Barbie bukanlah film yang cocok untuk ditonton oleh anak-anak, mengingat ia mengangkat isu-isu berat seputar feminisme dan patriarki yang disajikan melalui karakter Barbie dan Ken.
Naskah film ini ditulis oleh duo penulis berbakat, Greta Gerwig dan Noah Baumbach, yang telah meraih banyak penghargaan di berbagai ajang festival film sebelumnya. Dalam Barbie, mereka berhasil menghadirkan naskah yang mendalam dan kompleks, serta menyuguhkan perspektif yang seimbang antara pandangan perempuan dan laki-laki.
Ken, yang merasa terpinggirkan oleh dominasi perempuan di Barbieland, sangat terkejut ketika berada di dunia nyata. Di real world, laki-laki justru mendominasi. Akibatnya, Ken menjadi terobsesi dengan patriarki dan membuatnya percaya bahwa laki-laki harus memegang peranan dominan. Di sisi lain, Barbie merasa asing dengan dunia nyata, di mana perempuan sering kali dianggap sebagai 'objek' tanpa memiliki kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri.
Naskah film ini berhasil menggambarkan kedua karakter dengan ciamik, menghadirkan perspektif menarik mengenai isu kesetaraan gender. Ken hanya menginginkan pengakuan dan perhatian dari wanita yang disukainya, sehingga ia cenderung percaya bahwa patriarki adalah jawabannya. Sementara itu, Barbie hanya ingin menciptakan keseimbangan di mana perempuan juga memiliki peran yang sama pentingnya dan memiliki kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri.
Hasilnya, Barbie berhasil menggambarkan dinamika kedua karakter ini dengan sangat kuat, dan menyuguhkan konklusi yang indah tentang pentingnya kesetaraan gender, tanpa menjadikannya sebagai ajang pembuktian superioritas diantara keduanya, melainkan dengan menunjukkan kesadaran dari hati bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama.
Film ini berhasil menyentuh hati penonton dengan penuh kecerdasan dan kehangatan, mengingatkan kita akan pentingnya membebaskan diri dari kungkungan patriarki dan menghargai peran setiap individu tanpa memandang gender.
Dikemas dengan komedi satir yang menggelitik
Meskipun mengangkat tema yang berat, Barbie berhasil menyajikannya dengan cara yang menyenangkan. Film ini menyampaikan isu-isu sosial dengan sentuhan humor satir yang menggelitik dan menyindir. Naskahnya cerdas, mampu mengimbangi secara seimbang unsur komedi dan drama, dan setiap lelucon yang dihadirkan bukan semata-mata sebagai alat mengundang tawa, melainkan sarat dengan makna yang mendalam.
Berkat pengarahan Greta Gerwig, komedi yang terkesan absurd di awal film mampu mengundang gelak tawa sekaligus mengajak penontonnya untuk merefleksi diri, juga mampu menghadirkan jokes-jokes segar khususnya untuk para penggemar film.
Namun, ada beberapa jokes yang terasa over, seperti penggambaran karyawan dan petinggi Mattel yang begitu absurd, juga scene Ken menyanyi yang terasa terlalu panjang.
Visualisasi yang Memanjakan Mata dan Menghadirkan Nostalgia