Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Malam Pencabut Nyawa", Horor Epik yang Membawa Konsep Alam Mimpi

27 Mei 2024   20:49 Diperbarui: 28 Mei 2024   21:06 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Respati (Devano Danendra) yang masuk ke alam mimpi dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Walaupun memiliki cerita yang fresh dan aspek teknis yang apik, Malam Pencabut Nyawa masih memiliki kekurangan dalam hal dialog-dialog yang terasa canggung. Hal ini berakibat pada chemistry antar karakter yang terasa kaku dan kurang natural, terutama tatkala berhadapan dengan adegan yang membutuhkan emosi mendalam.

Saya yakin Devano Danendra sebagai Respati telah memberikan performa terbaiknya dalam Malam Pencabut Nyawa. Hanya saja, permasalahan naskah yang canggung menghambatnya dalam memaksimalkan penokohan karakter. Beruntung, setidaknya karakterisasi dari Wulan yang diperankan oleh Keisya Levronka mampu menarik perhatian. Keisya juga piawai dalam melakoni adegan kesurupan sehingga penonton dapat merasakan perbedaan yang signifikan tatkala karakternya sebelum dan sesudah kerasukan. 

Selain itu, penggunaan bahasa jawa yang konsisten patut diapresiasi. Tidak ada campuran yang dipaksakan dengan bahasa Indonesia. Hal ini tentu memperkuat unsur budaya lokal yang diangkat dalam filmnya.

Klimaks yang Epik

Salah satu cuplikan adegan pertarungan yang epik dalam babak terakhir film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Salah satu cuplikan adegan pertarungan yang epik dalam babak terakhir film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Beruntung, Malam Pencabut Nyawa memiliki klimaks yang spektakuler. Penonton akan dibuat kagum dengan pertarungan antara karakter utama dengan villain utama dalam film ini yang dikemas bak film-film superhero. Ya, film ini juga tak luput menghadirkan superhero landing khas film-film heroik.

Adegan pertarungan di alam mimpi tersebut didukung dengan perpaduan efek visual dan CGI yang mumpuni, sehingga menghasilkan parade visual yang apik. Pengadeganan yang dilakukan oleh Sidharta Tata pun menampilkan upaya terbaik dalam membuat klimaks yang berkesan. Alhasil, kekurangan-kekurangan yang ada pada babak sebelumnya pun dapat termaafkan.

Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment
Wulan (Keisya Levronka) yang sedang kesurupan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Sumber foto: Base Entertaiment

Itulah review saya mengenai film Malam Pencabut Nyawa. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Secara keseluruhan, Malam Pencabut Nyawa berhasil menunjukkan potensi baru dalam perfilman horor Indonesia yang tidak selalu harus berkaitan dengan pocong dan agama. Dengan penceritaan yang kreatif, didukung dengan efek visual dan aspek teknis yang totalitas, tentu membuat film ini unggul dibandingkan film-film horor yang tayang belakangan ini.

Bagi kamu yang mencari tontonan horor yang seru dan memiliki cerita yang tidak biasa, Malam Pencabut Nyawa sangat saya rekomendasikan.

Rating pribadi: 7/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun