantuan Sarana Belajar, dan Rumah Baca

4. Kesehatan (11%) meliputi Edukasi PHBS, Pemeriksaan Kesehatan, dan Advokasi BPJS

5. Kemanusiaan (6%) meliputi Bantuan Saluran Air Bersih, Bantuan Penangan Bencana, Pelatihan Kebencanaan, dan Bank Sampah

  • Pemberdayaan UMKM, program ini merupakan pemberdayaan usaha produktif mustahik dalam upaya meningkatkan pengembangan usaha dan memperluas lapangan kerja. Program ini meliputi pelatihan, bantuan modal, dan pendampingan usaha. Jumlah binaan program ini sebanyak 6.603 usaha tersebar di 28 provinsi dan jumlah kurasi produk sebanyak 278 produk tersebar di 20 provinsi.

C. LAZISMU merupakan lembaga filantropi islam yang didirikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiya pada tahun 2002 dan dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Lazismu sendiri memiliki kebijakan 6 pilar bidang kerja program penyaluran diantaranya ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah, kemanusian dan lingkungan. Disini saya akan menjelaskan salah satu pilar yakni kesehatan:

  • Peduli Kesehatan, merupakan program yang fokus pada upaya promosi kesehatan sebagai tindakan preventif dan meningkatkan akses bidang kesehatan bagi masyarakat. Bnetuk sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan preventif (pencegahan) dan edukatif (peningkatan wawasan kesehatan) memiliki sasaran yakni publik dan masyarakat.
  • Indonesia Mobile Clinic, merupakan progam mobil klinik kesehatan yang ditunjukan khusus untuk melayani dan membantu masyarakat di lokasi atau daerah rawan kesehatan dan juah akses puskesmas atau rumah sakit. Bentuk layanan ini berupa ambulans untuk melayani pengobatan, konsultasi, layanan ambulans (antar jemput pasien dan jenazah) secara gratis serta penyuluhan kesehatan di lokasi atau daerah rawan kesehatan.
  • Rumah Singgah Pasien, merupakan program bantuan penyelenggaraan rumah singgah atau hunian sementara yang diperuntukan bagi pasien dan pendampingnya namun keadaan mereka kurang mampu serta tidak memiliki keluarga terdekat selama menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.
  • Sanitasi untuk Masyarakat, merupakan program yang dilandasi dengan pendekatan pemberdayaan secara terpadu untuk meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat dan kelembagaan yang berperan dalam menangani masalah pengelolaan sanitasi. Bentuk program ini meliputi, penyediaan prasarana dan saran sanitasi masyarakat seperti penyediaan saluran air bersih, pembuatan sumur bor, fasilitas MCK keluarga dan komunal, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam hal perencanaan dan pembangunan khususnya terkait dengan upaya penyehatan lingkungan permukiman berbasis masyarakat.

Lantas darimana pendanaan yang mereka dapatkan untuk menjalankan berbagai program tersebut? Apakah cukup jika hanya mengandalkan zakat, infaq, sedakah (ZIS)? Mengingat gerakan filntropi ini merupakan gerakan yang non profit, maka pendanaan untuk program mereka juga bisa didapat dari donasi individu, yayasan atau organisasi nirlaba, perusahaan, hibah pemerintah dan penggalangan dana. Dengan semangat solidaritas dan keadilan, gerakan ini tidak hanya meringankan beban bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mandiri secara ekonmi. Kolaborasi antara lembaga zakat, masyarakat, dan pemerintah akan menjadi kunci sukses dalam menciptakan perubahan yang nyata dan berdampak luas, membawa kita lebih dekat pada visi masyarakat yang adil, sejahtera dan berketahanan pangan. Oleh karena itu, gerakan filantropi Islam ini memiliki potensi besar dalam mengatasi kesenjangan sosial dan membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun