Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul", Horor Mencekam dengan Latar Tempat yang Angker

28 Maret 2024   21:29 Diperbarui: 28 Maret 2024   21:32 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hao (Deva Mahendra) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures

Sudah lama saya tidak menonton film horor Indonesia, dikarenakan memang belum sempat meluangkan waktu dan sedang ada banyak urusan. Selain itu, belum ada film horor Indonesia terbaru yang membuat saya tertarik untuk menontonnya.

Namun, dikarenakan salah satu tantangan blog Pekan Film Nasional yang diadakan oleh KOMiK Kompasiana adalah mengulas film horor dengan latar tempat angker, maka saya mencoba mencari ulasan terakhir saya mengenai film horor yang cukup mencekam dan tayang di bioskop saat itu.

"Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul" rasanya cukup cocok untuk dijadikan artikel dalam tantangan blog kali ini. Film ini memiliki latar tempat yang cukup angker, dan horor yang mencekam dan membuat ngeri.


Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul bercerita tentang Hao (Deva Mahendra), seorang yang memiliki kemapuan retrokognisi (kemampuan melihat masa lalu). Dengan kemampuan yang ia miliki, Hao berusaha untuk membantu Sari, seorang siswi SMK yang hilang diculik oleh sosok pocong berkepala gundul.

Bersama sahabatnya, Rida (Della Dartyan), mereka mulai menjalankan rencana untuk menyelamatkan siswi tersebut. Di saat yang bersamaan, pocong tersebut juga menunjukkan amarahnya dengan meneror dan mengancam keselamatan Hao.

Akhirnya, Hao berusaha untuk mengintip masa lalu dari pocong gundul tersebut. Ternyata pocong tersebut adalah Walisdi, seorang dukun pengguna ilmu hitam yang melancarkan ritual kuno yang membahayakan. Jika dibiarkan, pocong tersebut akan memakan lebih banyak korban jiwa. Akankah Hao berhasil melawannya?

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul merupakan film yang disutradarai oleh Awi Suryadi berdasarkan novel berjudul sama karya Om Hao. Berdurasi 1 jam 47 menit, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?

Yuk simak, ini ulasannya!

Tema Retrokognisi yang Jarang Diangkat

Hao (Deva Mahendra) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures
Hao (Deva Mahendra) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures

Awi Suryadi kembali dengan horor terbarunya berjudul Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Film Pocong Gundul ini berhasil menunjukkan kemajuan Awi pasca KKN di Desa Penari yang mengecewakan. Walau film ini tetap memiliki beberapa kekurangan yang menonjol.

Dari segi cerita, saya akui bahwa Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul mempunyai keunggulan yakni membawakan tema mengenai retrokognisi, yaitu kemampuan melihat masa lalu seseorang dengan memegang benda yang mempunyai keterkaitan dengan orang tersebut. Tema ini jarang sekali diangkat dalam film horor lokal. 

Ide cerita yang fresh ini juga didukung dengan aspek naratif yang cukup solid walau semakin kendor menuju akhir. Ya, klimaksnya masih menimbulkan berbagai pertanyaan yang mengganjal.

Elemen Horor yang Mengerikan

Salah satu adegan yang mengerikan dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures
Salah satu adegan yang mengerikan dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures

Penempatan jumpscare dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul terbilang cukup efektif, walau beberapa masih dapat ditebak. Penampilan sang pocong gundul sebetulnya menjadi ciri khas Awi dalam setiap film horor garapannya, yakni tidak menjadikan setan sebagai suatu entitas yang "seram" melainkan menjadikannya sesuatu yang "mengerikan".

Seram dan mengerikan memiliki dua konteks yang berbeda. Seram cenderung ke arah penilaian pada penampilan dan desain kostum yang membuat takut, sedangkan Awi lebih memilih membuat karakter sang pocong tampil bak monster, tampil "mengerikan" dengan segala teror dan aksi kekuatan yang ia punya. Liurnya mampu melelehkan, kepalanya mampu menggedor pintu rumah, dan berbagai teror lainnya.

Sinematografi yang Apik

Salah satu tempat yang mencekam dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures
Salah satu tempat yang mencekam dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures

Dari sisi sinematografi, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul cukup berhasil menampilkan ritual retrokognisi dengan kualitas yang apik. Transisi antar adegannya berjalan mulus, dan membuatnya terlihat nyata. Hanya saja, dari segi pengambilan gambar secara keseluruhan, film ini hanya berusaha mempercantik sinematografinya tanpa menghadirkan makna yang mendalam. Walau visualnya terbilang indah, namun tak terlalu berperan penting pada cerita.

Set up tempat-tempat angker seperti hutan, kuburan, hingga sekolah yang penuh teror di malam hari berhasil tampil dengan mencekam. Melalui make up karakter setan yang dibuat menyeramkan, penonton akan merasakan nuansa tegang tatkala menonton filmnya.

Akting totalitas Deva Mahendra dan Della Dartyan

Hao (Deva Mahendra) dan Rida (Della Dartyan) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: IMDb
Hao (Deva Mahendra) dan Rida (Della Dartyan) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: IMDb

Deva Mahendra sebagai Hao tampil dengan baik. Ia mampu memerankan karakter om Hao sebagaimana aslinya. Namun perlu diakui, ada kalanya ia terlihat seperti kebingungan dalam berekspresi, hal ini juga bisa saja terjadi dikarenakan kendala naskah dialog yang kurang konsisten.

Della Dartyan sebagai Rida  berhasil tampil menghibur. Sebagai teman Hao, kehadirannya berhasil mencairkan nuansa tegang yang ada dalam filmnya, dan membuat penonton tersenyum dan tertawa mendengar celetukan khas Jawa yang mengundang tawa.

Selain itu, Iwa K berhasil membawakan peran antagonis dengan sangat baik. Setiap tatapan mata yang ia tampilkan mengundang kengerian. 

Hao (Deva Mahendra) dan Rida (Della Dartyan) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures
Hao (Deva Mahendra) dan Rida (Della Dartyan) dalam film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Sumber foto: MD Pictures

Itulah ulasan saya mengenai film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Overall, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul cukup berhasil menghadirkan kisah horor yang fresh, walau masih memiliki lubang dalam segi penceritaan. Aspek horornya tampil cukup mencekam, walau beberapa kejutannya mampu ditebak.

Sayangnya, film ini belum tayang di platform OTT manapun. Ulasan ini telah dibuat sejak filmnya tayang pada September tahun lalu, namun baru diunggah ke dalam tulisan blog pada hari ini. Semoga saja, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul bisa segera tayang di platform online.

Rating pribadi: 6.5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun