Namun tak semua aksinya terasa spesial. Beberapa aksinya mungkin pernah kita temukan dalam film aksi kebanyakan.Â
Namun, jika ditanya tentang aksi yang paling istimewa, maka adegan kejar-kejaran di kota Roma menjadi puncak dari aksi yang mendebarkan. Tata kamera yang brilian berhasil memposisikan penonton seolah berada di tengah-tengah aksi tersebut, diselipi dengan humor segar, serta ketegangannya berhasil dibangun dengan memukau.
Yang membuat aksi ini terasa lebih istimewa adalah keterlibatan langsung Tom Cruise dalam melakukan adegan tersebut tanpa bantuan CGI. Saat menonton, penonton pasti akan kagum melihat aura dan kekuatan aksi Tom Cruise yang terlihat begitu meyakinkan.
Kehadiran aksi spektakuler ini menjadikan Mission: Impossible - Dead Reckoning Part One sebagai sebuah film yang tak bisa dilewatkan, khususnya bagi para penggemar aksi yang menginginkan pengalaman sinematik yang spektakular.
Sajian spionase yang menambah keseruan
Selain adegan aksi yang menjadi keunggulan dari film ini, suguhan spionase-nya juga memancing rasa penasaran penonton. Penonton akan terkesima oleh cara spionase ditampilkan, terutama dalam bagian permainan tipu-menipu melalui penggunaan topeng palsu.
Adegan yang berlangsung di bandara juga memberikan pengalaman spionase yang intens, yang membuat penonton ikut merasakan ketegangan yang dirasakan oleh Ethan Hunt dan rekannya.
Chemistry yang solid walau karakterisasi diabaikan
Kemampuan Tom Cruise dalam membangun chemistry dengan Hayley Atwell sebagai Grace juga memberikan warna yang menarik dalam film ini. Meskipun di awal mungkin penonton merasa kesal dengan karakter Grace yang pandai menipu Ethan, namun seiring berjalannya waktu, berkat kemahiran Ethan yang diperkuat oleh pesona Tom Cruise, Grace akhirnya luluh dan membantu Ethan.
Namun, sayangnya beberapa karakter perempuan yang muncul dalam film ini terkesan hanya sebagai karakter pendukung yang muncul semata-mata untuk membantu Ethan mencapai tujuannya, tanpa memiliki perkembangan karakter yang signifikan. Beberapa karakter perempuan bahkan diabaikan tanpa adanya pendalaman yang berarti.
Villain dalam film ini, Gabriel yang diperankan oleh Esai Morales, muncul dengan kehadiran yang cukup mengintimidasi, namun belum berhasil mencapai tingkat ketegangan yang membuat penonton benar-benar merasa was-was terhadap kehadirannya.Â