Mohon tunggu...
Satria Dezember
Satria Dezember Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pegiat syair kehidupan dalam persepsi filsuf

Penyuluh Agama yang mendedikasikan diri pada pelayanan umat dalam bidang kerohanian dan non kerohanian

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pacaran Remaja: Kebutuhan Ego dan Emosi

7 November 2022   13:01 Diperbarui: 7 November 2022   13:06 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai pembaca dan kompasianer lainnya, berhubung saya belum nikah tapi usia sudah masuk kategori "saatnya nikah" tapi tak kunjung berpasangan, walau sebetulnya juga sudah jadi orangtua asuh buat beberapa anak remaja, jadi saya mau bagi saran dari sudut pandang saya yang ada di area "irisan" kalau berdasar ilmu himpunan matematika haha. Yuk kita mulai....

Judul saya membagi kebutuhan pacaran menurut persepsi saya dalam dua jenis: 

Pertama, kebutuhan ego. Pacaran tanpa disadari oleh kalangan remaja pemuda merupakan manisfestasi hubungan antar personal sebagai bentuk pengungkapan diri bahwa mereka berhasil memikat lawan jenis dan itu artinya dia berhasil menguasai area dan memenangkan persaingan. 

Ingat bahwa untuk dapat memperoleh seorang pacar maka pasti ada saingan, sistem kompetisi dan seleksi yang berlaku disana. 

Kebutuhan ego itu harus dikendalikan agar pacaran tidak saja sebagai gengsi semata. Penting untuk selalu melibatkan rasa menjaga dan melindungi kehormatan lawan jenis. 

Orangtua harus mengarahkan anak agar berpacaran pada usia yang memang wajar berpacaran (pendapat pribadi sih di atas 19 tahun baru oke lah buat pacaran). 

Orangtua harus terus memberikan pengawasan terhadap motivasi anak mulai pacaran agar ekspresi kasih sayangnya juga berada dalam penghormatan tertinggi kepada lawan jenis.

Kedua, kebutuhan emosi. Usia remaja anak mulai pacaran, tidak mencari pasangan karena kepribadiannya, cerminan dirinya, atau lebih ekstrem gambaran orangtuanya. 

Pacaran bagi anak remaja adalah kebutuhan emosi, kerinduan untuk ada yang menanyakan tentang apa dimana sedang apa, ada yang mengkhawatirkan, ada yang gelisah jika tak beroleh kabar. Sama kan sebetulnya dengan yang dilakukan orangtua kepada anaknya ? haha....so why...anak mencari kalimat yang sama tersebut dari teman sebayanya ?

Perhatikan ini, anak menginginkan suatu keterikatan dan rasa terakui bahwa lingkungan tersebut menerimanya, maka orangtua harus mengingatkan bahwa sekalipun berpacaran, ingat bahwa orangtua adalah yang lebih meyayangi dan tidak pergi apapun terjadi.  

Jadi bagaimana sebagai orangtua menyikapi anak mulai pacaran ?

  • berikan aturan yang jelas dan tegas bagaimana seharusnya berpacaran, tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
  • Tanya dan dengar apa yang anak rasakan dan ingin katakan, kita sendiri sadar sebagai orangtua, anak memiliki kebutuhan emosional untuk di dengar, dan kita harus menjadi sebaik-baiknya tempat untuk bercerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun