Komedi yang dihadirkan Yandy secara efektif memancing tawa lepas dari penonton. Ia kerap menyentil industri perfilman Indonesia dan berbagai dilema yang dihadapinya. Masyarakat yang masih minim pengetahuan tentang larangan film bajakan (jokes lebah ganteng membuat saya tertawa miris), PH yang lebih memilih membuat film horor dan adaptasi sinetron, lip service ketika Gala Premiere, hingga tingkah laku pelaku industri di balik layar.
Chemistry yang Kuat antara Para Pemain
Para pemain dalam film ini benar-benar berpengaruh besar dalam menyampaikan rasa kepada para penonton. Nirina Zubir (berperan sebagai Hana) berhasil memperluas range akting-nya dan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia mampu berbicara lewat tatapan, membuat penonton langsung bersimpati tatkala melihat wajahnya.
Ringgo Agus (berperan sebagai Bagus) mengemban peran tersulit. Karakternya yang kesulitan dalam membedakan egoisme dan cinta perlahan mampu belajar dari proses yang ia alami. Ringgo Agus mampu menampilkan kompleksitas karakternya secara berimbang, membuat penonton dapat memahami dan memaafkan keegoisan karakternya di paruh awal.
Chemistry keduanya berhasil dijalin dengan baik dan menjadi penggerak rasa dalam film ini.
Para pemain pendukung, Sheila Dara (berperan sebagai Cheline) dan Dion Wiyoko (berperan sebagai dirinya sendiri) menjadi sepasang suami istri yang menghibur sepanjang film. Julie Estelle dan Alex Abbad (berperan sebagai Pak Yoram), berhasil menjadi penyegar film ini. Jokes-jokes yang dikeluarkan mampu membuat penonton seisi studio tertawa lepas.
Surat Cinta Untuk Penggemar dan Pelaku Industri Perfilman
"Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" juga tampil sebagai surat cinta untuk para penggemar dan pelaku industri perfilman. Selain menghadirkan jokes yang dekat dengan dunia perfilman, film ini juga membuka mata para penonton mengenai proses panjang dalam membuat sebuah film. Tahapan-tahapan diperlihatkan, mulai dari penulisan naskah, reading, syuting, hingga proses editing.Â
Adegan favorit saya adalah ketika Cheline (Sheila Dara) menjelaskan teknik pengambilan gambar dalam membuat film ketika sedang menemani karakter Bagus dalam suatu perjalanan. Penjelasannya yang dikemas dengan menghibur membuat saya dapat memahami dan tahu mengenai ilmu sinematografi. Melalui karyanya ini, Yandy berhasil membuat saya semakin jatuh cinta dengan sinema.
Overall, "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" merupakan film romansa komedi yang unik dan jarang diangkat dalam industri perfilman kita. Menggunakan format hitam putih dan gaya bercerita penulisan skenario, film ini membicarakan perihal duka, cinta, dan sinema. Mengajak penontonnya untuk kembali merasakan indahnya jatuh cinta, dan membuat para penggemar film semakin mencintai sinema.
Rating pribadi: 9/10