Mohon tunggu...
Satriawan
Satriawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik

Pantang tugas tak tuntas - pantang sesumbar tanpa dasar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meraba Cara Pandang Humanisme terhadap Lansia Ketimbang Ageisme: Pasca Momentum Peringatan HLUN Ke-27 Sebuah Refleksi

4 Juni 2023   08:15 Diperbarui: 4 Juni 2023   10:57 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, rehabilitasi sosial bagi lansia tidak melulu dipandang dari sisi negatif usia (ageisme) yang renta, berpenyakit, tidak berdaya dan lemah (stigma). Di sisi lain, rehabilitasi sosial lansia melihat unsur potensi, kemampuan, dan keberdayaan untuk mandiri berwirausaha di usia tuanya.

Persoalan yang berkaitan dengan kelompok lansia akan terus bergulir seiring putaran roda waktu yang terus beranjak dari generasi ke generasi, karena proses menua adalah niscaya dan pasti. 

Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas hidup manusia Indonesia, serta tingginya atensi dan dukungan sosial keluarga maupun masyarakat terhadap para orangtua berkorelasi positif dengan meningkatnya pula usia harapan hidup manusia Indonesia. 

Perspektif dan cara pandang umum orang kebanyakan tentang lansia, sangatlah beragam. Ada sebagian yang memandang dan menempatkan lansia sebagai sosok yang lemah, renta, terlantar dan tidak berdaya, serta stereotype lainnya yang melekat (stigmatisasi). Anggapan masa tua yang erat dengan ketidakberdayaan menjadi stigma yang melekat pada lansia. Perubahan kemampuan karena usia cenderung memunculkan diskriminasi karena usia atau ageisme. 

Kajian tentang lansia dari sudut pandang komunitas di luar lansia merupakan area kajian yang menantang, karena sejatinya mereka berusaha memandang sesuatu yang sama sekali belum dialaminya (fase lansia). 

Pentingnya menyiapkan regenerasi jelang fase lansia maupun merekonstruksi kepedulian generasi milenial dalam “memperlakukan” lansia secara adekuat. Masih banyak peran yang bisa dimaksimalkan oleh para lansia di usia senjanya yang dapat ditampung kontribusinya bagi negeri ini, dari sisi dan sudut pandang pengalaman hidupnya, kejuangan menjalani hidupnya, refleksi dalam memaknai hidup dan kehidupan, serta pengorbanan demi kelangsungan anak cucunya. Dengan begitu, generasi sesudahnya dapat lebih menghargai dan bangga terhadap eksistensi dan pengakuan atas harkat dan martabatnya. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun