Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Panduan Mempersiapkan Perpisahan", Romantisme Jogja yang Terasa Hampa

27 Februari 2023   22:39 Diperbarui: 2 Maret 2023   00:06 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Instagram @bioskoponlineid

Sayangnya, film ini gagal menghadirkan emosi dan kesan tersebut. Dari awal hingga akhir, yang ada hanyalah perasaan hambar yang saya rasakan. Tak ada perasaan manis nan baper di babak bertemu dan bersama, pun perasaan sesak dan sedih di babak berpisah. Entah mengapa, dari awal hingga akhir film ini terasa begitu suram dan hampa.

Durasi yang terlalu singkat juga membuat film ini terasa terburu-buru, seperti hanya ingin menunjukkan sisi 'patah hati' dari sebuah hubungan. Padahal, jika film ini sedikit saja menambah porsi romantisme dan kemesraan dalam hubungan kedua karakternya, niscaya momen 'berpisah' akan lebih terasa menyesakkan bagi para penontonnya.

Hubungan tanpa kepastian yang seharusnya dapat dieksplor lebih dalam

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Panduan Mempersiapkan Perpisahan membawa premis yang menarik, yakni tentang hubungan tanpa status. Demi yang cenderung impulsif dan bersikap semaunya, dipertemukan dengan Bara yang kaku dan tak berani memulai hubungan, namun Bara mengharapkan kepastian. 

Bara banyak berharap, tapi tak sama sekali berusaha untuk mewujudkannya. Sebagaimana banyak laki-laki yang cenderung ingin menguasai dan memiliki, bukan berusaha sabar dan memahami.

Andai film ini mampu mengeksplorasi permasalahan di atas dengan lebih dalam, saya yakin filmnya tak akan terasa kosong dan hambar. Namun sayangnya, film ini hanya melemparkan permasalahan tersebut ke permukaan, lantas membiarkannya tergeletak tanpa diulik lebih dalam.

Menjadikan Jogja sebagai latar bercerita adalah pilihan yang tepat

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Sebagaimana premis utamanya, sejatinya menjadikan Jogja sebagai latar tempat ceritanya merupakan pilihan yang tepat. Jogja seakan-akan mewakili nasib karakter Bara, yang hanya dijadikan tempat singgah sebentar, bukan menjadi tempat tinggal.

Sebagaimana kita yang ketika berlibur memutuskan untuk pergi ke Jogja, lantas beberapa hari kemudian kita pulang kembali ke ibu kota. Walau sebentar, Jogja tetap memberikan kesan yang spesial bagi para pengunjungnya.

Bukan panduan, ini adalah kisah yang sebaiknya jadi pembelajaran

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Awalnya saya mengira Panduan Mempersiapkan Perpisahan benar-benar menghadirkan panduan secara literal, yakni langkah dan contoh nyata untuk mengantisipasi dan bersiap akan perpisahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun