Animasi khas Jepang atau yang kerap kita sebut sebagai anime selalu memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri di tiap serial/film yang dibuat. Hal ini membuat para produser sering melirik anime untuk dibuat adaptasinya ke dalam bentuk live action.
Sayangnya, tak semua film/serial live action dari adaptasi anime berhasil menghibur. Beberapa justru tampil mengecewakan, dan hadir dengan kualitas yang buruk. Beberapa live action anime yang mengecewakan adalah "Dragon Ball: Evolution", "Attack On Titan", "Death Note", dan beberapa anime lainnya.
Dikarenakan hal tersebut, tatkala serial anime populer "One Piece" dikabarkan akan dibuat live action-nya, banyak penggemar yang skeptis dan takut kualitasnya akan berujung buruk seperti sebelum-sebelumnya. Tatkala trailer-nya keluar, banyak yang kecewa dikarenakan beberapa penggambaran karakternya kurang mirip dengan animenya.
Namun ternyata "One Piece" versi live action berhasil menghadirkan cerita yang solid, visualisasi yang apik, dengan akting para pemain yang total.Â
One Piece bercerita tentang Monkey D.Luffy (Inaki Godoy) yang bercita-cita untuk menjadi raja bajak laut. Luffy sedang berada di atas perahu kecil yang nyaris tenggelam. Ia kemudian memasukkan dirinya ke dalam peti dan membiarkannya terombang-ambing di atas lautan.
Tanpa disengaja, Luffy naik ke atas kapal bajak laut jahat milik Alvida, dan ia bertemu dengan Coby (Morgana Davies). Setelah aksi penyelamatan yang dilakukan oleh Luffy, Coby berkata bahwa impiannya adalah menjadi marinir. Akhirnya, demi mendukung impian Coby, Luffy pergi ke markas marinir, sekaligus berusaha mencari peta menuju Grand Line.
Di markas marinir tersebut, ia bertemu dengan Roronoa Zoro (Mackenyu) sang pendekar pedang ternama sekaligus pemburu bajak laut. Luffy juga bertemu dengan Nami (Emily Rudd), sang pencuri lihai juga navigator handal. Pertemuan yang tidak disengaja tersebut membuat mereka mau tidak mau saling bekerja sama dalam mengalahkan Morgan (Langley Kirkwood).
Akankah mereka berhasil menjadi tim yang solid? Akankah Luffy berhasil menjadi raja bajak laut? Siapa musuh yang akan dihadapi nantinya?
Penasaran, apa yang membuat serial Live-Action "One Piece" wajib untuk kamu tonton? Yuk simak, ini ulasannya!
Cerita yang Fokus pada Perkembangan Kelima Karakter
One Piece versi live action menghadirkan cerita yang lebih ringkas, dengan sedikit modifikasi pada beberapa bagian. Namun, serial ini tetap berpegang teguh pada karya aslinya, yakni pada manga dan anime-nya. Apalagi Oda, pencipta karya One Piece juga turut ikut memantau jalannya proses produksi serial ini.
Dalam versi live action, saya melihat bahwa serial ini memiliki daya tarik yang khas, yang dapat membuat penggemar One Piece penasaran dengan beberapa modifikasi yang dihadirkan, juga dapat membuat penonton awam tertarik untuk menonton hingga akhir. Bahkan, usai menonton serial ini, saya yang tadinya hanya mengenal One Piece lewat "One Piece Film Red", menjadi semakin tertarik untuk menonton anime ini dan membaca manga-nya.
Ya, sebagai penulis naskah, Matt Owens mampu merangkum cerita yang ada dalam One Piece dan menjadikan tiap konflik yang ada dalam serialnya sebagai cara untuk memperkenalkan dan memperkuat penokohan tiap karakternya.Â
Tiap karakter dalam tim Luffy, seperti Zoro, Nami, Ussop, Sanji, juga Luffy diberikan porsi screen-time yang seimbang. Latar belakang tiap karakter dibangun dengan kuat, sehingga tatkala tiap karakternya mencapai puncak dari kekuatannya, penonton dapat merasa turut bangga dengan hasil dari perjuangan yang panjang dari tiap karakter.Â
Serial ini mampu memanfaatkan momen-momen penting untuk menghadirkan sedikit 'flashback' sebagai langkah ampuh untuk membangun emosi dan memperkuat karakterisasi.
Saya merasa serial ini memiliki keunggulan dalam segi penceritaan. Tiap karakternya mampu memantik simpati penonton. Isu-isu yang dihadirkan perihal dunia yang tidak sekadar hitam-putih, marinir yang korup, keinginan untuk dianggap hebat, diskriminasi yang menimbulkan dendam pribadi, dan perihal lainnya juga relate dengan kondisi sekarang.
Villain yang Mengintimidasi
Selain penokohan karakter utama yang kuat, villain dalam serial ini juga memiliki performa yang luar biasa. Ya, tiap kali kehadirannya muncul, saya sebagai penonton dibuat gentar dan takut akan tingkah laku dan ekspresinya yang mengintimidasi.
Dalam sebuah serial, biasanya musuh di awal adalah musuh yang mudah untuk dihadapi. Namun di serial ini, dengan memperlihatkan kebengisan dari tiap villain, sejak episode pertama pun membuat saya was-was dan menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh Luffy dan kawan-kawan dalam menghadapi musuh dengan kekuatan yang nyaris sempurna.
Buggy (Jeff Ward) sebagai badut jahat mampu membuat penonton was-was dengan kemampuannya membelah tubuh, Arlong (McKinley Blecher) sebagai manusia ikan yang kejam membuat penonton risau dengan nasib karakter yang melawannya dikarenakan Arlong mempunyai tubuh yang kebal. Begitu pula dengan villain lainnya, mampu membuat serial ini semakin intens, seru, dan menegangkan.
Aksi yang Kurang luwes di Awal namun Hadir Cukup Brutal
One Piece versi live action juga diwarnai oleh berbagai aksi yang variatif. Ada pertarungan menggunakan pedang, ada yang menggunakan tangan kosong, bahkan juga ada yang menggunakan senjata mematikan. Tentu saja, yang paling menarik adalah aksi yang dilakukan oleh Luffy, tatkala melantunkan "Gomu Gomu" dan menyerang musuh dengan tubuh elastis miliknya.
Sayangnya, di beberapa bagian aksinya masih terasa kurang luwes. Ada kalanya koreografinya terlihat kurang realistis, dan seakan sengaja memberi ruang untuk karakternya saling menyerang. Namun tenang saja, di episode pertengahan hingga akhir, intensitas aksinya berhasil dihadirkan dengan koreografi yang epik dan membuat saya sebagai penonton merasa kagum.
Pada pertarungan di episode akhir, tatkala Sanji dan Zoro berkolaborasi dalam melawan pasukan Arlong, saya tak berhenti kagum dengan koreografinya yang realistis dengan gaya yang variatif.Â
Tentu, aksinya juga dibuat dengan lebih realistis, dan gerakannya pun tidak secepat di anime-nya. Hal ini tentu membuat versi live action-nya ini hadir dengan lebih brutal dan berdarah-darah, namun tidak terlalu ditampakkan secara terang-terangan.Â
Visualisasi dunia One Piece yang Apik dan Detail
Hal yang paling dilirik tatkala menilai film/serial live action adaptasi anime/manga adalah penggambaran dunia dari ceritanya itu sendiri. Di One Piece versi live action, penonton akan dimanjakan dengan visualisasi yang detail dan terbilang megah. Kapal-kapal, pulau, serta beberapa tempat dibuat semirip mungkin dengan versi anime-nya.
Dari segi CGI, kualitasnya memang belum sempurna. Namun, bisa dibilang kualitasnya sudah sangat baik untuk serial Netflix. Apalagi penggambaran kekuatan Luffy dengan tubuh elastis ternyata mampu dihadirkan dengan CGI yang cukup mulus.
Selain itu, make-up tiap karakter, khususnya para villain, berhasil menampilkan visual yang semirip anime-nya. Hanya saja ada beberapa yang dibuat berbeda, seperti Ussop yang seharusnya berhidung panjang, dan Arlong yang kurang terlihat seperti ikan. Namun tentu saja hal tersebut disesuaikan dengan cerita yang ada, dan tidak mungkin bisa sama persis dengan animasinya.
Totalitas Chemistry dan Akting Para Pemain
Banyak yang meragukan Inaki Godoy tatkala ia dipilih memerankan karakter Luffy. Tapi nyatanya, Inaki Godoy mampu membuktikan bahwa dirinya layak berperan sebagai Luffy. Ia mampu mengekspresikan dan menampilkan tingkah laku Luffy yang memiliki semangat tinggi, humoris, juga terkadang polos dan petakilan.
Selain itu, ada pula Nami (Emily Rudd) yang tampil lebih 'badass' dibandingkan dengan versi anime-nya. Emily Rudd mampu menghadirkan karakter Nami yang lebih cool, keren, juga piawai dalam mencuri. Tak hanya mencuri barang, nyatanya Nami juga mampu mencuri perhatian para penontonnya berkat keunikan karakternya.
Ada pula Mackenyu yang berperan sebagai Zoro. Ia berhasil menghadirkan karakter Zoro yang misterius dan lihai dalam pertarungan menggunakan pedang. Selain itu, Sanji yang diperankan oleh Taz Skylar juga mengundang perhatian dikarenakan aksi epic-nya yang bertarung dengan tangan kosong.
Mereka berempat mampu menjalin chemistry dengan sangat baik, sehingga penonton dapat ikut merasakan kehangatan dan semangat, juga turut bersimpati takala mereka tengah berinteraksi satu sama lain.
Itulah review saya mengenai serial One Piece versi live action. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?
Secara keseluruhan, One Piece versi live action mampu tampil melebihi ekspektasi. Ceritanya yang lebih padat ditambah beberapa modifikasi yang dihadirkan mampu memancing rasa penasaran penonton. Aksi yang cukup brutal dengan villain yang mengintimidasi menambah keseruan dalam menonton serial ini.
Visualisasi yang apik dan musik skoring yang megah ala One Piece juga membuat serial ini menjadi salah satu serial live action adaptasi anime terbaik di tahun ini!
Rating pribadi : 8/10
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI