One Piece versi live action menghadirkan cerita yang lebih ringkas, dengan sedikit modifikasi pada beberapa bagian. Namun, serial ini tetap berpegang teguh pada karya aslinya, yakni pada manga dan anime-nya. Apalagi Oda, pencipta karya One Piece juga turut ikut memantau jalannya proses produksi serial ini.
Dalam versi live action, saya melihat bahwa serial ini memiliki daya tarik yang khas, yang dapat membuat penggemar One Piece penasaran dengan beberapa modifikasi yang dihadirkan, juga dapat membuat penonton awam tertarik untuk menonton hingga akhir. Bahkan, usai menonton serial ini, saya yang tadinya hanya mengenal One Piece lewat "One Piece Film Red", menjadi semakin tertarik untuk menonton anime ini dan membaca manga-nya.
Ya, sebagai penulis naskah, Matt Owens mampu merangkum cerita yang ada dalam One Piece dan menjadikan tiap konflik yang ada dalam serialnya sebagai cara untuk memperkenalkan dan memperkuat penokohan tiap karakternya.Â
Tiap karakter dalam tim Luffy, seperti Zoro, Nami, Ussop, Sanji, juga Luffy diberikan porsi screen-time yang seimbang. Latar belakang tiap karakter dibangun dengan kuat, sehingga tatkala tiap karakternya mencapai puncak dari kekuatannya, penonton dapat merasa turut bangga dengan hasil dari perjuangan yang panjang dari tiap karakter.Â
Serial ini mampu memanfaatkan momen-momen penting untuk menghadirkan sedikit 'flashback' sebagai langkah ampuh untuk membangun emosi dan memperkuat karakterisasi.
Saya merasa serial ini memiliki keunggulan dalam segi penceritaan. Tiap karakternya mampu memantik simpati penonton. Isu-isu yang dihadirkan perihal dunia yang tidak sekadar hitam-putih, marinir yang korup, keinginan untuk dianggap hebat, diskriminasi yang menimbulkan dendam pribadi, dan perihal lainnya juga relate dengan kondisi sekarang.
Villain yang Mengintimidasi
Selain penokohan karakter utama yang kuat, villain dalam serial ini juga memiliki performa yang luar biasa. Ya, tiap kali kehadirannya muncul, saya sebagai penonton dibuat gentar dan takut akan tingkah laku dan ekspresinya yang mengintimidasi.
Dalam sebuah serial, biasanya musuh di awal adalah musuh yang mudah untuk dihadapi. Namun di serial ini, dengan memperlihatkan kebengisan dari tiap villain, sejak episode pertama pun membuat saya was-was dan menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh Luffy dan kawan-kawan dalam menghadapi musuh dengan kekuatan yang nyaris sempurna.
Buggy (Jeff Ward) sebagai badut jahat mampu membuat penonton was-was dengan kemampuannya membelah tubuh, Arlong (McKinley Blecher) sebagai manusia ikan yang kejam membuat penonton risau dengan nasib karakter yang melawannya dikarenakan Arlong mempunyai tubuh yang kebal. Begitu pula dengan villain lainnya, mampu membuat serial ini semakin intens, seru, dan menegangkan.