Film ini dibintangi oleh Devano Danendra, Keisya Levronka, Ratu Felisha, Mikha Hernan, dan aktor lainnya. Berdurasi 1 jam 52 menit, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton? Yuk simak ulasannya!
Membawa Konsep Alam Mimpi
Malam Pencabut Nyawa menghadirkan kebaruan dalam cerita-cerita horor film lokal, di mana film ini menambahkan banyak unsur fantasi yang membahas perihal alam mimpi.Â
Eksplorasinya cukup menarik sejak awal film ini dimulai. Sidharta menghadirkan momen-momen aneh yang dialami karakternya sebagai bentuk awal pengenalan konflik, sehingga membuat penonton bertanya-tanya mengenai apa yang sedang dialami oleh karakter utama.
Seiring berjalannya durasi, Sidharta Tata memberikan penceritaan yang cukup detail mengenai aturan dan seluk-beluk alam mimpi. Respati mempelajari banyak hal baru, salah satunya adalah seseorang harus mati bila ingin lepas dari kejaran sosok perempuan misterius di alam mimpi.Â
Hanya saja, babak pertengahan Malam Pencabut Nyawa terasa terlalu bertele-tele dalam menjelaskan konflik. Sidharta Tata kurang mampu menangani adegan drama, di mana konfliknya terlihat terlalu instan, dan gagal menyampaikan emosi yang karakternya alami. Penceritaannya terkadang terasa monoton. Untungnya, hal tersebut dapat terbayar dengan klimaks konflik yang spektakuler.
Unggul Dalam Visual dan Aspek Teknis
Hal yang menjadi keunggulan dalam Malam Pencabut Nyawa adalah aspek teknisnya yang luar biasa apik. Bagoes Tresna Aji selaku penata sinematografi menghadirkan shot-shot yang mencekam dibalut dengan gaya stylish sehingga membuat penonton mampu merasakan atmosfer horor yang berusaha dibangun.Â
Hal ini juga turut didukung oleh aspek penyuntingan dari Ahmad Fesdi Anggoro, di mana Malam Pencabut Nyawa mampu menampilkan banyak transisi unik yang muncul secara tidak terduga.Â
Tak hanya itu, efek visual dan CGI yang ditampilkan tatkala karakternya berada di alam mimpi dan berhadapan dengan sosok perempuan misterius bernama Sukma juga mampu menciptakan visual yang cantik dan spektakuler. Shot-shot kamera yang diambil cukup mampu membangun nuansa tegang. Terlihat sekali bahwa Malam Pencabut Nyawa digarap dengan niat sehingga mampu menghadirkan aspek teknis dan visual yang solid.
Dialog Naskah yang Terasa Canggung