Kamu pasti sudah tak asing lagi dengan film horor Indonesia. Ya, horor memang jadi genre andalan perfilman Indonesia. Tapi jangan salah, kini film Indonesia nggak hanya sebatas horor atau romansa saja loh.
Beberapa tahun terakhir, industri perfilman kita semakin berkembang, dan genre-genre baru pun mulai diproduksi. Salah satunya adalah genre superhero yang diawali dengan tayangnya Gundala.
Karena kesuksesannya yang berhasil mendapat lebih dari 1 juta penonton, universe/semesta superhero Jagat Sinema BumiLangit semakin berkembang dan banyak mengeluarkan film-film superhero baru seperti Sri Asih dan Virgo and The Sparklings.
Hal yang lebih menarik lagi, Jagat Sinema BumiLangit berhasil menghadirkan kekayaan budaya lokal dalam film superhero-nya.
Kita bisa melihat Sancaka melawan anak buah Pengkor yang tengah menari diiringi musik Sunda dalam film Gundala. Kemudian di Sri Asih, banyak unsur budaya lokal, khususnya Jawa yang muncul. Dan yang terbaru, Virgo and The Sparklings berhasil mengangkat realita pemuda Indonesia saat ini.
Selain itu, konsep plot time-loop yang jarang digunakan di film Indonesia juga mulai diangkat melalui film Sabar, Ini Ujian (2019) dan Kembang Api (2023) Saya pribadi sangat menyukai Kembang Api yang berhasil menggabungkan konsep time-loop dengan pepatah jawa, "Urip Iku Urup".
Beberapa film terbaru seperti Dua Garis Biru (2019), Like & Share (2023), Autobiography (2022), Before, Now, and Then (2022), dan Dear David (2023) telah berhasil mengangkat isu-isu yang jarang dibicarakan dan terkesan tabu di masyarakat. Mereka berhasil mengemasnya dengan apik dan kompleks sehingga memicu diskusi dan refleksi bagi penonton.
Tak hanya itu, film-film remake juga semakin diminati. Beberapa di antaranya seperti Perfect Strangers, Miracle in Cell No.7, dan My Sassy Girl yang tidak hanya mengikuti cerita aslinya, melainkan juga berhasil menambahkan unsur-unsur lokal sehingga membuatnya terasa lebih dekat dan relatable dengan penonton Indonesia.
Di samping itu, industri perfilman Indonesia juga semakin mengeksplorasi genre lain seperti fantasi horor lokal dalam Jagat Arwah, gaya The Addams Family dalam Losmen Melati, serta thriller dalam film-film seperti Puisi Cinta yang Membunuh dan Berbalas Kejam.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa industri perfilman Indonesia semakin matang dan berkembang. Dengan adanya keragaman genre dan tema cerita, para sineas dapat mengekspresikan diri mereka dengan lebih bebas dan kreatif.