Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Speak No Evil", Thriller Intens yang Mampu Memacu Adrenalin Penonton

13 September 2024   18:31 Diperbarui: 14 September 2024   19:27 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penceritaannya tidak terburu-buru, tidak pula terlalu lambat. James Watkins menggunakan satu jam pertama untuk menguatkan karakerisasi tokoh, membangun pondasi penceritaan, dan menebarkan kejanggalan-kejanggalan kecil yang membuat penonton penasaran mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ia mampu memperlihatkan bagaimana "keluarga asing" itu perlahan berubah, sehingga membuat penonton merasa curiga.

Bahkan sejak awal durasi, dengan memperlihatkan anak kecil yang sedang memandang spion dengan tatapan yang tidak wajar, penonton dibuat was-was. Lalu setelahnya, penonton dibuat tak yakin tatkala melihat "keluarga asing" tersebut bersikap hangat dan normal sebagaimana keluarga pada umumnya. Puncaknya adalah ketika Paddy memaksa Louise untuk memakan daging, padahal ia adalah vegetarian.

Oleh karena itu, karena kejanggalan-kejanggalan dan hint-hint kecil yang James Watkins tebarkan di beberapa adegan dan ruangan pada paruh awal hingga pertengahan film berhasil ditampilkan dengan baik, alhasil tatkala memasuki paruh pertengahan hingga akhir, yakni ketika rahasia "keluarga asing" itu terbongkar, intensitas Speak No Evil semakin bertambah, dan penonton akan dengan mudah merasa ikut terlibat dengan karakter-karakternya. 

Intensitas Teror yang Dibangun Perlahan

Paruh pertengahan hingga akhir Speak No Evil tidak serta merta langsung menyerbu penontonnya dengan sederetan teror. James Watkins lebih memilih untuk menaikkan intensitasnya secara perlahan, seperti adegan di mana Ben diperintahkan untuk naik tangga dan mengambil boneka, hingga perlahan intensitasnya naik dan meledak di akhir, dan disitulah James Watkins dengan piawai memanfaatkan situasi dengan menghadirkan serangkaian teror variatif yang membuat penonton merasa deg-degan.

James McAvoy berperan sebagai Paddy dalam film Speak No Evil. Sumber foto: Blumhouse
James McAvoy berperan sebagai Paddy dalam film Speak No Evil. Sumber foto: Blumhouse

Usahakan untuk tidak melihat trailer maupun spoiler apapun sebelum menonton film ini. Semakin sedikit yang kalian tahu, semakin menegangkan pengalaman menonton yang akan kalian dapatkan. 

Mengangkat Isu Rapuhnya Sebuah Keluarga

Salah satu hal yang membedakan Speak No Evil dari film-film thriller lainnya adalah film ini mampu mengangkat tema mengenai rapuhnya keluarga, yang membuat penontonnya dapat memahami alasan dari setiap tindakan karakter yang ada dalam film ini. 

Still cuts film Speak No Evil. Sumber foto: IMDb
Still cuts film Speak No Evil. Sumber foto: IMDb

Hubungan Ben dan Louise sedang berada dalam titik terendahnya, di mana Louise sudah lama tidak berhubungan badan dan merasa kesepian sehingga ia berselingkuh, sedangkan Ben hanya berfokus pada dirinya dan kegagalannya dalam menggapai karir yang ia impikan. Belum lagi, anak mereka, Agnes, mengidap penyakit mental di mana ia tak bisa lepas dari boneka yang ia mainkan.

Karenanya, tatkala mereka melihat keluarga yang terlihat lebih sempurna, ada rasa "penasaran" dan akhirnya mereka mengiyakan tawaran untuk berkunjung. Paddy dan istrinya menunjukkan sikap romantis antar suami istri, yang tentu saja membuat Louise merasa iri. Di sisi lain, Paddy terus membicarakan hal-hal yang sensitif yang mengganggu Ben dan Louise dan membuat suami istri tersebut bertengkar.

Di sinilah James Watkins memilih untuk mengusik psikologis karakternya terlebih dahulu sebelum memberikan teror nyata kepada Ben dan keluarganya. Tatkala psikologis karakternya sudah terganggu, maka mereka akan kesulitan dalam mengambil keputusan yang logis. Itulah yang membuat mereka mudah terpengaruh oleh sikap manipulatif dari Paddy dan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun