Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Malam Pencabut Nyawa", Horor Epik yang Membawa Konsep Alam Mimpi

27 Mei 2024   20:49 Diperbarui: 28 Mei 2024   21:06 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Malam Pencabut Nyawa, sumber foto: Base Entertaiment

Tatkala mendengar tentang film horor Indonesia, apa yang muncul di benak Anda? Pasti yang langsung terbayang adalah pocong dan kawan-kawannya, jumpscare, atau horor yang membawa unsur agama. Padahal, industri perfilman kita sudah lebih jauh mengeksplorasi genre horor ke arah yang lebih kreatif dalam bercerita.

Ya, "Malam Pencabut Nyawa" adalah salah satunya. Film yang disutradarai oleh Sidharta Tata ini merupakan adaptasi dari sebuah novel berjudul "Respati" karya Ragiel JP. 

Film produksi Base Entertaiment dan Legacy Pictures ini memberikan angin segar pada perfilman horor lokal dengan menggabungkan unsur heroik dan supernatural dalam ceritanya.

"Malam Pencabut Nyawa" bercerita tentang Respati (Devano Danendra), seorang anak muda yang kerap mengalami insomnia dan sering dihantui oleh kematian kedua orang tuanya. 

Ketika tidur, ia seringkali bermimpi aneh dan melihat banyak orang asing yang mengalami nasib nahas. Salah satunya adalah mimpi tentang pembunuhan brutal yang dilakukan oleh seorang wanita misterius.

Suatu ketika, Respati tak sengaja menyentuh kepala penumpang bus yang sedang tertidur. Tanpa disangka, ia mampu masuk ke dalam mimpi penumpang tersebut. Ia melihat anak yang sedang sakit dan penumpang yang sedang menangis. Esoknya, tanpa diduga, Respati mendengar kabar bahwa penumpang tersebut meninggal dalam kondisi mengenaskan.

Hari hari selanjutnya ternyata menyimpan kejutan, apa yang ia temui di alam mimpi ternyata berdampak besar pada dunia nyata. Kematian-kematian yang terjadi adalah kematian yang ia saksikan dalam alam mimpi. 

Wulan (Keisya Levronka), seorang murid pindahan yang memahami hal mistis, turut membantu Respati untuk menjelajahi alam mimpi sebagai cara untuk menolong warga desa yang terkena teror perempuan misterius.

Akankah Respati berhasil mengalahkan wanita misterius tersebut di alam mimpi? Akankah warga desa berhasil diselamatkan?

"Malam Pencabut Nyawa" disutradarai oleh Sidharta Tata dan naskahnya ditulis Sidharta bersama Ambaridzki Ramdhantyo. 

Film ini dibintangi oleh Devano Danendra, Keisya Levronka, Ratu Felisha, Mikha Hernan, dan aktor lainnya. Berdurasi 1 jam 52 menit, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton? Yuk simak ulasannya!

Membawa Konsep Alam Mimpi

Respati (Devano Danendra) yang masuk ke alam mimpi dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Respati (Devano Danendra) yang masuk ke alam mimpi dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Malam Pencabut Nyawa menghadirkan kebaruan dalam cerita-cerita horor film lokal, di mana film ini menambahkan banyak unsur fantasi yang membahas perihal alam mimpi. 

Eksplorasinya cukup menarik sejak awal film ini dimulai. Sidharta menghadirkan momen-momen aneh yang dialami karakternya sebagai bentuk awal pengenalan konflik, sehingga membuat penonton bertanya-tanya mengenai apa yang sedang dialami oleh karakter utama.

Seiring berjalannya durasi, Sidharta Tata memberikan penceritaan yang cukup detail mengenai aturan dan seluk-beluk alam mimpi. Respati mempelajari banyak hal baru, salah satunya adalah seseorang harus mati bila ingin lepas dari kejaran sosok perempuan misterius di alam mimpi. 

Hanya saja, babak pertengahan Malam Pencabut Nyawa terasa terlalu bertele-tele dalam menjelaskan konflik. Sidharta Tata kurang mampu menangani adegan drama, di mana konfliknya terlihat terlalu instan, dan gagal menyampaikan emosi yang karakternya alami. Penceritaannya terkadang terasa monoton. Untungnya, hal tersebut dapat terbayar dengan klimaks konflik yang spektakuler.

Unggul Dalam Visual dan Aspek Teknis

Salah satu visual effect yang menarik dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Salah satu visual effect yang menarik dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Hal yang menjadi keunggulan dalam Malam Pencabut Nyawa adalah aspek teknisnya yang luar biasa apik. Bagoes Tresna Aji selaku penata sinematografi menghadirkan shot-shot yang mencekam dibalut dengan gaya stylish sehingga membuat penonton mampu merasakan atmosfer horor yang berusaha dibangun. 

Hal ini juga turut didukung oleh aspek penyuntingan dari Ahmad Fesdi Anggoro, di mana Malam Pencabut Nyawa mampu menampilkan banyak transisi unik yang muncul secara tidak terduga. 

Tak hanya itu, efek visual dan CGI yang ditampilkan tatkala karakternya berada di alam mimpi dan berhadapan dengan sosok perempuan misterius bernama Sukma juga mampu menciptakan visual yang cantik dan spektakuler. Shot-shot kamera yang diambil cukup mampu membangun nuansa tegang. Terlihat sekali bahwa Malam Pencabut Nyawa digarap dengan niat sehingga mampu menghadirkan aspek teknis dan visual yang solid.

Dialog Naskah yang Terasa Canggung

Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Walaupun memiliki cerita yang fresh dan aspek teknis yang apik, Malam Pencabut Nyawa masih memiliki kekurangan dalam hal dialog-dialog yang terasa canggung. Hal ini berakibat pada chemistry antar karakter yang terasa kaku dan kurang natural, terutama tatkala berhadapan dengan adegan yang membutuhkan emosi mendalam.

Saya yakin Devano Danendra sebagai Respati telah memberikan performa terbaiknya dalam Malam Pencabut Nyawa. Hanya saja, permasalahan naskah yang canggung menghambatnya dalam memaksimalkan penokohan karakter. Beruntung, setidaknya karakterisasi dari Wulan yang diperankan oleh Keisya Levronka mampu menarik perhatian. Keisya juga piawai dalam melakoni adegan kesurupan sehingga penonton dapat merasakan perbedaan yang signifikan tatkala karakternya sebelum dan sesudah kerasukan. 

Selain itu, penggunaan bahasa jawa yang konsisten patut diapresiasi. Tidak ada campuran yang dipaksakan dengan bahasa Indonesia. Hal ini tentu memperkuat unsur budaya lokal yang diangkat dalam filmnya.

Klimaks yang Epik

Salah satu cuplikan adegan pertarungan yang epik dalam babak terakhir film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Salah satu cuplikan adegan pertarungan yang epik dalam babak terakhir film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Beruntung, Malam Pencabut Nyawa memiliki klimaks yang spektakuler. Penonton akan dibuat kagum dengan pertarungan antara karakter utama dengan villain utama dalam film ini yang dikemas bak film-film superhero. Ya, film ini juga tak luput menghadirkan superhero landing khas film-film heroik.

Adegan pertarungan di alam mimpi tersebut didukung dengan perpaduan efek visual dan CGI yang mumpuni, sehingga menghasilkan parade visual yang apik. Pengadeganan yang dilakukan oleh Sidharta Tata pun menampilkan upaya terbaik dalam membuat klimaks yang berkesan. Alhasil, kekurangan-kekurangan yang ada pada babak sebelumnya pun dapat termaafkan.

Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Itulah review saya mengenai film Malam Pencabut Nyawa. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Secara keseluruhan, Malam Pencabut Nyawa berhasil menunjukkan potensi baru dalam perfilman horor Indonesia yang tidak selalu harus berkaitan dengan pocong dan agama. Dengan penceritaan yang kreatif, didukung dengan efek visual dan aspek teknis yang totalitas, tentu membuat film ini unggul dibandingkan film-film horor yang tayang belakangan ini.

Bagi kamu yang mencari tontonan horor yang seru dan memiliki cerita yang tidak biasa, Malam Pencabut Nyawa sangat saya rekomendasikan.

Rating pribadi: 7/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun