Jika kamu masih bingung dengan jenis konten yang ingin kamu coba, tidak ada salahnya untuk mencoba keduanya. Terlebih lagi, dengan kecepatan internet hingga 100 Mbps yang dimiliki IndiHome, kamu tak perlu khawatir lagi terkendala dengan kesulitan jaringan internet dan takut mengalami buffering saat membuat konten.
3. Cari referensi dalam membuat konten review
Banyak orang yang salah kaprah dalam memahami konten review film, dan kerap salah mengartikan review sebagai alur cerita film.Â
Sebenarnya, review film adalah penilaian tentang suatu film dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting seperti naskah, sinematografi, akting, skoring, dan lain sebagainya.
Dalam membuat konten review film, penting untuk mencari referensi dan panutan agar dapat menjadi standar dalam membuat review yang berkualitas.Â
Kamu dapat melihat beberapa channel review film yang terkenal di Youtube seperti Cine Crib, Sumatran Bigfoot, Kawan Review, dan akun review sejenisnya. Untuk tulisan, kamu dapat melihat beberapa website review film yang cukup terkenal seperti Kincir, Cinemags, ataupun Kompasiana (termasuk akun saya, hehe).
Waktu pertama kali saya mencoba menulis review film, saya mempelajari formula penulisan dari beberapa media terkenal seperti Kompas dan media lain. Namun, seiring berjalannnya waktu, dengan banyak membaca review film, saya akhirnya mampu membuat formula penulisan review film yang sesuai dengan gaya saya sendiri.
Meskipun belajar untuk membuat review film memerlukan waktu, namun dengan kehadiran IndiHome sebagai internet provider yang cepat dan terpercaya, kamu dapat belajar dengan nyaman tanpa harus mengalami kendala loading yang lama.Â
4. Mulai menulis dan jangan takut salah
Setelah mengetahui bagaimana gaya kontenmu dalam membuat review film dan memilih film yang akan diulas, mulailah menulis ataupun membuat konten video. Jangan takut gagal dan takut tidak mendapat banyak audiens.Â
Ketika pertama kali saya membuat review film, saya merasa takut bahwa review saya akan dianggap jelek oleh orang-orang, dan hanya akan mendapat sedikit pembaca. Namun siapa sangka, ternyata artikel review pertama saya yang berjudul "Review Rentang Kisah, Lebih Bagus Buku atau Filmnya?" menjadi artikel pertama saya yang mendapat headline di Kompasiana.
Namun, tetap ada beberapa review film hanya mendapat sedikit pembaca. Hal tersebut merupakan hal yang wajar dan mendorong saya untuk terus belajar.Â